Chereads / sistem the gamer / Chapter 574 - Bab 92 salahkan diri mu

Chapter 574 - Bab 92 salahkan diri mu

setelah satu tahun pelatihan, inilah saat keluar untuk bermain main di benua dicathen. saat ini aku menatap tessia yg ada di bawah tubuh ku yg dengan sekuat tenaga mendorong ku agar menjauh. "jangan terlalu kasar, kamu akan melukai anak kita." aku benar benar terkejut mendengar perkataan tessia. "apa maksudmu, bagaimana bisa ada anak" aku melihat tessia memalingkan wajahnya sambil berkata malu malu. "kami di beri pil khusus oleh sister die ba. kayaknya jika kita meminum ini saat bermain bersama mu, kamu tidak akan pernah meninggalkan kami lagi dan ternyata setelah aku mencobanya, besoknya aku mulai mual. setelah aku memeriksanya, sebuah janin sudah tumbuh di rahim ku." aku dengan penasaran berkata. "apa maksudmu dengan kami"

tessia memainkan jari jari nya dan mulai berkata dengan ragu ragu. "punya ku sudah satu bulan lebih dan kathyln, lilia dan Emily baru beberapa Minggu" lalu aku berkata. "kenapa kamu sampai sejauh ini" tessia langsung menunjukan expresi sedihnya. "kamu tahu, aku sudah tidak suci lagi dan kamu sepertinya memperlakukanku seperti budak sex mu saja. di sisi mu juga banyak wanita cantik, aku tidak sebanding dengan mereka. aku bahkan tidak bisa memberikan kesucian ku pada mu, jadi aku benar benar takut kamu akan membuang ku setelah masa 1 tahun ini berakhir."

aku menarik dagu tessia agar wajahnya menatap ke arahku tapi mata nya tetap saja menoleh ke arah lain. "sebenarnya, aku lah yg menyamar menjadi Luke dan memperkosa mu." tessia langsung menatap ku dengan mata terkejut, lalu aku mencium bibir nya dengan lembut. "tujuan ku adalah merebut mu dari Arthur, jadi aku harus melakukan itu semua." air mata tessia langsung mengalir dengan deras dan dia mulai memukul dada ku terus menerus. "kamu brengsek, kamu memperlakukan ku seperti pelacur. kamu benar benar berlebihan, kamu binatang bernafsu." aku langsung mencium bibirnya tapi tessia bereaksi lebih agresif sambil memeluk leherku dengan erat.

"kamu sudah berhasil, aku sudah menjadi milik mu, bukan hanya tubuh ku tapi juga hatiku dan jiwa ku ini sudah sepenuhnya menjadi milik mu." aku dengan lembut mencium dahi tessia. "karena sudah begini, kalian semua harus masuk ke inti dunia ku. aku tidak ingin ada masalah dengan bayi kita." tessia mengangguk lembut dan berbisik ke arah ku. "gunakan jalan belakang, aku tidak ingin bayi kita terluka." aku langsung membalik tubuh tessia dan mulai menancapkan senjataku di lubang pantatnya.

__________________________

setelah beberapa hari, aku terpaksa membawa semuanya masuk ke dunia inti karena kehamilan mereka. aku sendirian berjalan di daratan beast glades sambil menyenandungkan lagu lagu yg aku ingat. tujuan kali ini adalah the wall yg merupakan perbatasan antara beast glades dengan kerajaan Sapin. agar tidak terlihat mencolok, jadi aku memutuskan untuk berjalan santai.

tapi dari arah depan, aku melihat beberapa orang sedang menunggangi kuda ke arah ku. di pimpin oleh seorang wanita cantik dengan rambut putih yg merupakan murid tercintaku varay dan di sebelahnya seorang pria dengan jas putih dan wajah yg kusam, siapa lagi jika bukan profesor Gideon serta beberapa prajurit yg mengikuti. melihat ini aku hanya terus berjalan tanpa mempedulikan mereka, tapi sialnya varay sudah memicingkan matanya dari kejauhan saat menatap ku dan benar saja saat sampai di depan ku wanita galak ini langsung menghentikan kudanya. "jelaskan identitas mu" aku memberinya anggukan ringan dan menyerahkan kartu guild pada varay. "Alvin, petualang rank AA. tujuan ku adalah the wall untuk bermain, ehem maksudku untuk membantu dalam perang."

varay segera mengembalikan kartu ku sambil berkata dengan nada dingin. "bukankah semua personel petualang sudah di atur oleh ketua guild masing masing." aku perlahan memasukan kartu itu kedalam kantongku sambil berkata. "siapa yg peduli dengannya, orang tua ku juga bukan. kenapa aku harus mendengarkan kata katanya, hidup hidup ku jadi sesuka hatiku untuk melakukan apa." lalu aku berjalan kembali mengabaikan mereka. "tunggu, apa kamu tahu dengan siapa kamu berbicara." aku segera berhenti mendengar teriakan varay. "bahkan jika kamu ratu, jadi bagaimana. apa kamu ingin membunuh ku karena tidak menjawab sesuai dengan keinginanmu."

seketika tekanan spiritual yg kuat langsung menekan tubuh ku, aku berpura pura lemah dan langsung berlutut di tanah. saat itu varay langsung turun dari kudanya dan berjalan ke arahku sambil menatapku dengan expresi dingin. "hanya petualang rank AA dan kamu sudah berani begitu sombong. cepat minta maaf" aku perlahan mengangkat wajahku sambil tersenyum. "hanya karena kamu kuat kamu menggunakan kekuatanmu untuk menindas yg lemah." lalu aku meludahkan sedikit darah dari mulut ku. "cih, lakukan saja dengan cepat jika ingin membunuh ku" aku melihat wajah varay semakin kesal. "lance varay, sebaiknya kamu tidak memperdulikannya. kita harus cepat sampai di tempat tujuan untuk memeriksa kapal tersebut." untung nya Gidion segera menyela yg membuatku sedikit lega, tapi jawaban varay membuatku sedikit terkejut. "tenang saja, membereskan sampah ini tidak membutuhkan banyak waktu." aku hanya bisa tersenyum kecut dan seketika tubuhku langsung terbungkus oleh es yg sangat tebal. "salahkan diri mu karena memiliki mata yg sama dengannya. hanya dia satu satu nya yg boleh memiliki mata seperti itu." lalu dia pergi dengan rombongannya tanpa menoleh kebelakang.

aku hanya bisa mengutuk dalam hati ku. 'apa hubungan semua ini dengan mata, apa kamu akan membunuh semua orang yg memiliki mata yg sama dengan ku. aku harus segera mendidiknya lagi agar pikirannya sedikit lurus.' dengan cepat aku keluar dari bongkahan es tersebut dan berjalan kembali ke arah the wall