lalu Ellie segera mendekatiku. "kakak Alvin apa itu benar, bagiamana dengan orang tua kakak Alvin." aku langsung menggunakan kekuatan mental ku untuk membawa Ellie ke pelukanku dan menggendongnya dengan tangan kiri ku. "kakak lahir dari sebuah telur. saat membuka mata, kakak tidak menemukan orang tua kakak. jadi ibu mu mengangkat kakak sebagai anak angkatnya." alea langsung tertawa "hi hi hi sayang jangan membodohi anak kecil." Ellie langsung menunjukan wajah kesalnya pada ku. "kakak penipu, sebagai hukuman kakak harus membiarkan Ellie terbang seperti tadi sampai kita tiba di rumah." aku langsung menggunakan kekuatan mental ku untuk membuat Ellie melayang di sekitar kami.
"ibu lihat, Ellie bisa terbang." lalu Ellie berputar putar di sekita Alice dan segera menuju lilia. "lihat Lily, Ellie biasa terbang" lilia hanya memberikan tatapan kesal pada Ellie. "itu karena sihir Alvin." tapi Ellie segera berkata. "siapa bilang, Ellie bisa terbang sesuka hati, lihat ini." lalu Ellie mulai melakukan manufer sesuai keinginannya, melihat ini mereka langsung menatapku dan art juga mulai bertanya. "Alvin, aku tidak merasakan energi sihir pada Ellie. apa yg kamu lakukan padanya." aku langsung berkata. "aku hanya menyalurkan kekuatan mental ku pada Ellie sehingga dia bisa terbang sesuai keinginannya." lalu art kembali bertanya dengan penasaran. "apa itu kekuatan mental, bagaimana cara menggunakannya." aku segera menyentuh kepalnya dan berkata dengan serius. "jangan terlalu serakah, inti mana mu saja hanya berada di tahap merah cerah. fokuslah pada satu hal dulu hingga kamu benar benar menguasainya, baru mempelajari yg lain. tidak seperti mana yg di gunakan untuk mengeluarkan sihir, kekuatan mental hanya di gunakan untuk bermain saja." Arthur dengan kesal menggunakan kedua tangannya untuk menyingkirkan tangan ku yg menyentuh kepalnya. "jangan sentuh kepalaku"
tapi alice segera menyela. "art kamu tidak boleh kasar pada orang yg lebih tua dari mu." Arthur dengan wajah gelap mulai mengerucutkan mulutnya dengan kesal. "ibu sekarang lebih membela orang asing dari pada anak mu sendiri." bibir Alice langsung berkedut dengan kesal, tapi aku segera berkata. "nyonya Alice, apa yg di katakan Arthur benar. kamu tidak boleh membela orang asing dari pada anak mu sendiri apa lagi di depan banyak orang, itu dapat melukai perasaan mereka." lalu Alice menunjukan expresi sedihnya sambil berkata dengan lemah. "tapi kamu bukan orang asing." aku segera menjawab. "aku adalah orang asing" tubuh Alice langsung bergetar dan dia mengepal erat kedua tangannya sambil terdiam tanpa berkata kata hingga akhirnya kita sampai ke kediaman keluarga helstea.
"tuan Alvin, nona alea kita sudah sampai di rumah helstea. silahkan tunggu di ruang tamu dulu, aku akan menyuruh pelayan menyiapkan kamar untuk kalian." lalu aku segera berkata. "bisakah aku bertemu dengan tuan Vincent terlebih dahulu, lebih baik meyelesaikan bisnis baru setelah itu bersantai." Tabitha segera mengangguk. "suami ku ada di ruang kerja, silahkan ikut dengan ku." Tabitha segera memimpin jalan dan kami berdua segera mengikutinya.
di depan pintu kantor Vincent, Tabitha segera mengetuk pintu. "suami ku, apa kamu di dalam" dan jawaban Vincent terdengar. "masuk saja" Tabitha langsung membuka pintu dan membawa kami masuk ke dalam. "suamiku, ini tuan Alvin dan nona alea yg di undang untuk menjadi tamu di rumah kita oleh Alice dan kebetulan dia juga memiliki bisnis dengan mu" Vincent sedikit terkejut melihat alea. "bukankah ini nona elf yg terkenal itu." lalu dia menatap ku sambil tersenyum. "jadi dia pria yg nona alea tunggu selama ini, kalian memang pasangan serasi. jadi silahkan duduk dulu dan mari kita bicarakan bisnis apa yg tuan Alvin ingin lakukan."
aku dan alea segera duduk di kursi di depan meja kerja vincent dan tanpa basa basi aku mengeluarkan sebuah inti mana berwarna merah dan sebuah plat berbentuk segitiga dengan cekungan di tengahnya. "ini adalah inti mana kelas S dengan wild beast yg ada di dalam nya dan benda di sebelahnya adalah alat untuk mendeteksi wild beast yg ada di dalam inti mana" mengabaikan wajah terkejut Vincent aku segera meletakkan inti mana itu di atas alat pendeteksi wild beast dan segera sebuah bayangan singa api yg mengaum keluar dari inti mana tersebut. hal ini membuat Vincent lebih terkejut lagi. "ini, apa ini perwujudan dari wild beast dari inti mana ini." aku segera mengangguk. "jika inti mana memiliki wild beast dia akan bereaksi seperti ini dan jika tidak inti mana hanya akan bercahaya saja. ini sudah aku uji dan 100% bekerja tanpa ada kendala apapun." lalu Vincent dengan serius berkata. "berapa harga yg kamu inginkan untuk kedua benda ini."
aku segera mengeluarkan sebuah kotak hitam yg indah dan sebuah botol giok, lalu meletakkannya di atas meja. "tolong berikan kotak hitam ini pada putri kathyln" seketika Vincent menunjukan expresi curiga dan segera berkata dengan nada waspada. "apa ini kotak ini." lalu aku segera menjawab. "di dalamnya ada sesuatu yg di butuhkan putri kathyln untuk menjadi lebih kuat. kamu tidak perlu takut aku akan membahayakannya. nyonya Alice sangat baik pada ku, tidak mungkin aku membuat keluarga mu dalam bahaya." Vincent segera mengangguk lalu menatap botol giok yg ada di sebelahnya. "bagaimana dengan yg satu ini" aku tersenyum pada Vincent. "di dalamnya ada pill yg dapat membangkitkan atribut es pada seorang mage. berikan pada putrimu saat dia sudah membangkitkan inti mananya dan lakukan pemurnian mana setelah menelan Pill ini, maka putrimu akan menjadi penyihir es yg kuat." mata Vincent dan Tabitha segera melebar karena terkejut. "apa itu benar, apa kamu tidak berbohong." aku segera mengangguk. "tidak ada untungnya aku berbohong. kamu bisa memberikannya pada yg lain jika kamu tidak percaya. tapi Pill ini sangat mahal dan tidak mungkin aku akan memberikan mu yg lainnya. kecuali kamu bersedia membayar 1jt koin emas, maka dengan senang hati aku akan memberikannya lagi."
lalu Tabitha berkata lagi dengan expresi melankolis. "terima kasih Alvin, anakku selalu bermimpi menjadi penyihir es yg hebat. aku sering melihatnya melamun di halaman belakang rumah dan setiap aku bertanya, dia selalu menjawab bahwa dia ingin menjadi penyihir es dan dia berusaha mengingat bagaimana cara nya menjadi penyihir es. dia pasti akan sangat senang jika tahu jika dia bisa menjadi penyihir es saat inti mananya sudah bangkit." aku merasa sedikit kasih dengan lilia, aku yakin dia tidak bisa sepenuhnya mengingat ku dan masih berusaha mencari ingatannya yg hilang. tapi aku hanya bisa membiarkan hal ini, karena sekarang bukan waktunya untuk menjemput lilia. "sebenarnya Pill ini juga bisa secara langsung membangkitkan inti mana nya, tapi prosesnya akan sangat menyakitkan. jadi lebih baik berikan Pill ini pada lilia saat dia sudah membangkitkan inti mananya sebagai hadiah. dia pasti akan sangat bahagia saat itu. tapi tolong rahasiakan jika Pill ini adalah pemberianku." Vincent lalu berkata. "semua yg kamu berikan sangat berharga, tapi kamu hanya memintaku untuk memberikan hadiah ini pada putri kathyln. aku rasa ini masih belum cukup untuk membayar semua yg kamu berikan." aku segera melambaikan tanganku. "bukankah kita bisa menjalin persahabatan, aku rasa ini lebih berharga dari apapun. suatu saat mungkin aku juga butuh bantuan mu." Vincent dan Tabitha saling memandang dan tiba tiba senyum muncul di wajah mereka. "jika begitu kami keluarga helstea menerima persahabatan tuan Alvin dan nona alea." dan kami pun saling menjabat tangan dan kembali ke ruang tamu.