perlahan mulut patung kepala naga yg ada dibawah kaki ku mulai terbuka dan moncong meriam energi segera keluar dari mulut patung naga.
aku segera mengaktifkan meriam energi untuk mulai menembak dan perlahan terlihat meriam itu mulai melakukan pengisian daya. "dragon breath" lalu sinar energi yg sangat dingin menembak kearah sekumpulan pasukan Iblis yg ada di depan dan bergerak lurus ke arah gilgames.
tanah dan mahluk yg di lewati oleh energi meriam naga langsung membeku, lalu sesaat berikutnya meriam energi mengenai kaki gilagames yg membuat kakinya langsung membeku dan mulai terjatuh di tanah dengan suara benturan yg kuat.
"apa yg kamu lakukan dengan semut semut itu pak tua, target mu ada di depan." kata ku dengan nada menyindir pada Dante yg ada di bawah ku.
"kenapa tidak kamu lakukan sendiri."
"ayo lah pak tua, membunuh iblis adalah keahlian mu dan melindungi wanita cantik adalah keahlian ku. mari kita lakukan keahlian kita masing masing, bahkan aku sudah membuka jalan untuk mu." Dante segera melihat lapisan es di atas tanah yg terlihat seperti jalan aspal yg mengarah lurus ke arah gilgames dengan senyum canggung. "aahhh persetan" dengan sedikit desahan, Dante segera meluncur di aspal es yg aku buat sambil mengayunkan pedangnya untuk menghancurkan semua iblis yg membeku di sekitanya.
"sial" dan Nero pun mengikuti Dante dan V yg sesaat melirik ku sebelum mengikuti mereka berdua. aku tersenyum melihat kepergian mereka dan segera membantu para pasukan untuk membersihkan sisa sisa pasukan iblis dengan pisau mana ku.
setelah lebih dari 30 menit teriakan kemenangan para prajurit juga mulai terdengar dan di kejauhan gilgames juga terlihat sudah di kalahkan oleh keluarga DMC 5.
selang beberapa saat semua kru kapal segera kembali bersama Chohong, Seol, Hugo, Teresa, Trish, lady, Agnes, kirito dan asuna. "kenapa dua bocah ini ada disini." tanya ku dengan nada malas dan Agnes segera menjawab. "mereka adalah anggota umi tanabe yg di pimpin oleh Kazuki." aku sedikit terkejut mendengar perkataan Agnes, tapi segara aku memberinya anggukan ringan. "apa mereka juga akan ikut dalam perjamuan yg akan datang bersama Kazuki"
"ya, mereka berdua rising star tahun ini sama seperti Seol dan tentu saja kamu."
"ohh ayo lah, aku bukan rising star. tapi falling star, ha ha ha ha ha" tawaku segera membuat suasana kemenangan yg bahagia menjadi sedikit menjengkelkan. "nishimiya, jadi kamu ada disini" seru kirito yg segera mendekati shoko bersama Asuna. "kirito, Asuna syukurlah kalian baik baik saja."
"kamu juga terlihat lebih baik dari sebelumnya."
"semua berkat kapten" kata shoko dengan malu malu sambil mencuri pandang ke arah ku. "tentu saja, shoko kami adalah istri kecil kapten yg sangat mencintai kapten kapal." kata flone dengan nada menggoda yg membuat wajah shoko langsung menjadi merah padam dan dia segera menutup wajahnya sambil berkata dengan panik. "tidak seperti itu, itu itu. aaahhhh kakak flone jangan menggoda ku lagi."
"ha ha ha ha ha" semua anggota kru kapal langsung tertawa melihat tingkah lucu shoko. tapi saat itu aku segera mendekati Chohong dengan senyum jahat di bibirku. "jadi apa aku sudah bisa meminta bayaran ku nona Chohong."
"itu itu, apa kita tidak bisa lakukan di tempat lain." Chohong menunjukan expresi paniknya dan menatap yg lain untuk meminta bantuan sambil perlahan melangkah mundur.
"bagaimana jika aku bilang tidak"
"Harry di sini masih banyak orang." tapi saat itu teriakan Teresa tiba tiba terdengar. "Harry apa yg ingin kamu lakukan pada Chohong."
"tentu saja meminta bayaran ku."
"bayaran mu adalah tanggung jawab ku sebagai tuan putri, kamu tidak perlu memintanya pada chohong."
"kamu tidak bisa membayarnya, karena bayaran yg aku minta adalah ciuman pertama Chohong dan ciuman pertama mu sudah di ambil oleh Seol." mata teresa langsung melebar karena terkejut dan dia segera berteriak dengan kesal. "kamu pria bajingan, kamu tidak boleh memaksa wanita melakukan hal seperti itu." tapi energi bayangan segera mengikat Teresa yg bergegas ke arah ku. "sebaiknya biarkan suamiku menagih bayarannya dengan tenang." kata flone yg mengikat Teresa dengan energi bayangannya.
"apa yg kamu lakukan, lepaskan aku." tapi aku mengabaikan Teresa dan semua orang mulai memperhatikan ku dan chohong. "nona Chohong, aku tidak suka wanita yg mengingkari kata katanya dengan cepat." chohong langsung terdiam di tempat tanpa berkata kata lagi dan aku segera memeluk pinggangnya yg membuat pipi nya sedikit memerah.
dengan lembut aku mengangkat dagunya dan perlahan mencium bibirnya. Chohong yg melihat ini juga perlahan menutup matanya dan dengan pasrah menerima permainan lidahku. karena ini pertama kalinya bagi Chohong, sesekali gigi nya mengenai Gigi ku dan lidahku di gigit oleh giginya.
setelah beberapa saat aku perlahan melepaskan bibirku dari bibirnya dan kami berdua saling memandang untuk sesaat sebelum kami berdua mendekatkan bibir kami lagi. kedua tangan Chohong perlahan merangkul leherku dan mengaitkannya dengan erat. kali ini ciuman kami berdua semakin agresif dan permainan lidah Chohong juga semakin mahir. hingga beberapa menit berlalu kami kembali memisahkan bibir kami dan terlihat benang air liur yg masih terjalin di antara bibir kami mulai memanjang dan terputus secara perlahan. "apa ini akan menjadi ciuman terkahir kita." tanya Chohong dengan nada yg sedikit sedih dan aku segera menjawab. "semua terserah pada mu" saat itu Chohong kembali mendekatkan bibirnya pada ku, tapi teriakan panik tiba tiba terdengar dari para prajurit yg ada di bawah yg merusak suasana romantis kami.
aku segera melepaskan pelukanku pada Chohong dan melihat ke arah pohon yg ada di depan benteng Arden dengan tatapan serius.
tanah di bawah benteng Arden mulai bergetar dan di kejauhan terlihat akar tanaman raksasa mulai menjalar perlahan ke arah benteng Arden dan di depan Dante, Nero dan V, iblis humanoid dengan tinggi 6 meter segera muncul dari portal darah. "Anya panggil pohon suci." seru ku dengan Teresa gesa pada Anya dan dia segera mengangguk dengan tegas. "epic lesis" pohon suci dengan tinggi 15 meter segera muncul di tengah benteng Arden dengan bentuk yg mirip pohon beringin dan memancarkan cahaya suci yg mengelilingi area sekitar dengan radius 50 meter.
saat itu akar pohon yg merambat ke arah benteng Arden segera tertahan oleh vibrasi cahaya pohon suci 5 meter dari benteng Arden. aku pun segera pergi ke pohon suci dan mulai mengukir pola rune yg mengelilingi pohon suci dan menambahkan beberapa batu sihir untuk membuat pohon suci bisa bertahan tanpa dukungan mana dari Anya. setelah proses pembuatan rune selesai, aku segera kembali ke kapal dan mulai menjelaskan situasinya pada Teresa.