di malam pesta ulang tahun Ellie, aku melihat lilia hanya termenung di halaman depan rumah sambil memandang ke arah gerbang dengan expresi kerinduan yg dalam. perlahan aku segera mendekati "nona cantik, apa kamu sedang menunggu kekasihmu." lilia perlahan menoleh ke arahku lalu menganggukkan kepalanya. "ya" aku segera mengulurkan tanganku. "jangan tunggu lagi, lebih baik menjadi kekasih ku saja." lilia segera memberikan tangannya dan aku memegangnya dengan lembut. "baiklah" segera aku memasukan sebuah cincin pada tangan lilia yg membuat tubuhnya gemetar. melihat ini, aku segera mengajak lilia untuk duduk di meja terdekat untuk saling mengobrol. tapi saat aku duduk, lilia segera duduk di pangkuan ku dan memeluk ku dengan erat. "aku ingin terus sepeti ini, aku mohon" aku hanya bisa membelai rambutnya dengan lembut sambil memeluk pinggangnya. untungnya sedikit orang yg melihat ke arah kami, karena akan terasa aneh seorang anak di bawah umur sedang bersandar di pangkuan pria dewasa seperti ku.
tapi samar samar aku mendengar lilia mulai bergumam. "buatlah ini menjadi nyata, aku mohon. jangan biarkan hal bahagia ini berlalu seperti mimpi." hati ku kembali tersentuh dengan gumaman lilia dan aku menundukkan kepalaku sambil berbisik di telinganya. "tenang saja, aku tidak akan pernah pergi lagi dari mu. jika ayah mu setuju, aku bersedia segera membawamu pergi bersama ku." tapi lilia hanya diam tanpa bersuara hingga waktu yg lama dan akhirnya dia pun tertidur di pangkuanku. melihat lilia yg tertidur sangat nyenyak, aku tidak tega untuk membangunkannya dan aku segera membawanya pergi ke kantor Vincent dengan teleportasi.
akhirnya setelah menunggu beberapa jam, Vincent akhirnya masuk ke ruang kerja bersama istrinya. melihat lilia yg sedang tidur dengan nyenyak di pangkuan ku mereka berdua sedikit terkejut dan aku segera memberi isyarat untuk tidak membangunkannya. melihat ini mereka berdua mengangguk dan perlahan masuk ke dalam ruangan.
"dulu saat aku masih kecil, aku sering melatih lilia di halaman belakang rumah ini, hingga kamu dewasa dan aku berjanji untuk menikahi lilia. tapi karena suatu alasan, waktu di putar kembali di mana aku tidak harus ada. untungnya aku bisa selamat dan terlahir di tempat lain. karena latihan spiritual yg aku berikan pada lilia, dia bisa samar samar mengingat tentang ku." melihat wajah terkejut dan kebingungan mereka berdua, aku kembali menjelaskan.
"sangat susah untuk di jelaskan tentang fenomena ini, tapi yg bisa aku beritahu adalah akan ada pernah besar di masa depan yg melibatkan benua ini dan benua di seberang lautan. jadi aku ingin membawa lilia ke tempat ku tinggal untuk melatihnya dan juga melindunginya. aku harap paman dan bibi menyetujuinya, alasan lain adalah aku tidak bisa terus melihatnya bersedih karena menunggu ku." saat itu aku membelai rambut lilia dengan lembut dan lilia mulai meringkuk lebih dalam di pelukanku sambil bergumam. "tolong jangan pergi lagi"
melihat ini mereka berdua saling memandang untuk sesaat dan Tabitha segera berkata. "bagaimana dengan sekolah lilia" aku langsung menggelengkan kepalaku dan berkata. "aku bahkan bisa membuat lilia memiliki kekutan setara lance dalam satu tahun. percayalah paman, bibi, menjadikan ku menantu mu hanya akan memberi keuntungan pada keluarga kalian." setelah itu aku meletakkan sebuah kotak besar di atas meja. "di dalam ini ada 2 gelang artefak untuk melindungi kalian masing masing dan ada juga beberapa pil untuk menciptakan mage yg kuat. kalian bisa menggunakannya sendiri atau membuat beberapa anak lagi untuk di jadikan penerus rumah helstea. bibi juga terlihat masih muda dan di dalam kotak ini ada juga pil yg mampu membuat mu awet muda dan menambah umur. hidup kalian bisa lebih dari 300 tahun dan kejayaan rumah helstea akan bangkit lagi."
melihat mereka masih terdiam, aku menambahkan lagi. "aku tidak membeli anak mu, tapi ini adalah cara ku membantu mertua ku. walaupun lilia masih kecil, tapi aku tidak tega melihatnya terus bersedih menunggu kedatangan ku. kalian pasti paham maksudku." melihat mereka berdua mulai mengangguk, aku akhirnya bisa merasa lega. "kami sebenarnya tidak keberatan dengan itu, tapi bagaimana jika kami ingin mengunjungi anak kami." mendengar kekhawatiran mereka aku segera menjawab. "untuk sementara itu tidak bisa di lakukan sampai pernah benar benar berakhir. tapi sesekali aku akan membawa kalian untuk berkunjung ke tempat ku selama kalian mengenakan artefak yg ada di kotak itu. selain perlindungan, aku juga bisa menarik kalian ke tempatku dengan bantuan artefak itu. hal ini juga untuk melindungi kalian jika sesuatu terjadi pada kota ini, aku tidak ingin lilia bersedih jika kalian terluka."
melihat expresi lega mereka, aku juga mengangguk puas. "tapi bagaimana kamu bisa memiliki semua ini dan kenapa kamu tahu akan ada perang." aku segera melambaikan tanganku. "paman dan bibi hanya seorang pedagang, mengetahui hal ini akan lebih membahayakan nyawa kalian. jangan melakukan hal hal yg tidak perlu hanya karena penasaran." Vincent sedikit terkejut lalu menganggukkan kepalanya dengan tergesa gesa. "kamu benar, jika seperti itu aku mohon tolong jaga anak kami. jangan buat dia bersedih."
aku langsung tersenyum dan perlahan mencubit hidung lilia. "aku tahu kamu sudah bangun dari tadi, ayo katakan sesuatu pada ayah dan ibu mu." lilia pertama mengintip dengan salah satu matanya sebelum membuka kedua matanya dan berkata pada ayah dan ibunya. "ayah, ibu, lilia sangat bahagia kalian bisa setuju. lilia pasti akan selalu menjenguk kalian berdua dan tidak akan pernah lupa semua jasa kalian. selain Alvin, lilia juga mencintai kalian berdua."
Vincent dan Tabitha langsung tersenyum dan berkata. "selama kamu bahagia nak, tapi ingat jangan lakukan hal hal mesum sebelum umurmu mencukupi." wajah lilia langsung memerah dan dia berkata dengan malu malu. "untuk itu lilia tidak bisa janji, tapi lilia bisa jamin bahwa lilia akan melakukannya pelan pelan." melihat reaksi terkejut mereka, aku segera berkata. "jangan khawatir, aku bisa menjamin semua itu dan aku mohon berita tentang kepergian lilia tolong di rahasiakan. jika ada orang luar bertanya, katakan saja dia di culik oleh orang yg tidak di kenal."
Vincent dan Tabita langsung mengangguk setuju, tapi lilia segera berkata. "apa aku harus menunggu lagi untuk melakukan itu. aku sudah lama menunggu dan tidak ingin menunggu lagi." aku merasa tak berdaya mendengar perkataan lilia dan segera menjawabnya sambil memaksakan senyum ku. "setidaknya jangan katakan di depan orang tua mu, berpura pura lah menjadi gadis polos" lalu lilia berkata lagi. "lilia memang masih polos, karena itu lilia ingin kamu mengambil kepolosan lilia. setelah itu baru lilia bisa berpura pura menjadi gadis polos." aku benar benar terkejut mendengar perkataan lilia dan langsung menatap Vincent dan Tabitha yg juga menunjukan expresi terkejut mereka. "he he he maaf paman, bibi, sepertinya aku akan melanggar janji ku." tanpa menunggu jawaban dari mereka, aku segera membawa lilia pergi ke pulau surga.