Chereads / sistem the gamer / Chapter 787 - Bab 305 rencana

Chapter 787 - Bab 305 rencana

"dari pada berbohong, dia lebih memilih tidak menjawab." nightingale tiba tiba muncul di sebelah Roland, lalu duduk di sofa yg ada di dekat meja kerja.

"jadi nama mu adalah Veronica." tapi Roland lebih penasaran dengan masa lalu nightingele.

"itu hanya masa lalu."

"lalu kenapa wajah mu begitu serius?"

"mengenai kutukan iblis, jika apa yg dia katakan benar maka Anna akan baik baik saja."

"kita akan lihat nanti, tapi aku selalu merasa aneh karena dia tiba tiba memberi banyak keuntungan. seakan dia sengaja melakukan kerja sama ini untuk mendukung kota perbatasan."

"...." tapi Nightingale tiba tiba kembali termenung yg membuat Roland menjadi penasaran.

"apa kamu memikirkannya, kenapa kamu tidak menemuinya saja. dia pasti akan senang melihat mu"

nightingele mennggangguk ringan. "mungkin aku harus bertanya padanya tentang kebenaran para penyihir dan kebenaran tentang gunung suci yg kami cari."

"sebaiknya begitu, dia tidak ingin memberitahuku mungkin karena aku bukan seorang penyihir. tapi kamu berbeda, selain penyihir kamu juga temannya."

"...." tanpa menjawab apapun nightingele langsung menghilang yg membuat Roland menggelengkan kepala.

lalu Roland mulai melihat buku katalog produk yg ada di meja dan mulai menulis di kertas untuk membuat pesanan.

"aku bisa membeli banyak biji besi lalu menjualnya ke pedagang di kota Willow, lalu menggunakan uang yg di hasilkan untuk membeli kebutuhan untuk musim dingin."

"aku bisa kaya dengan mudah." tapi Roland tiba tiba terdiam sejenak.

"tapi jika aku menjual terlalu banyak, maka harga bijih akan turun secara drastis."

"aku lupa bertanya kenapa dia bisa menjualnya dengan harga yg begitu murah."

tapi Roland hanya bisa mendesah tak berdaya.

"kenapa dia langsung pergi ke lokasi, apa dia sudah membangun rumah di sana sebelum datang kesini."

akhirnya Roland baru sadar dengan kejanggalan yg terjadi, tapi dia segera menggelengkan kepal nya.

"mungkin dia bisa memindahkan rumah yg ada di tempat tersembunyinya ke lokasinya saat ini." dan tebakan Roland sangat tepat, aku memang bisa membuat rumah portabel dari mesin universal dan meletakan nya di area yg aku inginkan.

"aku merasa dia orang yg sama dengan ku"

***

di atas balkon yg menghadap kelaut, aku dan Wendi sedang duduk bersama diantara meja bundar dengan makanan mewah yg ada di atas meja.

"aku merasa kamu sengaja memilih tempat terpencil ini agar kita bisa berduaan saja." melihat senyum Wendi aku segera memalingkan wajah ku dan segara mengalihkan topik pembicaraan. "aku merasa seperti ada yg mengawasi kita, itu pasti Dewi mesum yg iri pada kita."

"sejak kapan kamu merasakan itu" Wendi juga mulai penasaran.

"di dalam kastil Roland, setelah keluar perasaan itu hilang sesaat tapi di tengah perjalanan rasa itu muncul lagi."

"apa menurutmu ada hantu di kastil itu"

aku mengangguk ringan. "mungkin saja, aku yakin itu pasti hantu wanita yg terpikat oleh pesona ku. aku rasa kamu akan segera mendapatkan saudari hantu."

"tidak masalah... tapi kurasa saudari hantu ini sangat pemalu, kenapa dia tidak duduk dan ikut makan bersama."

"ini pertama kalinya seseorang bisa merasakan keberadaan ku" saat itu nightingale tiba tiba muncul dan segera duduk di bangku kosong.

"aku tidak menyangka bisa bertemu dengan nona Veronica, aku jadi malu mengingat kata kata ku di dalam kastil." aku memberi senyum canggung pada Veronica.

"aku rasa kamu berbohong pada ku"

"he he he kamu benar, aku sama sekali tidak malu tapi sebaliknya aku sangat senang kamu mendengar perkataan ku." mata Veronica menunjukan keterkejutan untuk saat sebelum dia bertanya.

"apa kamu sudah tahu bahwa aku juga ada di sana?."

aku mengangguk ringan. "aku memiliki persepsi spiritual yg kuat dan aku bisa mendeteksi jejak yg kamu tinggalkan."

"..."

"setiap orang memiliki jejak spiritual berbeda beda, nafas, aroma tubuh, sentuhan kulit, sisa enegi sihir dan semua ini bisa meninggalkan jejak spiritual."

"..."

"saat aku memindai semua ruangan, aku terkejut melihat jejak spiritual mu ada di mana mana bahkan di tempat tidur Roland."

"jangan salah paham, aku tidak ada hubungan apa apa dengannya." Veronica melambaikan tangannya dengan panik, berusaha untuk menjelaskan pada ku.

aku mengangguk ringan. "aku percaya kamu bukan wanita seperti itu"

"kamu berbohong." Veronica menatap tajam ke arah ku dengan sedikit rasa kesal, tapi aku segera memalingkan wajah ku.

"sihir sialan" aku mengutuk dengan kesal untuk sesaat sebelum kembali tenang.

"ehem.. mari kita ke intinya saja, untuk apa kamu menguntit kami?" dan kembali menatap Veronica dengan wajah yg tenang.

setelah diam sejenak dengan mata yg tertuju pada ku, dia akhirnya bertanya.

"aku ingin tahu tentang penyihir, kenapa kami di sebut utusan iblis oleh semua orang."

"karena semua orang bodoh dan mudah di tipu oleh gereja."

"untuk apa mereka melakukan ini"

"untuk menangkap para penyihir yg merupakan bahan utama untuk membuat tentara penghukum."

"apa...."

aku mengangguk ringan. "karena itulah mereka sering mengadopsi anak anak yatim, tujuannya adalah mendapatkan pasokan penyihir."

"dari mana kamu tahu semua ini"

"aku membacanya, tapi aku tidak akan memberitahu buka apa itu. yg pasti aku bisa menjamin bahwa semua yg aku katakan benar."

"lalu bagaimana dengan gunung suci, apa tempat itu benar benar ada." Veronica menatapku semakin serius, sepertinya rasa urgensi sedang memenuhi hatinya.

"apa menurutmu mereka akan percaya pada kata kata mu, kamu hanya akan membuat diri mu di bunuh oleh pemimpin mu karena berani melanggar otoritasnya."

"setidaknya aku sudah berusaha." Veronika berkata dengan acuh tak acuh dan aku yg melihat expresinya hanya bisa menggelengkan kepala untuk sesaat sebelum menatapnya dalam dalam.

"gunung suci sekarang di kuasai olah ras iblis yg sangat mengerikan, jadi saat sampai di sana kalian akan segera di serang oleh iblis iblis ini"

"jadi apa yg harus aku lakukan?"

"apa kamu mau mendengar rencana ku?"

Veronica segera menganggukkan dengan serius. "katakan saja."

"pertama kamu harus menceritakan secara perlahan pada anggota lain tentang iblis yg ada di gunung suci secara diam diam tanpa sepengetahuan pemimpin mu"

"kedua kamu harus sering memasok mereka dengan makanan yg enak dan aku akan menyediakan semua ini."

"ketiga tetap mengikuti mereka sampai mereka melihat iblis itu sendiri dan saat ini lah kamu segera memaksa mereka untuk mundur sambil melindungi mereka."

"keempat, jika pemimpin mu masih memaksa untuk maju, segera bunuh dia dan bawa yg lain untuk kabur."

"setelah itu bawa mereka ke Roland untuk mendapatkan perlindungan, aku rasa dia butuh banyak penyihir terutama tipe pendukung."

"bagaimana menurut mu, jika kamu setuju aku akan selalu mendukung mu. tapi jika kamu lebih suka bertindak gegabah maka itu hanya membuang buang usaha mu, karena aku merasa pemimpin mu sudah terlalu terobsesi dengan gunung suci."

Veronica terlihat sedikit lebih tenang dan memberi anggukan setuju pada ku.

"makan dulu dan tidurlah bersama Wendi, besok pagi aku akan memberikan sesuatu untuk membantu misi mu"

"apa itu"

"sesuatu yg dari dulu ingin aku berikan pada mu"

"kamu tidak berbohong."

"aku orang yg jujur"

"kamu berbohong"

"sihir mu rusak karena terlalu sering di gunakan." geram ku dengan kesal.

"pffttt" Wendi menutup mulut nya menahan tawa sambil menatap kami berdua. "kalian pasangan yg serasi."

"tidak mungkin aku bersama pria tak tahu malu ini" Veronika dengan cepat memasukan makanan di piringnya sambil melirik ku.

"kamu bohong"

Veronika langsung melebarkan matanya dengan heran. "apa kamu juga bisa mendeteksi kebohongan seseorang."

"aku hanya asal menebak, ternyata tebakan ku tepat."

"..."

"jika seseorang berbohong berarti hal yg dia katakan adalah sebaliknya, misalnya 'mungkin aku bisa bersama pria tak tahu malu ini'."

"katakan sesuka mu" Veronica langsung mengabaikan ku dan mulai menikmati makanannya.

"ini enak"

"coba yg ini" aku mengeluarkan semangkuk es krim yg di campur dengan berbagai rasa.

"apa ini"

"es krim"

"mmmmm" mata Veronica langsung berbinar dan dengan cepat menyendok es krim lagi dan lagi.

"habiskan makanan di piring mu dulu." tapi dia hanya melirik ku sebentar sebelum melanjutkan apa yg dia lakukan.