aku berjalan dengan santai di dekat sungai jernih sambil mengamati ikan ikan yg ada di dalam sungai itu dengan seksama. setelah memastikan ada banyak ikan dan udang air tawar yg layak di makan, aku perlahan mencari shoko.
beberapa saat kemudian aku menemukan shoko yg ada di dapur umum yg luas bersama seorang gadis kecil. melihat expresi gadis kecil ini, aku yakin namanya adalah Rumi. gadis cantik yg dikucilkan oleh teman temannya.
sesuai dengan cerita aslinya, hachiman yg merupakan protagonis dalam seri ini juga sedang mengamati gadis itu bersama yukino dari sisi lain.
aku mengabaikan semua itu dan bejalan mendekati shoko. "ada apa" melihat expresi cemas dan prihatin shoko, tentu saja aku harus tahu alasannya.
"kapten, Rumi dikucilkan oleh teman temanya dan tidak bisa berbaur dengan yang lain." mendengar ini aku langsung mengamati Rumi yg terlihat cantik dan imut dengan expresi suram. "gadis yg cantik dan imut, kenapa harus berbaur dengan orang orang jelek seperti mereka." kata ku dengan nada tinggi yg membuat suasana tiba tiba menjadi hening dan Rumi pun menatapku dengan mata melebar yg penuh kejutan.
aku perlahan mendekatkan wajahku dan mengangkat dagunya untuk mengamati dengan jelas. "kamu memiliki takdir menjadi orang hebat di masa depan, jadi kenapa harus bergaul dengan rakyat jelata seperti mereka."
"lihat mereka berkumpul dan bergosip satu sama lain seperti semut yg hanya bisa melakukan hal hal bersama sama." kataku sambil menatap para murid SMP itu dengan tatapan jijik untuk sesaat sebelum menatap Rumi dengan senyum lembut. "lalu lihat dirimu yg cantik, elegan, imut dan bisa melakukan hal hal sendirian. kamu seperti anak naga yg baru lahir."
"jadi kenapa anak naga bergaul dengan semut rendahan yg menjijikkan ini, yg hanya bisa berkumpul bersama dan bergosip serta membully yg lain." lalu aku mengusap kepala Rumi dengan lembut. "semut selalu iri pada naga yg bisa terbang dengan gagah di atas langit saat dewasa, karena itu mereka selalu mengucilkan anak naga yg belum bisa terbang." lalu aku merendahkan tubuhku agar bisa sejajar dengannya, lalu memegang tangan kecilnya yg membuat pipi Rumi memerah.
"aku bertanya pada mu, apa kamu merasa diri mu berbeda dari yg lain."
"ya" Rumi mengangguk ringan.
"aku dulu sama sepeti mu, tidak ada yg mau berteman dengan ku. di mata mereka aku seperti orang aneh, tapi aku tidak peduli dan fokus untuk mengejar pengetahuan serta berbagai keahlian sebanyak mungkin. kamu tahu kenapa"
"tidak" Rumi menggelengkan kepalanya.
"membangun hubungan sosial itu seperti membangun istana pasir, hanya dengan satu sapuan ombak semua yg kamu bangun dengan susah payah akan berkahir, tapi tidak dengan ilmu pengetahuan dan keahlian. hal ini akan membantu mu mendaki dunia, mencapai kesuksesan, mewujudkan semua impianmu dan memberimu kebahagian yg sebenarnya."
"apa kamu ingin tahu apa yg terjadi pada ku setelah lulus sekolah dan apa yg terjadi pada orang orang yg mengucilkan ku dan tidak ingin berteman dengan ku."
"mau" Rumi segera mengangguk dengan penuh semangat.
"aku membuat inovasi teknologi baru yg membantu perkembangan dunia dan memimpin sebuah perusahaan besar. tapi mereka masih menangis darah mencari pekerjaan, ada yg menjadi preman, ada yg menjadi pengedar obat obatan terlarang, ada yg menjadi kuli bangunan, ada yg memohon untuk bisa masuk ke perusahaan ku, bahkan wanita tercantik di sekolahku yg dulu memandang ku jijik tiba tiba datang ke rumahku dan bersedia menjadi pelacur ku agar bisa bekerja di perusahaan ku."
"tapi tapi ibuku ingin aku memiliki hubungan yg baik dengan teman teman ku" kata Rumi dengan ragu ragu bercampur kesedihan. tapi aku kembali tersenyum pada nya. "ibumu hanya berharap kamu bisa bahagia dengan teman teman mu, tapi ibu mu tidak tahu bahwa dia melahirkan anak naga"
"apa ibu mu adalah seorang pekerja keras dan tidak pernah mengeluh bahkan jika dia sendirian." Rumi segera melebarkan matanya dan mengangguk dengan penuh semangat. "bagaimana kakak tahu."
"naga selalu melahirkan anak naga dan semut melahirkan anak semut. tidak perlu kemampuan khusus untuk mengetahui hal itu."
"tapi ibuku..." aku segera menutup bibi Rumi dengan jari ku sambil menggelengkan kepala. "itulah yg akan terjadi jika naga bergaul dengan semut. bisa di bilang ibu mu adalah naga yg jatuh karena tidak menyadari siapa dia sebenarnya."
"apa kamu ingin menjadi naga yg jatuh seperti ibu mu atau menjadi ratu naga yg akan mengguncang dunia. semua terserah pada mu."
"jika kamu ingin menjadi naga jatuh, silahkan terus menikmati kesedihan mu di sini karena dikucilkan oleh semut semut ini."
"tapi jika kamu ingin menjadi ratu naga, kuatkan hati mu dan beranikan diri mu lalu cium bibir ku di depan semua orang. tujukan pada mereka apa yg disebut kesombongan sang naga." wajah Rumi langsung memerah dan dengan malu malu dia mulai melihat semua teman teman nya yg sedang menatap Rumi.
perlahan Rumi menguatkan tekatnya sambil mengepal kedua tangannya erat erat dan bergegas mencium bibiku. "plak plak plak" shoko langsung bertepuk tangan dengan penuh semangat dan aku segera memasukannya menjadi anggota kru sambil mengeluarkan cincin yg merupakan lambang anggota kru, lalu memasangkannya ke jari manis Rumi yg seketika bercahaya dan menyesuaikan ukurannya dengan jari Rumi.
"selamat kadet Rumi. kamu sudah menjadi anggota dragon force, mulai sekarang kamu harus memanggil ku kapten. apa kamu mengerti."
"mengerti" jawab Rumi dengan ragu ragu dan aku segera membantahnya dengan nada tinggi. "salah, katakan ya kapten."
"ya ya kapten."
"salah, ulangi lagi."
"ya kapten"
"kurang tegas, tunjukan semangat mu."
"ya kapten." akhirnya Rumi berkata dengan tegas dan aku mengangguk dengan puas. "dalam beberapa hari aku akan memindahkan sekolah mu di tempat para naga bersekolah dan memindahkan pekerjaan ibu mu ke tempat yg lebih baik. apa kamu setuju."
"ya ya kapten"
"kurang jelas."
"ya kapten."
"mulai sekarang kamu akan mendapat pelatihan yg ketat, kekuatan, kecerdasan dan keahlian mu akan di latih dengan ketat. apa kamu setuju."
"ya kapten."
"bagus, sekarang ikuti aku. aku akan mengajarimu bagaimana naga membuat makanan mereka. makanan seperti ini tidak layak bagi para naga." lalu aku menatap shoko. "hubungi Yoon in untuk mengurus semua hal tentang Rumi, jika perlu minta flone membantu dan bunuh semua yg menghalangi dengan bersih."
"ya kapten." shoko langsung menghubungi Yoon in dan menjelaskan semuanya padanya.
"ayo"
"ya kapten." lalu kami bertiga pergi menuju sungai di bawah tatapan semua orang yg masih terdiam dengan berbagai expresi.