Pemandangan yang terlihat saat aku masuk adalah dunia yang cukup indah untuk membuat seseorang terkejut.
Jalan yang terawat dengan baik, pepohonan cerah dan tanaman yang menerima banyak sinar matahari ditanam dengan rapi di sepanjang sisi jalan, dan kelopak bunga yang terbawa angin, berkilauan dengan cahaya serta aroma lembut memasuki hidungku saat aku menghirup udara.
Sebuah istana emas yang megah berdiri di tengah taman yang mempesona. Dalam lanskap yang tak terlukiskan luar biasa ini, istana yang diselimuti emas secara keseluruhan benar-benar merupakan tontonan yang menakjubkan.
Alih-alih hanya 'megah', itu hampir seperti mimpi.
[Selamat datang di pagoda utama sihir kuno, Pagoda Mimpi.]
Suara mekanis yang membosankan terdengar lagi.
[Tuanku, 'Penyihir Impian', 'Roselle La Grazia' sedang menunggumu.]
[Silahkan lewat sini.]
Jalan utama menuju istana menyala dalam cahaya lembut segera setelah suara itu selesai.
lalu aku mengikuti jalan itu secara perlahan hingga ke depan gerbang yg terbuka secara otomatis.
"Aku menyambutmu."
Suara yang jelas dan cerah, seperti suara batu giok yang berguling-guling di piring perak, memasuki telinganya.
"terima kasih telah memberi ku undangan nona Roselle La Grazia dan terima kasih atas mimpi indah yg kamu berikan. ini kedua kalinya aku menangis, tentu saja yg pertama saat aku baru lahir." aku menunjukan sikap hormatku pada wanita yg duduk di atas tahta di depan ku yg membuatnya tersenyum tipis.
"sangat menarik, bagus jika kamu menyukainya."
Wanita muda itu sedang berjalan menuruni tangga dengan langkah-langkah sederhana, tangannya menggenggam pusarnya.
Ketika dia mendekat, pakaiannya menjadi lebih mudah dilihat. Bagian atas pakaiannya adalah gaun gaya lolita gothic hitam, yang menempel di tubuhnya dan menguraikan lekuk tubuhnya yang memikat, dan bagian bawahnya adalah rok lebar berbentuk lonceng yang mencapai pergelangan kakinya.
"Terima kasih menerima undanganku. "
Setelah mencapai bagian bawah tangga, dia dengan ringan mengangkat ujung roknya ke atas dan membungkuk dengan sopan.
"Selamat datang di Pagoda Mimpi, Ahli Yang Ditunggu"
Dia kembali memberikan senyum yg begitu menawan sehingga membuat ku terpesona.
"sama sama nona Rosella" dengan jentikan jari ku setangkai mawar merah muncul di tangan ku dan aku perlahan menyerahkannya pada Rosella. "maafkan pria yg miskin ini hanya bisa mempersembahkan bunga mawar yg mewakili isi hati ku."
Rosella sedikit menunjukan kejutan dan mulai menatapku dalam dalam sebelum menerima bunga mawar ku. "sangat menarik, kamu melindungi pikiran mu dengan baik. apa kamu tahu jika aku bisa membaca pikiran mu."
aku langsung tersenyum pada Rosella. "orang yg bisa mengendalikan mimpi seseorang tidak mungkin tidak bisa membaca pikiran seseorang."
"ha ha ha benar benar, tapi kamu semakin membuatku penasaran dan ingin membaca pikiran mu."
aku segera menggelengkan kepala ku. "membaca pikiran seperti pedang bermata dua. karena aku sudah tahu, jadi aku bisa memikirkan apa yg ingin aku beri tahu pada mu."
Rosella memberiku anggukan ringan. "jadi kenapa kamu masih melakukannya."
"tujuan ku melindungi pikiran ku adalah karena aku sering secara spontan berpikiran mesum saat melihat wanita cantik seperti mu yg mungkin akan membuatmu tersinggung. tapi jika nona Rosella tidak keberatan, aku akan membuka pelindung pikiran ku."
"ok ok biarkan saja tertutup seperti itu." Rosella segera melambaikan tangannya dengan panik sebelum menepuk tangannya tangan.
Tepuk!
Tutururu ~!
Orang-orang memenuhi istana secara instan. Mereka mengelilingi ku, bernyanyi, memainkan musik, dan melemparkan kelopak bunga ke udara.
"Ini adalah dunia pikiran saya. "
Sebuah suara melamun mengalir keluar berirama.
"Karena ini adalah dunia mimpi, semua yang aku inginkan menjadi kenyataan. "
aku segera menunjukan expresi ngeri. "jadi jika kamu menginginkan tubuh ku..." aku segera menutup selangkangan ku yg membuat bibir Rosella berkedut kesal.
"aku tidak mesum seperti mu"
aku menghela nafas lega mendengar kata kata Rosella.
"oohhh syukurlah, karena aku ingin memberikan kesucian ku pada wanita yg benar benar mencintai ku."
dan bibirnya semakin berkedut kesal mendengar kata kata ku.
"kamu terlalu percaya diri."
"he he he kamu terlalu cantik." tubuh Rosella menegang untuk sesaat sebelum menepuk tangannya lagi.
seketika kami berdua berdiri di taman yg indah.
"apa ini ajakan kencan terselubung." kataku sambil menikmati pemandangan di sekitar lalu menatap ke sebuah meja bundar putih diletakkan di depan ku, dengan cangkir-cangkir teh yang cukup mengepul diletakkan di atasnya.
tapi Rosella segera mengabaikan kata kata ku dan mulai memperkenalkan diri nya.
"Meskipun ini sedikit terlambat, izinkan aku memperkenalkan diri. "
Rosella dengan lembut meletakkan tangannya di dadanya.
"Nama saya Roselle La Grazia. "
"Sang Penyihir Mimpi …"
"Ya, saya pernah dipanggil dengan nama yang tidak penting itu. "
dan aku juga mulai memperkenalkan diri ku pada nya dengan sikap sopan yg sama.
Roselle tersenyum cerah sebelum duduk di kursi dengan elegan. Dia kemudian membuka telapak tangannya dan menunjuk ke kursi lainnya.
"Tolong duduk . "
"terima kasih nona Rosella." lalu kami duduk saling berhadap hadapan.
"jika boleh tahu apa alasan mu untuk mengundang ku nona Rosella, selama aku bisa membantu aku pasti akan membantu mu"
Rosella kembali tersenyum pada ku.
"saya adalah seseorang yang meninggal ratusan tahun yang lalu. Tubuh saya kemungkinan besar berubah menjadi abu dan tersebar, jadi tidak ada satupun yang tersisa di dunia. Orang yang kamu ajak bicara sekarang adalah Eksistensi yang hanya merupakan sisa pikiran."
aku segera menunjukan expresi penuh penyesalan yg membuat Rosella menunjukan expresi yg rumit. "sayang sekali, jika kamu adalah eksistensi jiwa aku pasti akan berusaha untuk menghidupkan mu dan kita bisa menjalin hubungan yg lebih dalam seperti menjadi suami istri."
tapi Rosella segera melanjutkan penjelasannya.
"ehem..Saya akan terbuka dan jujur. Saya mencari seseorang yang dapat memenuhi keinginan yang gagal saya capai dalam hidup saya. "
aku segera menganggukkan kepala ku pada Rosella.
"Aku tahu . Kaisar yang kejam dan para pengikutnya pasti telah mati, dan banyak hal harus berubah dari perjalanan waktu. Tetap saja keinginan saya untuk membalas dendam tidak berubah atau pun berkurang. Kembali ke pendiriannya, Kekaisaran berakar di tanah yang busuk, sehingga harus digulingkan. Bahkan jika ratusan tahun telah berlalu sejak itu. "
aku kembali mengangguk.
"Tentu saja, aku tidak berencana untuk memaksakan tugas ini kepadamu dan aku juga tidak meminta kamu melakukan sesuatu untuk itu. "
tapi di sini aku segera menyela Rosella.
"aku pasti akan memenuhi keinginan mu bahkan jika nyawa ku taruhannya, tapi masalahnya adalah kekaisaran sudah hancur dan aku tidak memiliki kesempatan untuk memenuhi keinginan mu."
Pfft!"
Teh keluar dari bibirnya yang kecil, seperti ceri, berceceran di mana-mana.
Roselle menjadi kaku dan berdiri di tempat memegang cangkir teh seolah-olah waktu telah membeku untuknya. Satu-satunya hal yang menunjukkan dia masih sadar adalah matanya yang sibuk berkedip.
lalu aku menambahkan lagi untuk memperjelas.
"Itu runtuh lebih dari 10 tahun yang lalu. Rakyatnya terbunuh terlepas dari status sosial mereka, dan tidak ada seberkas rumput pun tersisa di wilayah Kekaisaran."
Perlahan Roselle mengangkat kepalanya.
"…. "
Keheningan kembali turun. Jatuhnya Kekaisaran, yang berdiri kokoh di puncak Surga untuk waktu yang lama, pasti sangat mengejutkan karena dia hanya menatap kosong tanpa berpikir untuk meletakkan cangkir tehnya.
"Ah… . " Mulut Roselle yang tertutup rapat sedikit terbuka.