"Harry hentikan" teriak kusumi agar aku segera berhenti dan semua agen dengan pakaian taktis langsung mengarahkan senjatanya pada ku. "sekarang kalian mengancam ingin membunuh ku, sangat menarik." aku menjentikkan jari ku dan ribuan senjata tajam mulai terbentuk di atas langit yg mengarah ke semua agen yg menodongkan senjatanya pada ku.
"ok ok semuanya turunkan senjata kalian" Shiba yg baru saja menyalakan rokok nya, tiba tiba menyela dan semua agen juga perlahan menurunkan senjata mereka. "aku akan menjamin apa yg kamu inginkan tadi terpenuhi, mari kita hentikan lelucon ini." kata Shiba sambil mendekat ke arah ku.
"bah, bukankah kamu juga sangat senang menonton lelucon yg aku buat." lalu aku melambaikan tangan ku dan semua senjata tajam yg ada di atas langit langsung menghilang.
"ha ha ha aku tahu kamu akan melakukan hal hal aneh, lihat orang tua azuma itu juga menikmatinya." Shiba dengan santai menunjuk kakek azuma yg sudah memalingkan wajah nya. "aku juga sedikit terkejut orang tua itu masih hidup, pada hal aku sudah berencana berkunjung ke kuburannya setelah pulang dari sini."
"kata kata mu masih saja pedas seperti dulu, apa orang tua mu tidak mengajari sopan santun oleh orang tua mu." azuma dengan nada kesal mulai mencaci maki. "aku hanya anak yg di adopsi oleh keluarga yg sibuk dan ayah biologis ku ternyata dia adalah raja iblis."
"dia bahkan menusuk ku dengan pedangnya tanpa ragu ragu, tapi setidaknya aku berhasil menendang pantatnya waktu itu. ha ha ha ha." seketika suasana yg awalnya tegang menjadi sedikit santai. "mari kita lupakan masalah sopan santun dan fokus pada pekerjaan. jadi apa kamu mau membantu."
"bukan kah kamu sudah menjamin bayaran ku, jadi ini di sebut transaksi bukan membantu. kata seperti itu tidak ada dalam kamus ku" tapi semua orang langsung mengalihkan perhatiannya pada pintu aneh yg tiba tiba muncul di dekat kami dan segera manusia bertanduk berjalan keluar secara perlahan.
"berhenti bergerak." kata para agen yg menodongkan senjata nya pada pria itu, tapi dia mengabaikan semuanya dan dengan santai berjalan mendekati jiro. "apa yg kamu lakukan disini." tapi pria monosuke yg bernama kouga itu hanya membenturkan dahinya ke dahi jiro.
"dia sepertinya ingin membicarakan sesuatu dengan kalian, aku tidak akan ikut campur dalam percakapan kalian." aku menepuk bahu Shiba, lalu mendekati shoko.
"kapten mmmm" aku langsung mencium bibir shoko yg membuatnya terkejut sedikit terkejut, lalu perlahan mulai menutup matanya dan merangkul leherku. "tunggu di sini sebentar dan jaga Rumi dan Hinata, aku akan segera kembali."
"ya kapten" jawab shoko dengan nada lembut, lalu aku tiba tiba menghilang dan bergegas masuk ke dalam gerbang yg ada di tengah lapangan tanpa sepengetahuan orang lain.
rencana ku adalah menggunakan artefak penyerap kekuatan untuk merebut kekuatan amagi yg merupakan bos utama dalam kasus ini.
untungnya skill menghilang menghilang milik yor benar benar sangat op dan bisa menutup semua hawa keberadaan, bahkan langkah kaki tidak terdengar sama sekali.
melihat amagi yg masih dengan santai berbicara dengan rago, aku segera mengeluarkan belati penyerap kekuatan dari inventori dan langsung menusuk nya dari belakang yg langsung menembus dadanya. "aarrgggg" energi gelap yg sangat kuat dan kental langsung di tarik keluar dari tubuh amagi lalu masuk ke dalam belati yg kemudian dialirkan menjadi energi biru tua yg sangat kental seperti air laut.
"shadow Binding" energi berwarna gelap langsung muncul dari bayangan amagi dan langsung mengikat tubuhnya dengan kuat yg membuatnya susah bergerak. "siapa kamu, apa yg kamu lakukan?. kenapa kekuatan ku perlahan menghilang?."
"terlalu banyak omong kosong, ini semua karena kamu sudah mengganggu perkemahan ku yg damai." aku mengendalikan kekuatan yg masuk ke dalam tubuhku menuju dantian ku dan mulai memurnikannya.
[bakat alami telah di buka, silahkan periksa jendela status] melihat pop up sistem aku segera mengabaikannya dan fokus pada pemurnian energi di dantian ku.
[skill hard energi manipulasi telah di dapat]
[skill hand of devil berevolusi menjadi devil Avatar]
[skill Create dimensions telah di dapatkan]
[skill torii gate telah di dapatkan] berbagai pop up tiba tiba muncul di depan mataku yg membuatku sangat terkejut dengan berbagai skill yg di dapat serta pengetahuan tentang penggunaan skill yg tiba tiba muncul di kepalaku.
tubuh ku juga perlahan mulai menjadi lebih kuat karena di tempa oleh proses pemurnian dan energi yg bersirkulasi ke seluruh Meridian tubuh ku.
[skill life spam Eater telah didapatkan] dan sekali lagi skill aneh lainnya tiba tiba muncul, tapi aku tetap mengabaikannya.
saat itu tubuh amagi mengering dengan cepat dan berubah menjadi kakek tua yg hanya memiliki tulang dan kulit. lalu aku mencabut belati yg tertancap di dadanya karena semua kekuatan yg dia miliki sudah habis sepenuh nya.
dengan lemah, amagi membalikan badannya untuk melihat siapa sebenarnya orang yg merebut kekuatannya. "kamu bukan monosuke tapi manusia. bagaimana kamu bisa menerima kekayaan monosuke tanpa kehilangan kemanusiaan mu."
"ohh itu karena artefak ini memurnikan kekuatan mu agar bisa aku serap" aku dengan santai menunjukan belati indah yg ada ditangan ku dan perlahan belati itu berubah menjadi abu di bawah tatapan heran amagi. "sayangnya ini hanya sekali pakai." dengan lambaian tangan ku, energi biru berbetuk bulan sabit langsung menghancurkan penghalang rago dan aku dengan cepat mencubit kulit leher bagian belakangnya untuk membawa rago. "apa yg akan kamu lakukan pada ku."
melihat lokasi kami mulai terguncang, aku segera membuka torii gate. "kita harus pergi dari sini, karena tempat ini akan segera hancur."
"ha ha ha ha aku tidak menyangka rencana ku bisa gagal." kata amagi yg sudah berbaring di tanah. "ini semua salah perhitungan yg aku lakukan dan kamu sangat licik."
"kenapa repot repot bertarung jika kamu bisa membunuhnya dengan mudah, kamu pikir aku manusia naif seperti jiro."
"ya ya kamu benar, ini kelalaian ku. jadi pergilah, tempat ini memang akan hancur seiring nafas ku yg perlahan menghilang." perlahan tubuh amagi mulai menghilang sedikit demi sedikit dan aku juga segera masuk ke dalam torii gate bersama rago.