Chereads / sistem the gamer / Chapter 534 - Bab 52 jangan memaksakan diri

Chapter 534 - Bab 52 jangan memaksakan diri

sore hari saat kembali ke ruang tamu, aku melihat art yg sedang berbincang bincang dengan semuanya. melihat kedatangan ku dan Jasmin, ibu ku langsung menunjukan expresi serius lagi. "Jasmin, kita harus bicara sebagi ibu dan menantu." saat itu ibu ku mendekati Jasmin dan membawanya pergi ke kamar ibu ku, melihat ini aku hanya bisa menatap kosong ke arah mereka. "jangan khawatir, ibumu tidak akan memakan Jasmin. bagaimana jika kamu menemani bibi Angela berkeliling halaman." aku segera mengangguk. "baiklah." dan kami pun pergi halaman belanga rumah.

"art sudah setuju untuk pindah, dia sudah menjelaskan semuanya pada ayahmu dan mendukung keputusanmu." aku menatap Angela yg berbicara sambil menatap langit dengan expresi nostalgia. "apa yg bibi pikirkan." Angela langsung menatapku dan memberikan senyum cerianya yg seperti biasa. "bibi tidak menyangka kamu akan tumbuh begitu cepat, aku masih ingat saat kamu merengek untuk meminum susu bibi mu ini. kamu sangat lucu saat itu, tapi waktu berjalan terlalu cepat dan perang akan terjadi. art juga menceritakan sedikit tentang ini." Angela melipat kedua tangannya ke belakang sambil berjalan selangkah demi selangkah seperti anak kecil. "apa bibi mencemaskan perang yg akan datang." tapi Angela menggelengkan kepalanya. "bibi hanya memikirkan kata kata mu, sepertinya menjadi warga biasa itu terlihat sangat nyaman."

aku melihat Angela yg menundukkan kepalnya sambil sesekali menendang kerikil yg ada di tanah. "bibi sudah lama bersama twin horn, pasti susah bagi bibi untuk meninggalkan twin horn jika mengambil keputusan itu" Angela langsung berkata. "apa itu yg kamu cemaskan." mendengar nada bertanya yg penuh arti ini, aku hanya bisa terdiam dan kami pun hanya berjalan menuju pepohonan yg rindang tanpa sepatah katapun.

sampai di sana aku perlahan mengukirkan tanganku ke pinggang Angela. "apa kamu akan berbuat mesum dengan bibi mu disini." aku merasa kata kata Angela langsung menusuk hati ku dan aku menjawab sambil tersenyum canggung. "jangan salah paham" tapi Angela menggelengkan kepalanya. "bibi tidak pernah salah paham, dari tadi kamu selalu melirik belahan rok bibi mu. apa akhirnya kamu sudah tidak tahan." tapi perlahan aku membawa Angela ke dalam pelukanku dan memeluk pinggangnya semakin erat. angela juga melakukan hal yg sama pada ku dan kami saling menatap dalam diam. tapi setelah beberapa saat, kami secara bersamaan saling mendekatkan bibir kami dan mulai berciuman dengan penuh nafsu.

"bibi tidak akan tertipu oleh mu, hanya ciuman yg bisa bibi berikan untuk saat ini. selebihnya kamu harus menunggu bibi menjadi istrimu." lalu Angela mendekatkan bibirnya di telinga ku. "kamu tidak akan rugi, karena bibi masih suci. bibi mu ini tidak akan mengecewakan mu" lalu aku segera berkata. "sebaiknya kita segera kembali, aku takut sesuatu yg buruk akan terjadi pada bibi" bibi ku juga segera menjawab. "bibi juga merasa hal yg sama" lalu bibi ku berusaha melepaskan diri dari pelukanku, tapi sayang nya pelukanku terlalu erat. merasakan hal ini Angela langsung menatap ku dengan bingung dan saat dia melihat ku yg menatapnya dengan senyum jahat, dia hanya bisa tersenyum canggung. "apa bibi boleh mengucapkan kata kata terakhir" aku mengangguk. "katakan saja" sambil melihat sekeliling, Angela berkata dengan ragu ragu. "anu, bisakah kamu sedikit lebih lembut. jangan sampai mereka datang dan melihat kita." aku hanya tersenyum dan segera menyandarkan Angela ke pohon yg ada di belakangnya.

______________________

terlihat seorang wanita dengan pakaian hijau sedang bersandar di pohon yg rindang, kedua kakinya menjemput tubuh pria yg ada di depannya, satu tangannya meremas rambut pria yg sedang membenamkan wajahnya di dada besarnya nya yg sedikit terbuka dan tangan satunya lagi berusaha menutup mulutnya rapat rapat. tentu saja wanita ini adalah angela dan pria yg dengan penuh semangat menggerakkan pinggulnya di depan Angela adalah aku. ini sudah klimaks yg ketiga dan sebentar lagi akan menuju ke bagian keempat. kerena matahari akan sudah mulai terbenam, jadi ini adalah sesi terkahir.

kembali ke ruang tamu, setelah beberapa saat kami berdua kembali bersama dan saat itu aku melihat semua orang sedang berpesta bersama. "kemana saja kamu pergi bersama Angela." lalu aku segera duduk bersama mereka sambil berkata. "kami sedang memilih gaun pengantin untuk pernikahan ku, tapi setelah memilih begitu lama tidak ada yg cocok bu." ibuku langsung berkata dengan nada bingung. "kenapa begitu susah, paman vincent pasti bisa membantu." tapi aku menggelengkan kepala ku. "yg lain tidak masalah, tapi untuk ukuran bibi Angela sangat susah untuk di temukan." lalu tawa ceria semua orang menjadi terhenti sejenak dan Adam langsung tertawa lagi. "ha ha ha ha, lelucon yg bagus nak, aku sudah lama merindukan lelucon mu." dan semua orang kembali tertawa bersama, tetapi ibu ku menatap expresi Angela yg tersipu malu dan agak tidak biasa. "Angela katakan sesuatu." mendengar perkataan ibu ku, semuanya kembali diam.

lalu Angela dengan senyum manis berkata pada ibu ku. "Alice, sepertinya kita akan benar benar menjadi keluarga, rasanya agak canggung memanggil mu ibu."

"puffffffff" hampir semuanya memuntahkan minuman mereka dan ibuku dengan senyum ramah berjalan ke arah ku. "ibu punya sesuatu yg ingin ibu tunjukan, ikut lah dengan ibu" ibuku dengan lembut menarik tangan ku dan membawa ku ke kamarnya. tapi setelah beberapa detik, teriakan kesakitan dan mohon ampun mulai terdengar yg membuat semua orang saling memandang dan kembali tertawa terbahak bahak.

__________________________________

setelah menerima hukuman ibu, kami kembali ke meja makan dan ibu ku dengan expresi kesal ikut minum bersama yg lainnya. "Bu jangan minum terlalu banyak. tidak baik untuk kesehatan mu" tapi ibuku menatap ku dengan kejam. "salah siapa semau ini" lalu art juga berkata. "Bu jangan memaksakan diri. wajah mu sudah memerah" tapi ibu ku berkata dengan expresi mabuk. "kamu sama saja dengan Victor, yg satu maniak wanita dan yg satu maniak berlatih. tidak ada yg mencintai ibu." lalu aku segera menghentikan ibu ku untuk mengangkat gelasnya lagi. "ayo Bu, aku antar ke kamar mu. kamu sudah mabuk, lebih baik istirahat."

saat itu aku langsung mengangkat ibu ku dengan kedua tangan ku. "ibu ingin tidur di kamar mu dan memeluk mu dalam tidur untuk terkahir kalinya." aku langsung menjawab. "Bu aku sudah besar." tapi ibuku menjawab dengan marah. "apa yg besar, bagi ibu kamu masih anak anak. apa kamu sudah tidak menganggap ku ibu mu lagi." mendengar ini aku menoleh ayah ku dan yg lainnya yg sudah setengah mabuk. "nak penuhi keinginan ibu mu, dia pasti sangat sedih akan segera kehilangan bocah nakalnya." mendengar perkataan ayah ku, aku hanya bisa menunjukan expresi pasrah ku dan segera membawa ibu ku kamar ku.