"Harry, terima kasih telah menerima ku" dengan lembut aku menghapus air mata bahagia Yoon in yg berbaring di lengan kiri ku. "aku yg harus berterima kasih karena telah mencintai ku. aku sangat terkejut mendengar bahwa kamu mencintai ku dari dulu."
"maaf Harry, aku hanya tidak bisa menyampaikan perasaan ku saat itu."
"baiklah semua sudah berlalu maka biarkan berlalu."
"mmm" Yoon in mengangguk lembut dan mulai memeluk ku lebih erat.
"ngomong ngomong di mana yg lain?"
"kakak flone dan yg lainnya ada di rumah yg mereka beli tidak jauh dari sini dan dal dal serta moon young ada di rumah mereka."
"lalu di mana kita sekarang"
"kita ada di lantai teratas hotel kup, karena tadi sore ada rapat perusahaan di sini. di hari biasa, aku tinggal bersama kakak flone dan yg lainnya di rumah mereka." aku memberi anggukan ringan mendengar jawaban Yoon in. "tidurlah, aku ingin sedikit menikmati angin malam di Korea." tapi saat itu Yoon in bertanya dengan ragu ragu. "boleh aku memanggil mu sayang" mendengar itu, aku dengan lembut mencium kening Yoon in. "tentu saja" Yoon in langsung membalas ciuman ku dengan mencium bibir ku. "sayang, jangan sampai masuk angin. segera kembali jika sudah bosan."
"tenanglah, aku merasakan gelombang energi aneh di dekat sini. jadi hanya melihat lihat saja dari balkon."
"hati hati sayang ku"
"jangan khawatir kamu istirahat saja, apa pun yg terjadi jangan pedulikan."
"aku percaya pada mu sayang." aku segera mencium bibirnya untuk beberapa menit sebelum mengenakan pakaian ku dan berjalan ke balkon yg ada di sebelah tempat tidur.
***
dari kejauhan aku dapat melihat seorang pria menggunakan bilah pisau yg besar dengan rantai yg mengikatnya untuk menyerang seorang wanita berpakaian hitam dengan sabit di tangannya dan dua orang lainnya menyaksikan pertarungan mereka dari dekat. 'apa lagi ini' keluhku dalam hati sambil memperhatikan dengan seksama pertarungan mereka.
dua orang yg menonton itu juga terlihat berada di pihak pria yg menyerang wanita dengan sabit itu. melihat wanita itu mulai terpojok, aku hanya bisa menonton dengan tenang karena aku tidak tahu apa apa tentang situasi saat ini.
tapi segera aku dikejutkan oleh wanita berpakaian hitam yg meluncur ke arahku seperti peluru meriam karena menangkis serangan bilah pisau yg dari pria tersebut. 'selalu saja seperti ini' tapi aku dengan cepat melompat ke udara dan menangkap wanita itu dengan kedua tangan ku.
karena daya dorong yg kuat, aku harus memutar mutar tubuhku seperti gasing di udara untuk menghilangkan gaya dorong yg di terima.
saat itu mata kami berdua saling menatap seperti adegan dalam film film romantis lainnya. "maaf" kataku dengan pelan sebelum aku mencium bibirnya yg membuat matanya langsung melebar karena terkejut.
setelah efek daya dorong yg kuat mulai menghilang, aku perlahan melepaskan bibirku dari wanita itu yg masih menatap ku dengan bingung. "aku akan membalas ciuman mu nona sabit maut." aku dengan cepat meluncur ke atas bangunan di mana mereka bertarung bersama wanita sabit yg ada di tangan ku.
tapi saat sampai di sana, salah satu pria yg menonton tadi langsung menembakan sinar energi seperti serangan kame kame ha milik son Goku.
melihat ini aku segera menurunkan wanita itu dari pelukan ku dan mengambil sabit yg ada di tangannya dengan tangan kanan ku. "pinjam sebentar." merasakan energi yg mengalir dari senjata itu, aku langsung tersenyum karena senjata ini mirip dengan jiwa beladiri di dunia soul land yg mengandung beberapa hukum kematian dan kegelapan.
melihat ini aku segera mengalirkan energi mana dan spiritual ku untuk memberi kekuatan pada sabit di tangan ku dan langsung menebas ke arah sinar energi yg menyerang ku.
seketika energi hitam berbentuk bulan sabit dengan cepat membelah sinar enegi yg menyerang ku secara vertikal dan langsung membelah pria yg menembakan energi tersebut menjadi dua tanpa memberinya kesempatan untuk menghindar. "nona senjata mu sangat kuat." kata ku pada wanita sabit di pelukan ku, tapi dia hanya terdiam dan terus menatap ku yg membuat situasi menjadi agak canggung.
saat itu seorang pria tampan tiba tiba muncul di sebelah ku. "seira apa kamu baik baik saja." melihat pria itu, aku segera melepaskan pelukan ku pada wanita sabit itu. "maaf, apa dia pacar mu. aku tidak sengaja menciumnya karena dia terlihat sangat cantik." lalu aku sedikit melihat rok yg compang camping sambil berkata dengan canggung. "dan juga seksi. he he he aku harap kamu tidak marah."
aku melihat bibir pria itu berkedut kesal dan memaksakan senyum nya pada ku. "terima kasih sudah menyelamatkan seira dan dia bukan pacar ku"
"apa dia istrimu." kataku dengan nada terkejut.
"aku belum menikah." tiba tiba wanita sabit yg ternyata bernama seira langsung menyela percakapan kami.
"suara mu sangat lembut, wajah mu sangat cantik dan tubuh mu sangat seksi. aku yakin wanita seperti mu pasti memiliki tunangan." mendengar perkataan ku seira sedikit tersentak dan perlahan menganggukkan kepalanya dengan sedikit expresi sedih. "sayang sekali, terlalu merepotkan bagi ku jika harus membunuh tunangan mu hanya untuk mendapatkan mu. jadi aku akan membalas ciuman mu dengan membunuh pria yg melukai mu." saat itu aku kembali menatap pria yg menjadi lawan seira dengan mata membunuh.
"siapa kamu, kenapa kamu bisa menggunakan senjata jiwa milik kepala keluarga." aku menatap sabit hitam yg ada di tangan ku dengan expresi penasaran setelah mendengar perkataan pria itu. lalu mulai memainkannya dengan anggun di depan semua orang. "ini sangat mudah, tidak ada yg sulit."
"mungkin mereka saja yg terlalu bodoh karena tidak bisa menggunakannya dan menyalahkan orang lain karena kebodohan mereka sendiri."
"jadi apa ada kata kata terakhir dari mu, karena nasib mu akan berakhir seperti teman bodoh mu itu." lalu aku mengarahkan sabit di tangan ku ke tubuh temannya yg sudah terbelah menjadi dua.
melihat tingkah sombong ku, pria itu mulai menunjukan expresi kesal nya pada ku. "apa hubungan mu dengan mereka"
"tidak ada, ini pertama kalinya aku melihat mereka. apa ada yg salah dengan itu."
"lalu kenapa kamu membantu mereka dan ingin membunuh ku" mendengar pertanyaan nya, aku dengan santai menggunakan sabit hitam sebagai sandaran dan mulai menjelaskan kenapa aku membantu seira. "pertama, aku tinggal di kamar hotel yg akan menjadi tempat seira terjatuh."
"jika aku tidak menangkap seira, dia mungkin akan menghancurkan kamar ku dan aku akan tidur di jalanan."
"yg kedua, aku tidak bisa menahan diri ku untuk tidak mencium seira karena kecantikannya, jadi aku harus membayarnya.
"ciuman wanita cantik seperti seira pasti memiliki harga yg sangat mahal, jadi nyawa mu seperti cocok dengan harga ini"
"jadi sebaiknya kamu menggunakan kekuatan penuh mu untuk melawan ku, jangan sampai kamu menyesal di saat kematian mu tiba."