di pegunungan yg tidak dapat di lalui.
sudah lima hari sejak Veronica kembali ke tempat persembunyian asosiasi penyihir.
saat ini semua penyihir sedang mengelilingi api unggun dan menikmati cup mie ramen instan yg di bagikan oleh Veronica.
"ini benar benar enak, rasa pedasnya benar benar membuatku ketagihan."
"jangan melirik punya ku, jika kurang minta lagi pada nightingale."
"pelit.."
Veronica menatap semua orang yg saling bercanda dengan senyum bahagia sampai seorang wanita berambut hijau duduk di sebelahnya. "semua saudari kita selamat melewati hari kebangkitan berkat informasi mu."
"penyihir itu lah yg memberikan informasi ini, dia mengetahui semua informasi mengenai penyihir."
"lalu apa lagi yg dia katakan."
tapi saat itu Veronica terdiam sesaat sebelum melihat sekeliling untuk memeriksa keadaan cara yg merupakan pemimpin asosiasi penyihir.
"kamu bisa bicara, cara sedang ada ruangannya."
saat itu suasana menjadi sunyi, semua orang mulai memperhatikan percakapan Veronica dan leaf.
"dia berkata sebenarnya penyihir bukan iblis, tapi manusia yg mendapat anugrah dewa untuk mengalahkan iblis."
"...." semua orang menjadi lebih serius.
"selain manusia ada ras lain yg tinggal di benua ini dan salah satunya adalah ras iblis."
"..."
"gunung suci yg dulu di tinggali oleh para penyihir sudah di hancurkan dan di kuasai oleh para iblis dan sisa sisa dari penyihir pergi ke gunung harmes untuk membuat kota suci baru yg sekarang di sebut gereja."
"apa..." seru salah satu penyihir.
"ini lah kebenarannya."
"lalu kenapa mereka memburu para penyihir?" leaf segera mengajukan pertanyaan dan Veronica segera menjawab.
"darah para penyihir merupakan bahan utama untuk membuat prajurit penghukum, karena itulah mereka mulai menyebarkan rumor jahat tentang penyihir."
"kenapa mereka melakukan ini?"
"untuk mengalahkan iblis yg sebenarnya, karena kekuatan penyihir sendiri tidak cukup untuk mengalahkan mereka."
"...." seketika semua orang terdiam.
"jika semua itu benar apa yg harus kita lakukan? bukanlah kita hanya melakukan perjalanan yg sia sia." seru salah satu penyihir.
"apa yg dikatakan penyihir itu belum tentu benar." tambah salah satu penyihir lainnya.
tapi leaf segera bertanya lagi. "apa kamu tidak menceritakan situasi kami kepadanya?"
Veronica mengangguk ringan "sudah."
"lalu apa yg dia katakan."
"dia menyuruhku untuk melindungi kalian sampai ke gunung suci dan melihat sendiri seperti apa iblis itu. melihat adalah percaya, jika kalian sudah melihat semua nya baru saatnya menentukan pilihan kalian. ikut dengan ku ke tempat di mana kalian akan aman dan menikmati makanan yg enak seperti ini atau mati bersama cara di tangan iblis." saat itu Veronica langsung menghilang di hadapan semua orang dan keheningan mulai memenuhi ruangan.
***
di kota perbatasan.
"apa yg kamu lakukan di sini" Roland bersama pengawal setianya tiba tiba menghampiri ku yg sedang mendekati tembok kota bersama Wendi.
"aku mendengar ada suara peringatan binatang iblis, jadi aku ingin melihatnya. apa aku boleh mengikuti mu untuk melihat bagaimana prajurit mu mempertahankan kota."
Roland berpikir sejenak sebelum menganggukkan kepala. "tatap lah di dekat ku"
aku mengangguk, lalu mengikuti Roland sambil memegang tangan Wendi.
"yang mulai siapa ini, tempat ini sangat berbahaya." iron Axe dengan wajah sangar segera menghampiri Roland saat kami sampai di atas tembok benteng.
"tidak apa apa" Roland dengan santai menjawab dan iron Axe memberikan anggukan ringan. "baik yang mulia."
"apa kamu yg membunyikan alarm peringatan, kenapa belum ada binatang iblis."
"sebentar lagi yang mulia."
saat itu singa bersayap perlahan keluar dari hutan yg di tutupi oleh salju di depan tembok kota.
setelah berlari sejenak ke depan tembok, monster singa bersayap itu tiba tiba berhenti.
"cepat tembak." seru Roland dengan wajah penuh kekhawatiran.
semua prajurit langsung menembak monster tersebut, tapi sayangnya monster itu sudah terbang ke atas.
"Wendi..." mendengar seruanku, Wendi segera mengulurkan tangannya dan angin kencang langsung menyapu monster itu yg membuatnya melambat di udara.
lalu aku mengeluarkan cambuk sihir dan melemparkannya ke arah monster singa itu.
cambuk sihir dengan cepat melilit kakinya dan aku langsung menariknya ke bawah yg membuatnya terjatuh di tanah tepat di depan tembok kota.
"sekarang tembak" Roland dengan cepat memberi perintah untuk menembak monster tersebut dan semua prajurit langsung menembak monster itu tanpa ampun.
puluhan peluru langsung menghantam kepala monster itu yg membuatnya meninggal di tempat.
"sepertinya binatang iblis ini bertambah pintar" kata ku pada Roland yg di balas dengan anggukan ringan. "aku juga tidak mengharapkannya, ini benar benar salah perhitungan. jika kamu tidak membantu, pasti akan ada korban jiwa."
aku mengangkat bahuku dan berkata dengan santai. "dimana ada pertempuran pasti akan ada korban, hari ini hanya kebetulan aku sedang bermain di sini dan lain kali belum tentu seperti ini jika kita meremehkan musuh kita."
"kamu benar jika kita menembak lebih cepat dia tidak akan memiliki kesempatan untuk melompat."
"sepertinya tidak ada lagi yg perlu di lihat, kalo begitu aku akan berkeliling lagi."
"bagaimana jika kita ke tempat ku, ada beberapa hal yg ingin ku tanyakan pada mu."
"baiklah."
di bawah tatapan kagum semua prajurit, kami berdua mengikuti Roland ke kastil nya.
di ruang pertemuan kami bertiga sedang duduk bersama.
"apa kamu sudah bertemu nightingale." aku mengangguk ringan. "kemungkinan dia akan membawa semua asosiasi penyihir ke tempatmu, jadi kamu harus memperlakukan mereka dengan baik."
"benarkah.." mata Roland terlihat berseri seri. "tentu saja aku akan memperlakukan mereka dengan baik, kamu tidak perlu khawatir tentang itu."
lalu aku mengeluarkan dua buah ceri yg satu berwarna hijau transparan dan yg satu berwarna hitam putih.
"apa ini?"
"buah sihir yg mampu membuat seseorang menjadi penyihir bahkan jika itu laki laki. yg hijau mampu memberikan kekuatan angin seperti Wendi dan yg hitam putih memberikan kemampuan untuk mendeteksi kebohongan dan melihat sihir di dalam tubuh seseorang. buah ini merupakan versi rendah dari kemampuan nightingale."
"dari mana kamu mendapatkan buah ini, bukan kah ini sangat berharga."
"dari mana asalnya itu adalah rahasia, tapi aku bisa menjamin keaslian kata kata ku dan kamu memerlukan kemampuan ini sebagai pemimpin terutama buah hitam dan putih ini."
"bagaimana cara menggunakannya."
"makan seperti memakan buah, satu orang hanya bisa memakan satu saja. tapi karena buah hitam putih sudah di turunkan maka kamu bisa memakan buah hijau dan hitam putih secara bersamaan atau kamu bisa memberikannya pada orang kepercayaan mu."
"jadi kamu memberikannya pada ku?" aku mengangguk ringan.
"kamu sebaiknya memanfaatkan kerjasama kita untuk mempercepat pengembangan wilayah mu karena setelah kontrak satu tahun kita berakhir aku akan segera pergi dari sini."
"kemana kamu akan pergi?"
aku mengangkat bahu dengan expresi tak berdaya. "masih belum jelas, tapi aku akan meninggalkan sesuatu agar kamu bisa menghubungi ku jika butuh bantuan."
"begitu" Roland mengangguk dalam dalam dan kami mulai membicarakan hal hal tentang sihir sebelum aku dan Wendi pergi dari kastil.