Chereads / sistem the gamer / Chapter 582 - Bab 100 ujian kedua

Chapter 582 - Bab 100 ujian kedua

setelah beberapa saat aku melihat sebuah jeruji besi yg merupakan pintu pintu masuk menuju ke ruang tunggu, tapi di seberang jeruji itu terlihat Jack yg sedang tersenyum sombong dan Rebecca yg menatapku dengan cemas. "kamu sangat beruntung bisa lolos dari monster itu, tapi aku tidak akan membiarkan mu masuk melewati pintu ini" tapi aku aku tidak peduli dengan omong kosong Jack dan segera berbalik mencari pintu lainnya. "Jack biarkan Harry lewat." saat itu Rebecca berteriak kesal pada Jack dan Jack segera menjawab. "kenapa aku harus melakukannya, bukankah dia bilang aku terlalu terburu buru. jadi biarkan saja dia merasakan akibat terlambat, aku harap dia tidak bertemu monster itu di jalan" dan teriakan marah Rebecca terdengar lagi. "kamu bajingan Jack" lalu dia berteriak ke arah ku. "Harry aku akan meminta yg lain untuk membantu mu membukakan pintu" tapi aku tidak menjawab dan dengan santai mencari pintu selanjutnya.

untung nya pemilik pintu selanjutnya adalah yor dan dengan cepat dia membuka pintu tersebut sehingga aku bisa masuk kedalam. "kakak terima kasih sudah menyelamatkan ku" aku tersenyum melihat Anya yg perlahan mendekatiku, lalu aku berjongkok dan memberinya sebatang coklat. "jangan makan sekaligus, gigi mu bisa rusak" Anya dengan penuh semangat menerima coklat yg kuberikan. "kakak di mana kamu mendapatkan coklat ini" lalu aku menjawab sambil tersenyum jahat. "lupakan pikiran licik mu, semuanya sudah kakak ambil. jika kamu menginginkannya lagi, kamu harus mencium pipi kakak ku" tubuh Anya sedikit menegang, tapi seketika senyum licik muncul di wajahnya. "bagaimana jika Anya meminta ibu mencium pipi kakak" aku segera tersenyum lebar sambil menunjukan 2 jari ku. "maka kamu akan mendapatkan dua coklat sekaligus." dengan penuh semangat Anya berkata lagi. "bagaimana jika ibu ku mencium bibir kakak." aku segera menunjukan sepuluh jari ku. "kamu akan mendapat 10 batang coklat." Anya semakin bersemangat dan berkata lagi. "bagaimana jika ibu ku menikah dengan kakak" aku segera menjawab. "maka kamu akan memiliki pabrik coklat."

Anya segera melompat kegirangan. "ibu, pabrik coklat" yor yg dari tadi hanya diam segara berkata. "jangan dengarkan perkataan Anya" aku segera mengangguk. "tenang saja, tidak mungkin aku hanya memberikan pabrik coklat jika menikah dengan mu. bukankah itu terlalu murah." wajah yor sedikit memerah lalu memalingkan wajahnya sambil berkata. "baguslah kamu baik baik saja, ayo kita ke ruang tunggu." aku memberinya yor anggukan ringan. "kenapa wajah mu memerah, jangan sampai terdengar kabar bahwa aku merebut istri orang." tapi yor dengan panik berkata. "tidak tidak, sebenarnya aku belum menikah. karena suatu alasan, aku mengadopsi Anya sebagai anak ku" aku dengan bingung berkata. "lalu di mana ayah, tidak mungkin mengadopsi tanpa status pernikahan." yor juga mulai menunjukan expresi bingung nya. "itu ceritanya sangat panjang, singkatnya kami melakukan pernikahan palsu dan mengadopsi Anya sebagi anak kami. tapi yg menjadi suami ku tiba tiba meninggal beberapa hari setelahnya karena mobilnya tiba tiba meledak di tengah jalan."

aku kembali terkejut mendengar perkataan yor, karena beberapa hari yg lalu aku melihat dua mobil saling adu tembakan di tengah jalan dan karena kesal, aku membuat konsleting listrik dengan kekuatan spiritual ku pada kedua mobil itu yg membuat ke dua mobil itu meledakan seketika. "maaf telah mengungkit masalah ini, aku tidak bermaksud membuatmu bersedih." yor segera melambaikan tangannya. "tidak apa apa, aku juga baru mengenal pria itu. jadi aku tidak terlalu sedih." aku hanya mengangguk ringan dan segera menuju ke ruang tunggu di ikuti dengan yor dan Anya.

_____________________

di ruang pemantauan area 2, semua orang benar Baner terkejut menyaksikan penampilan ku. "ternyata CEO muda yg terkenal ini benar benar Badas."

"ha ha ha ha apa kalian dengar, dia bahkan meneriaki nama jurusnya"

"aku dengar banyak orang yg mencoba mengirim pembunuh bayaran untuk membunuhnya dan semuanya gagal. aku pikir dia memiliki body guard, tapi ternyata dia sendiri adalah body guardnya. ha ha ha"

"untuk apa orang lain membunuhnya."

"apa kamu tidak tahu, dia adalah otak dari teknologi canggih mobil sport yg sedang naik daun itu"

"tapi ngomong ngomong siapa yg memberinya undangan." akhirnya semua orang saling memandang setelah beberapa saat mereka semua menggelengkan kepalanya dan seketika semua nya menjadi hening.

____________________

"Harry, syukurlah kamu baik baik saja" seru Rebecca tiba tiba terdengar saat aku sampai ke ruang tunggu dan dia segera ingin mendekat kearah ku, tapi Jack langsung menarik tangan nya untuk menghentikan Rebecca. "apa yg kamu lakukan Jack, lepaskan tangan mu." tapi Jack langsung membantah. "apa kamu ingin melanggar perjanjian kita" seketika Rebecca langsung terdiam dan air mata langsung menetes dari matanya. tapi aku mengabaikan semua itu dan duduk dengan santai di rumah tunggu. tapi tidak butuh waktu lama pesan ujian kedua langsung muncul di hp kami, yaitu naik ke lantai 4 untuk menuju ke ruang kelas 3-1 dengan jalan dan waktu yg sudah di tentukan.

lalu kami semua segera menuju ke jalan yg ditujukan pada map yg muncul di hp kami di pimpin oleh salvatore dan delphine, sedangkan aku dengan santai berada di belakang semua orang. "hati hati, mungkin akan ada banyak jebakan di sana." kata ku mengingatkan semua orang, lalu salvatore dan delphine mengangguk dengan serius. tapi Jack kembali berkata dengan kesal. "bilang saja jika kamu takut, jangan terlalu banyak alasan." aku langsung menggelengkan kepala ku. "terserah katamu." lalu aku menepuk bahu yor. "kamu di berjalan di belakang ku dan bawa Anya di pelukan mu." yor dengan patuh menganggukkan kepalanya dan segera membawa Anya di pelukannya lalu berdiri di belakang ku.

perlahan kami semua mulai masuk ke area yg penuh jebakan tersebut dengan hati hati. tapi sayangnya masih ada saja yg memicu jebakan yg membuat semuanya menjadi panik dan bergegas berlari dengan cepat menuju ruang kelas 3-1. hal ini bahkan memicu lebih banyak jebakan lainnya. untung aku di bagian belakang dan tidak ikut dalam kekacauan tersebut tapi sesekali aku menangkap panah yg menuju ke arah ku dengan tangan ku lalu melemparkannya ke arah anak panah yg akan mengenai salah satu peserta.