Chereads / sistem the gamer / Chapter 691 - Bab 209 bertemu Jang maldong lagi

Chapter 691 - Bab 209 bertemu Jang maldong lagi

hari hari yg monoton kembali terjadi dan kerangka baja akhirnya terbentuk. jadi sisanya adalah membuat partisi ruangan, instalasi berbagai komponen dan pembuatan lapisan baja luar untuk menutupi kerangka kapal.

pelindung luar akan memiliki tiga lapis yg terdiri dari formula baja yg sama seperti kerangka kapal, lapisan tipis vibranium dan kulit naga asli yg sudah di proses sehingga kapal benar benar terlihat seperti naga.

mulai dari sini, pengerjaan juga menjadi lebih mudah karena shadow army bisa membatu dalam melakukan semuanya dan aku hanya perlu memberikan instruksi yg jelas.

"suami ku, Jang maldong dan yg lainnya ingin bertemu dengan mu" flone tiba tiba muncul di sebelah untuk memberitahu kunjungan Jang maldong. "baiklah aku akan segera kesana."

***

30 menit yg lalu, Jang maldong, Seol, phi sora, seo yuhui dan dua bersaudara yg baru di rekrut oleh Seol sedang duduk di kereta sambil menatap ke arah pegunungan batu yg mulai terlihat sedikit demi sedikit.

tapi Jang maldong tertegun sejenak melihat tiang kapal naga mulai terlihat dari kejauhan. "cih, selama ini dia bersembunyi di sini." kutuk Jang maldong dengan kesal yg membuat semua orang mulai melihat ke arah kapal naga yg terparkir di atas tanah. "putri teresa mengatakan bahwa kapal nya saat ini tidak bisa bergerak." kata Seol yg berusaha menjelaskan keadaan kapal ku.

"aku rasa itu tidak benar, karena beberapa hari yg lalu aku sempat menaiki kapal mereka." seketika semua orang menatap phi sora dengan expresi penasaran.

"maksudmu.." phi sora mengangguk sebelum Jang maldong selesai berbicara. "jika dia tidak datang tepat waktu, aku pasti sudah mati di villa itu dan dua anak ini aku berikan kepada Seol dengan cuma cuma juga atas permintaannya."

"kenapa dia melakukan itu" tanya jang maldong dengan bingung dan phi sora merentang kan kedua tangannya sambil berkata dengan acuh tak acuh. "dia bilang itu semua membalas jasa mu karena dulu sudah memberinya tempat tinggal, tapi aku rasa bukan itu alasan sebenarnya."

"sepertinya kalian sangat mengenal organisasi misterius ini, apa kalian bisa mengenalkan ku pada pemimpin mereka" sela seo yuhui yg tiba tiba membuat phi sora tersenyum canggung.

"lebih baik jangan mendekati mereka, kelompok ini terlihat sangat aneh dan mesum."

"pufff" Seol langsung menahan tawanya mendengar pernyataan phi sora yg mengalihkan perhatian semua orang padanya.

"kenapa kamu tertawa" tanya seo yuhui dengan rasa penasaran yg membuat Seol dengan cepat menjawab. "jika Chohong dan agnes tahu bahwa mereka ada disini, aku yakin mereka akan segera datang kemari."

"jangan bilang mereka berdua juga sudah menjadi korban pria itu" tapi Seol segera melambaikan tangannya. "bukan seperti itu, aku rasa kamu salah paham dengannya."

"bah, pria selalu membela pria lainnya" bantah phi sora dengan kesal, tapi Jang maldong segera menengahi. "bahkan aku yg sudah lama mengenalnya masih tidak tahu sifat aslinya, apa lagi kalian. jadi tidak perlu memperdebatkannya, mari kita kunjungi saja dia saat kita sampai."

***

"apa yg dilakukan kakek tua bau tanah seperti mu di tempat seperti ini bersama 3 wanita cantik, apa kamu ingin menyerahkannya pada ku untuk di jadikan Harem ku. kalo begitu aku dengan berat hati menolaknya, karena tidak sembarang wanita bisa menjadi istriku." kata ku dengan nada sombong sambil perlahan membuka kaca las yg menutupi wajahku.

"apa menurut mu aku wanita sembarangan." teriak phi sora dengan kesal dan aku perlahan meliriknya dari atas kebawah, lalu menatap flone yg ada di sebelahku untuk menanyakan pendapatnya. "bagaimana menurut mu"

"dia pasti akan membuat kekacauan jika di masukan ke kapal, kematian anggota timnya membuktikan keserakahan yg dia miliki, sikap keras kepalnya akan membuatnya tidak dapat menerima hal hal baru dan bahkan kemungkinan besar bisa mengkhianati mu" mendengar evaluasi flone, aku juga mengangguk setuju. "memang agak pedas, tapi itulah kenyataannya. aku harap nona Sora tidak tersinggung."

"berani beraninya wanita pelacur seperti mu..."

"boom.." kepalan tangan biru transparan dengan ukuran setengah dari tubuh ku langsung menghantam phi sora yg membuatnya terpental puluhan meter jauhnya.

aku menghilang menjadi kabut hitam dan muncul kembali di sebelah phi sora yg berusaha untuk bangkit dari tanah. lalu aku mencekik pipi nya dengan tangan kanan ku dan mengangkatnya ke atas sambil menatapnya dengan niat membunuh "kamu masih hidup setelah menghina istriku hanya karena kamu adalah murid kakek tua itu. jadi lain kali perhatikan mulut mu, aku tidak segan segan merobeknya jika itu terjadi lagi." setelah itu aku melepaskan tangan ku, menyembuhkan nya dengan skill healing dan muncul kembali di sebelah flone.

"maaf kakek tua, aku agak emosional jika berkaitan dengan kata pelacur karena aku beberapa kali ditinggal oleh wanita yg aku cintai demi pria lain yg membuatku memandang mereka seperti pelacur."

"aku tidak tahu harus berkata apa pada mu, bagaimana jika semua orang mengatakan itu pada istrimu." tanya jang maldong dengan expresi tak berdaya dan aku menjawabnya sambil tersenyum. "siapa yg peduli, selama dia tidak mengatakannya di depan ku. tidak mungkin aku mengabaikan orang yg menghina istriku di depan ku, bahkan jika dia dewa aku akan bertarung sampai salah satu dari kami mati demi menjaga harga diri istriku."

"lakukan sesuka mu" saat itu Jang maldong menatap hanggar yg ada di belakang ku dengan expresi penasaran. "apa kamu membangun rumah di sini." aku menggelengkan kepalaku mendengar pertanyaan jang maldong. "tidak sopan rasanya mengobrol sambil berdiri seperti ini, bagaimana jika kita ke ruang tamu agar pembicaraan kita lebih santai." aku melambaikan tangan ku dan gerbang torii langsung terbuka di sebelahku yg membuat mereka terkejut.

"apa ini seperti yg aku pikirkan" tanya jang maldong dengan expresi keheranan dan aku memberinya anggukan ringan sebagai jawaban. "pintu kemana saja versi paradise, jadi silahkan masuk" aku dengan sopan mengundang mereka masuk ke dalam gerbang. tapi melihat Sora yg masih berdiri diam, aku segera mendekatinya dan memeluk pinggangnya. "jangan melamun sayang, apa kamu masih marah karena aku telah memukul mu" tubuh Sora sedikit menegang dan kebingungan mulai muncul di wajahnya. "tidak, aku tahu aku salah karena berkata kasar pada istrimu."

"selama kamu tahu, jadi mari kita lupakan saja kejadian tadi"

"baiklah" melihat Sora mengangguk, perlahan aku membimbingnya ke gerbang torii.