Chereads / sistem the gamer / Chapter 544 - Bab 62 bungker perlindungan

Chapter 544 - Bab 62 bungker perlindungan

saat aku sampai di ruang komando bersama kathyln, aku segera mencari sofa di pojok ruangan dan merebahkan tubuhku. sambil menatap langit langit, aku mulai mengeluh. "hari paling melelahkan dalam hidupku, sudah berapa kata yg aku ucapkan. mulutku hampir kering, tapi setidaknya aku bisa menipu Claire untuk mewakili akademi dalam membantu perang. gengsi sekolah akan meningkat dan aku tidak perlu repot repot bekerja keras. ha ha ha ha" tiba tiba aku merasa benda lembut sedang menekan perut ku dan saat aku menoleh, aku melihat seorang wanita berambut merah sedang menatapku dengan kesal. "jadi kamu hanya menipuku" tapi aku kembali menatap langit langit sambil bersiul santai.

tapi hal ini malah membuat Claire menjadi semakin kesal dan dia dengan kasar menarik kerah bajuku. "jangan mengabaikan ku" tapi aku dengan lembut memeluk pinggang nya dengan tangan kiri ku dan tangan kananku membelai rambut merahnya lalu secara perlahan menekannya ke dadaku. karena aku tidak merasakan penolakan, aku kembali membelai rambut nya dengan lembut. "jaga akademi ini, aku akan pindah ke kerajaan elf besok pagi." tapi Claire berkata dengan kesal. "terserah, aku tidak peduli dengan pria mesum seperti mu" tapi di mata yg lainnya, terlihat bahwa Claire sangat menikmati belaian rambut ku dan perlahan memejamkan matanya.

"sepertinya kamu sangat lelah juga, bagaimana kalo kita istirahat bersama di kamarku" tapi Claire segera tersadar dan dengan cepat bangkit dari tubuhku dengan expresi kesal, lalu menendang kaki ku. "bermimpi lah dasar pria mesum." aku menunjukan expresi tak berdaya, lalu berjalan ke arah alea. "ayo kita kembali ke rumah" alea mengangguk dan perlahan memeluk ku. "Emily, lilia, kathyln, aku akan menyiapkan gerbang portal terlebih dahulu. saat itu kalian bisa ke rumah ku dengan mudah dari sini nantinya." lalu Emily berkata "aku ingin menghadiri pernikahan mu, jadi lakukan sebelum itu" lalu lilia dan kathyln mengangguk bersamaan. "baiklah, jangan khawatir." dan kami berdua pun kembali ke rumah kami di kerajaan elf.

melihat lampu rumah yg masih menyala, aku perlahan membuka pintu rumah. "kakak" segera Ellie melompat ke pelukanku dan dengan cepat aku memeluk Ellie yg sudah menggelantung di leherku. di ruang tamu aku melihat ibu ku, ayah ku, Angela, Jasmin dan seorang pria muda bermuka masam. melihat pria muda itu aku tidak bisa menahan tawa ku. "ha ha ha ha kakek, bahkan saat mudah wajahmu masih saja menyebalkan. kamu terlihat seperti orang yg menahan sakit perut berbulan bulan" kakek vurion dengan kesal berkata. "nak kamu harus sedikit sopan pada orang yg lebih tua. aku sudah membantumu membawa keluarga mu ke sini dan kamu masih menghina ku. kamu anak kurang ajar." lalu ibu ku juga menatapku dengan kesal. "nak, minta maaf pada kakek vurion" melihat expresi marah ibu ku, aku dengan cepat menundukkan kepalaku dan berkata dengan sedih. "maaf kek, aku hanya tidak bisa menahannya." kakek vurion langsung melambaikan tangannya. "sudahlah, seperti aku tidak pernah mendengar ejekan my saja. duduk lah dan ceritakan tentang kelanjutan akademi sihir, aku sangat terkejut melihatnya menjatuhkan seorang lance dengan satu pukulan." aku segera duduk bersama mereka dan dengan malas berkata pada kakek. "semua baik baik saja, urusan akademi sekarang berada di tangan cucumu, putri kathyln dan salah satu perwakilan dari ras kurcaci. tidak perlu ada yg di cemaskan."

lalu aku menyerahkan sebuah cetak biru pada kakek vurion dan dengan wajah penasaran kakek tersebut mulai membukanya lalu mengamatinya dengan seksama. setelah beberapa saat kakek tersebut mulai bertanya pada ku. "ini terlihat seperti rumah bawah tanah." aku mengambil kembali cetak biru tersebut dan berkata. "ini adalah bungker perlindungan bawah tanah. kakek bisa membangunnya di setiap kota di kerajaan elf. jika kota di serang, warga bisa dengan cepat masuk ke dalam perlindungan bawah tanah ini." lalu aku membuka lagi cetak biru tersebut dan menunjuk ke arah garis garis yg menghubungkan setiap bungker. "ini adalah jalur kereta cepat, jadi setiap bungker akan terhubung dengan satu sama lain dengan kereta yg bergerak sangat cepat. kakek bisa memindahkan warga tersebut ke kota lain hanya dalam hitungan menit. kakek juga bisa mendistribusikan pasukan kakek dengan cepat."

lalu aku kembali menunjukan garis lain di dekat jalur kereta expres itu. "ini adalah jalur alternatif. jika perang sudah mereda, kereta cepat bisa di gunakan sebagai alat transportasi antar kota elf" aku melihat kakek itu mulai berpikir dengan serius dan setelah beberapa saat dia berkata pada ku. "berapa lama proyek ini akan berlangsung dan berapa biaya yg di butuhkan." aku langsung tersenyum pada kakek vurion. "hanya 1 Minggu, kalian siapkan material yg aku butuhkan dan aku akan membuatkannya untuk kalian. setelah selesai, aku meminta biaya jasa sebesar 100rb koin emas." lalu kakek itu berkata. "aku sudah mendapatkan info dari putraku bahwa perang pasti akan pecah dan bungker mu ini juga sangat membantu jika perang merambat ke kerajaan elf. aku akan segera mendiskusikan hal ini pada putra ku."

saat itu ayahku juga tiba tiba berkata. "nak, jika perang pecah. kamu harus menjaga ibu dan adik mu baik baik. ayah akan bergabung dengan twin horn untuk membantu dalam perang." aku hanya bisa menganggukkan kepala. "aku tidak akan menghalangi ayah, tapi sebelum itu mari kita bersantai dulu. masih ada sekitar beberapa bulan sebelum perang pecah." saat itu ibuku bertanya dengan expresi cemas. "lalu di mana art sekarang" dengan cepat aku menjawab. "sebentar lagi dia akan datang. aku akan masuk ke kamar dulu, aku benar benar lelah hari ini." lalu aku segera menuju ke kamar atas dan alea mulai mengikuti. "Bu, alea akan membantu Victor beristirahat." lalu Jasmin juga mengikuti. "aku akan memijat kakinya." dan angela juga mengikuti. "mungkin Victor perlu bantal kaki" melihat ini bibir ibuku berkedut kesal, tapi segera di melihat Elli juga bersiap mengikuti dan dengan cepat menarik kerah belakang bajunya. "Bu lepaskan, Elli hanya ingin membantu kakak." tapi ibuku segera berkata dengan kesal. "jangan ganggu kakak mu, tetap di sini dan tunggu kakak Arthur." Elli dengan pipi mengembung segera duduk kembali.