dari pelabuhan clear water, aku menumpang kapal dengan rute tercepat ke barat melalui sungai red water.
tempat pertama yg aku singgahi adalah fallen dragon ridge.
di sini aku menghabiskan 2 hari untuk mengadopsi semua anak di panti asuhan, tentu saja hanya khusus wanita saja.
tentu saja aku harus mengeluarkan koin emas agar proses lebih mudah, di dunia ini semua koin emas memiliki kekuatan yg cukup besar.
lalu dari fallen dragon ridge, aku membeli kereta kuda untuk membawa anak anak yg aku adopsi menuju kota Willow.
tapi saat akan keluar dari gerbang kota, aku melihat burung putih gendut terlihat sedang mengawasi ku.
tentu saja aku tahu burung ini adalah penyihir loli, karena itu aku bersiap untuk menangkapnya.
melihat burung itu akan berbalik, aku segera mengulurkan tangan ku dan sebuah portal kecil segera muncul tepat di depannya.
tanpa bisa mengelak, burung itu dengan pasrah masuk ke dalam portal menuju dunia mandiri.
salah satu kemampuan dari sistem ini adalah mampu membuka gerbang portal masuk ke dunia mandiri dalam radius 30 meter dari ku.
setelah burung itu masuk, aku membuka portal lagi di dalam kereta kuda.
"masuklah, portal ini akan mengantar kalian tempat yg aman."
"kamu... iblis..." beberapa orang menatapku dengan ketakutan sambil menunjuk ku ke arah ku.
"jangan mau di tipu oleh gereja, banyak anak anak yatim seperti kalian di siksa dan di bunuh oleh mereka."
"..." tapi mereka masih diam dengan expresi ketakutan.
"kalo begitu kalian bisa turun, aku tidak akan memaksa kalian. aku bisa memberi kalian masing masing satu koin emas untuk kalian hidup." lalu aku mengeluarkan beberapa koin emas dan menunjukannya pada mereka.
melihat ini beberapa orang segera mengambilnya dan bergegas ke luar dari kereta yg menyisakan hanya 3 orang saja.
"tuan, aku akan mengikuti mu"
"aku juga"
"aku juga"
"masuk lah kalo begitu."
dan mereka bertiga bergegas masuk ke dalam portal.
setelah semua itu aku memacu kuda ku menuju kota Willow.
di jalan yg sepi, seorang pria sedang mengendarai kereta kuda sambil memeluk bola putih berbulu yg terlihat meronta ronta.
"kamu burung yg sangat imut, aku akan memberi mu nama Chohong" aku perlahan mendekatkan wajah ku untuk mencium burung tersebut.
"jangan... jangan..." dan burung itu akhirnya berubah menjadi gadis loli, tapi aku langsung mencium dahinya yg membuatnya tertegun.
"wow... burung kecil ku berubah menjadi bidadari cantik"
"tidak.. lepaskan aku, kamu penyihir jahat."
Chohong kembali berjuang untuk melepaskan diri dari pelukanku, tapi aku memeluknya semakin erat.
"jangan takut, aku akan merawat mu dengan baik Chohong."
"tidak... nama ku maggy bukan Chohong"
"terserah, aku tetap akan memanggil mu Chohong."
"tidak... whuaaaaaa...." dan akhirnya chohong menangis dengan kencang.
"ok ok, aku akan melepaskan mu, tapi kamu harus berjanji merahasiakan apa yg kamu lihat."
Chohong langsung menghentikan menangis sambil menghapus air matanya. "dimana tempat tadi, itu sangat indah."
"itu rumah ku dan hanya aku yg bisa membuka gerbang untuk masuk kesana"
"Maggi ingin masuk lagi."
"aku akan membiarkanmu bermain selama sehari di sana, tapi kamu harus berjanji untuk merahasiakannya pada siapapun."
"mm" Maggi mengangguk dengan penuh semangat. "Maggi berjanji."
"temui wanita cantik bernama Wendi di sana, dia juga seorang penyihir. kamu bisa meminta bebagai kue enak dari nya."
"benarkah" mata Maggi langsung berbinar dan aku memberinya anggukan ringan sebelum mengirimnya ke dunia mandiri.
***
setelah mengadopsi mengambil beberapa anak kota Willow dan longsoro, aku bergegas ke kota perbatasan untuk mulai menetap dan melakukan rencana selanjutnya.
Maggi juga sesekali menemui ku untuk masuk ke dunia mandiri.
di sana ada total 6 anak perempuan yg merupakan seorang penyihir.
karena kejadian waktu lalu, kali ini aku hanya memilih anak anak yg berpotensi menjadi penyihir.
di dunia mandiri, mereka semua di beri pendidikan dasar oleh Wendi serta berbagai ketrampilan sehari hari seperti memasak hingga sihir perisai dan cambuk untuk pertahanan diri.
Maggi juga tidak lepas dari semua itu setiap dia berkunjung.
tapi Wendi selalu mengajar dengan santai sambil melakukan permainan yg membuat pengajaran menjadi tidak membosankan.
dari enam penyihir ini, aku mendapatkan enam kemampuan baru.
Emma sihir listrik yg bisa mengeluarkan listrik dari tubuh.
Sharon sihir gravitasi yg bisa mengatur gravitasi arena sekitar.
Shasa sihir kayu bisa mengeluarkan kayu dari tubuh.
Emy sihir besi yg bisa mengubah tubuh menjadi sekeras besi.
Hana sihir teleportasi yg bisa berpindah tempat sesuai jarak pandang, semakin jauh dan semakin banyak beban yg dibawa maka konsumsi sihir semakin banyak.
Rosa sihir pemulihan memulihkan sesuatu kekeadaan semula.
ditambah sihir perubahan wujud milik Maggi dan sihir angin milik Wendi, tolak sudah ada 8 kemampuan yg ada di tangan.
***
di kantor urusan pemerintah kota Roland.
"yang mulai Roland, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk kami berdua. perkenalkan nama ku Robert dan ini Wendi, kami berdua adalah bekerja sebagai pemasok barang dan kami berdua juga mempunya identitas lain yaitu seorang penyihir" aku dan Wendi segera memberi hormat pada Roland yg merupakan protagonis dalam dunia ini.
mata Roland tiba tiba berbinar. "aku tidak tahu jika ada seorang penyihir laki laki."
"he he he penyihir bisa di bagi beberapa bagian, untuk penyihir wanita seperti Wendi itu di sebut sorcerer yg lahir dengan kekuatan sihir sedangkan untuk ku di sebut mage yg berlatih untuk mendapatkan kekuatan sihir."
Roland tercengang mendengar perkataan ku sebelum bertanya lagi. "apa aku juga bisa belajar sihir."
aku mengangguk ringan. "tapi aku yakin yang mulai tidak akan memiliki waktu untuk belajar sihir."
Roland mengangguk setuju sambil berkata "panggil saja Roland"
"baiklah"
"jadi kenapa kamu memilih tinggal di tempat ini dan kamu bahkan tidak takut menyembunyikan identitas mu"
"aku tidak takut dengan gereja, tapi maaf aku tidak bisa memberi tahu alasanku untuk saat ini. tapi yg pasti aku tidak akan merugikan kota perbatasan dan bahkan akan membantu jika terjadi masalah."
"apa kamu tahu tentang asosiasi penyihir."
aku sedikit mengangguk. "organisasi konyol yg sedang mencari gunung suci, mereka akan segar mati jika terus mencari tempat ini."
wajah Roland menjadi semakin serius. "apa kamu tahu sesuatu tentang gunung suci."
"gunung suci adalah tempat tinggal para penyihir terdahulu, tapi sekarang menjadi tempat yg sangat berbahaya." aku menggelengkan kepala ku dengan expresi menyesal. "banyak hal sudah terlupakan. misalanya hari kebangkitan yg di katakan orang orang sebagai kutukan iblis sebenarnya adalah kebohongan."
"lalu apa yg sebenarnya terjadi?"
"anggap tubuh sebagai wadah dan sihir sebagai air dan pada saat hari kebangkitan, air ini akan meluap dan jika wadahnya tidak kuat maka mereka akan meledak."
"apa ada solusi untuk ini" Roland terlihat sedikit bersemangat dan aku membalasnya dengan senyum ringan.
"sering seringlah menggunakan sihir, saat tiba waktunya segera habiskan energi sihir dalam tubuh dan tentu saja rajin berolah raga untuk memperkuat wadah sihir mereka."
Roland mengangguk dengan sungguh sungguh. "sebenarnya banyak hal yg ingin kutanyakan, tapi mari kita kembali ke topik awal." setelah diam sesaat Roland kembali bertanya. "area mana yg ingin kamu beli."
"arena pesisir pantai di selatan kota perbatasan, aku hanya butuh 20 meter persegi."
Roland menganggukkan kepalanya. "bagaimana jika kita membahas masalah ini di meja makan, banyak hal yg juga ingin aku tanyakan."
"tidak masalah"