perlahan aku membuka mata ku, karena merasa tangan ku di tarik oleh sesuatu. "aku ingin merasakannya lagi" itu adalah utaha yg menarik tangan ku agar memeluk pinggangnya yg ramping. aku terdiam sejenak menatap mata indahnya dan perlahan mencium bibirnya dengan lembut.
bibir kami saling menghisap satu sama lain dan perlahan mulai memainkan lidah kami dengan penuh semangat. di kamar yg sunyi, aku bisa mendengar suara kecupan bibir kami berdua dan debaran jantung utaha yg semakin meningkat.
suhu kamar yg awalnya sejuk tiba tiba mulai menghangat dan aku mengencangkan pelukanku pada Utaha.
tangan utaha juga perlahan masuk ke dalam piyama ku dan mulai membelai semua otot otot tubuh ku dengan lembut.
merasakan hal ini, aku juga mengikuti permainannya dan mulai memasukan tangan ku kedalam piyamanya.
aku mulai membelai punggungnya yg lembut dan perlahan mulai turun ke pantatnya yg kenyal.
semakin lama ciuman kami semakin agresif dan tanpa sadar piyama bagian bawah kami sudah terbuka seutuhnya dan kancing baju kami juga sudah terbuka yg membuat kulit dada kami saling bersentuhan.
"ayo lakukan, aku yakin ini bukan pertama kalinya bagi mu."
"bagaimana dengan mu"
"kamu akan tahu nanti."
aku segera menaiki tubuh utaha dan perlahan memasukan senjataku ke lubangnya yg sempit sedikit demi sedikit.
"hmmmf, tidak apa apa tekan terus." utaha meyakinkan ku agar terus menusuknya lebih dalam dan tidak memperdulikan expresi kesakitan yg dia tunjukan.
saat senjataku membentur dinding rahimnya, tubuh utaha sedikit bergetar dan kedua tangannya dengan cepat meremas pinggang ku.
setelah beberapa saat kedua kakinya mulai melilit pinggangku dan kedua tangannya pindah ke leherku. "aku bisa merasakannya" bisik utaha dengan wajah memerah.
melihat ini, aku juga perlahan mulai menggoyangkan pinggulku perlahan demi perlahan.
"Harry, sedikit lebih cepat" aku mulai meningkatkan kecepatan ku sambil menghisap puting susu utaha yg membuatnya meremas kepalaku sambil menekannya kuat kuat di dadanya.
"hmmmmff" perlahan utaha juga mulai menggerakkan pinggul nya untuk mengimbangi permainanku.
"hah hah hah jangan berhenti, sedikit lagi. hmmmmmmmmff" aku menekan pinggulku kuat kuat untuk membenamkan senjataku dalam dalam agar cairan susuku bisa masuk ke lubang terdalamnya.
merasakan kehangatan susu putihku di tambah klimaks yg bersamaan, utaha mengaitkan kakinya semakin erat.
sambil terengah engah karena kelelahan, utaha mulai mengatakan apa yg ada di pikirannya. "huh huh huh kenapa aku merasa sudah mengenal mu sejak lama."
"kenapa aku merasa kita memang di takdir kan bersama"
"kenapa aku tidak bisa menolak mu"
"kenapa aku menyukaimu"
"aku bahkan ingin bersorak bahagia saat kamu mengambil malam pertama ku"
"aku bahkan tidak peduli bahwa kamu memiliki banyak wanita"
"apa cinta itu memang seperti ini, apa cinta itu benar benar tidak masuk akal"
"kenapa aku sangat puas saat orang yg baru aku kenal mengeluarkan spermanya di dalam rahimku"
"bukannya merasa malu atau jijik pada diri ku, tapi aku malah merasa bangga."
"kenapa aku merasa hari esok akan sangat menyenangkan setelah semua ini."
"kenapa pikiran ku manjadi damai"
"kenapa hati ku sangat bahagia"
"Harry, jika kamu bisa menjawab semua ini, aku akan membayar mu dengan semua cinta yg aku miliki." perlahan aku memperbaiki rambut utaha yg menutup keningnya, lalu mencium keningnya dengan lembut. "karena aku tulus mencintai mu dan yg kuinginkan adalah kebahagian mu."
"bukan karya mu"
"bukan keberhasilan mu"
"bukan kenikmatan tubuh mu"
"tapi senyum bahagia mu"
utaha perlahan menutup matanya sambil tersenyum lembut dan setetes air mata mengalir keluar dari mata nya yg tertutup. "terima kasih Harry, mulai saat ini semua cintaku akan menjadi milik mu "
***
"Harry apa rencana mu hari ini" bibi ku mulai bertanya setelah kami menyelesaikan sarapan pagi di meja makan. "aku memiliki janji dengan salah satu anggota kru ku untuk menemaninya ke perkemahan musim panas yg di adakan oleh gurunya." seketika mereka semua saling memandang satu sama lain dan bibi ku bertanya lagi. "apa dia masih sekolah juga seperti eriri dan yg lainnnya." aku memberi anggukan ringan pada bibi ku. "ya, aku juga melihat beberapa anak SMA lainya yg masuk ke paradise."
"hal itu sudah terjadi sejak lama, seperti yg bibi ceritakan tadi malam. bukan hanya bibi yg merasakan hal itu, tapi pemerintah Jepang juga merasakan hal yg sama. karena itu pemerintah Jepang mendukung organisasi yg berkecimpung di paradise dengan harapan jika terjadi sesuatu di Jepang, mereka juga bisa membantu."
"itu hal yg bagus" lalu aku mengeluarkan 3 kotak kecil dan memberikan nya pada bibi ku, eriri dan Megumi. "ada artefak untuk melindungi kalian di saat saat darurat, pakailah selalu." mereka segera membuka kotak mereka masing masing untuk melihat isi kotak tersebut.
"kenapa bibi mendapatkan kalung sedangkan mereka mendapatkan cincin."
"jangan bercanda bibi, ingat umurmu dan suami mu" kata ku sambil menatap bibi ku dengan sedikit rasa kesal yg membuat bibi sakura menutup mulutnya yg tersenyum. "bibi pikir kamu akan mengambil paket lengkap ibu dan anak"
"kamu terlalu sering membaca komik eriri"
"benarkah, lalu siapa yg sering meminta komik eriri sebagai hadiah natalnya"
"ibu...." teriak eriri yg wajahnya sudah memerah untuk segera menghentikan percakapan kami.
"ehem, kenapa hanya kami bertiga saja. bagaimana dengan utaha." tanya bibi ku untuk mengubah topik pembicaraan.
"Harry sudah memberikannya tadi malam" utaha langsung menjawab sambil menunjukan cincin yg ada di tangannya pada semua orang.
bibiku langsung tersenyum lebar pada ku tapi matanya memancarkan niat membunuh dan eriri menunjukan expresi terkejut. "apa yg kalian lakukan tadi malam." kata eriri dengan terbata bata sambil menunjuk ke arah utaha.
"tidak ada yg istimewa, kami hanya membahas tentang komik mu dan mengoreksi setiap gerakan yg ada di dalam komik itu. butuh beberapa jam untuk menyelesaikan setiap pose dan menciptakan pose yg lebih cocok untuk kita berdua. benarkan Harry?." utaha segera menatap ku dengan mata lembutnya dan aku memberikan anggukan ringan pada nya sebagai jawaban.
"kalian kalian..." wajah eriri semakin memerah di tambah expresi ketakutan yg membuat eriri terlihat imut.
"aku sudah memberikan semua cinta ku pada Harry, tidak ada lagi cinta untuk yg lain apa lagi mahluk bernama tomoya itu. kamu sekarang bisa bermain sepuasnya dengan nya, aku tidak akan mengganggu."
"lalu bagaimana dengan klub kita, apa kamu akan keluar dari klub." utaha tanpa ragu ragu mengangguk pada eriri. "mulai sekarang aku hanya akan melakukan hal hal yg membuat ku bahagia demi seseorang yg aku cintai" melihat tatapan penuh cinta utaha yg ada di sebelahku, aku tidak tahan untuk tidak mencium bibirnya.
"kamu mengeluarkan terlalu banyak tadi malam, aku perlu beberapa hari untuk mencernanya." utaha bersandar manja di bahu ku setalah kami saling berciuman sambil meminta beberapa hari untuk sendirian. "tidak masalah, setelah Jepang aku harus ke Korea beberapa hari sebelum kembali ke paradise. saat sampai di paradise aku akan menarik kalian masuk."
"terima kasih Harry"
"Megumi, katakan sesuatu" teriak eriri pada megumi yg dari tadi hanya menyaksikan percakapan kami dengan tenang. "Harry, apa aku bisa menjadi seorang mage"
"pertanyaan apa itu" seru eriri dengan kesal mendengar pertanyaan Megumi yg keluar dari jalur, tapi aku mengabaikan eriri dan memberi Megumi anggukan ringan. "tentu saja" lalu aku mengulurkan tangan ku dan sebuah bola cahaya yg muncul dari telapak tangan ku yg membuat eriri, Megumi dan utaha menatap bola itu dengan penuh perhatian. "aku memang kekurangan mage di dalam Anggota kru."
"apa aku harus berhenti dari klub juga."
"aku tidak akan mencampuri urusan pribadi mu, lakukan apa yg membuat mu bahagia."
"baiklah."
"kalian, arrrrggggggg" eriri menyandarkan tubuhnya ke belakang dengan expresi tak berdaya sambil menatap langit langit, tapi perlahan kursi itu mulai terjatuh kebelakang karena eriri menekan tubuhnya terlalu kuat ke belakang.
"brack" semuanya langsung terdiam melihat eriri yg terjatuh. "Harry..." teriak eriri yg menyalahkan ku langsung bergema di seluruh ruangan.
"ha ha ha ha ha ha" dan kami hanya bisa mentertawakan nasib sial eriri.