dua hari berikutnya aku langsung bergegas ke rumah untuk bertemu ibuku dan yg lainnya sebelum perang di akademi terjadi. "ibu aku pulang, anak mu sudah tumbuh dewasa dengan cepat. ha ha ha ha." tapi yg menyambut ku tarikan telinga dari ibu ku dan dengan keras dia memukul pantat ku.
"apa yg dewasa, kamu hanya anak kecil berbadan besar"
"Bu sakit, lepaskan dulu"
"dari mana kamu belajar sihir aneh seperti itu"
"aduh Bu, itu dari buku rahasia Bu"
"kenapa kamu mengorbankan umurmu begitu mudah untuk wanita lain"
"Bu, aku mencintainya dan dia sedang sekarat saat itu."
"apa kamu tidak mencintai ibu mu lagi, apa kata cintamu pada ibu hanya omong kosong." aku melihat ibu ku mulai meneteskan air mata dan perlahan memeluk ku dengan erat.
"ibu juga mencintai mu, ibu mana yg tega melihat umur anaknya berkurang"
"jangan lakukan itu lagi ok, ini salah ibu yg membiarkan mu masuk ke akademi dan mempelajari sihir sihir aneh ini" aku mengelus punggung ibuku dengan lembut dan perlahan membelai rambutnya. "ya Bu, aku berjanji" saat itu aku melihat semua anggota twin horn sudah berkumpul di ruang tamu sambil menatapku dengan expresi melankolis, tapi aku tidak melihat Jasmin di antara mereka.
tiba tiba sesuatu tiba tiba menarik tanganku dan ternyata Jasmin sudah ada di sebelahku. perlahan aku melepaskan pelukan ibuku dan bersiap memeluk Jasmin yg tubuhnya lebih pendek dari ku. tapi yg aku terima adalah tamparan di pipi, lalu tendangan di pada dan pukulan bertubi tubi di bagian perut. setelah semua selesai dia langsung memelukku dengan erat dan mulai menangis dengan kencang. melihat ini aku langsung menundukkan kepala ku, lalu mengangkat dagunya dan mencium bibirnya.
di bawah tatapan semua orang, Jasmin merangkul leherku, lalu menaiki tubuhku dan mulai menjepit pinggang ku dengan kedua kakinya. ibu ku yg melihat ini dengan cepat menutup mata Ellie agar tidak tercemar oleh adegan mesum ku. Jasmin dengan rakus mencium bibirku tanpa mempedulikan lingkungan sekitar dan tangannya terus menerus mengacak acak rambut ku.
"ehem berapa lama kami harus menonton kalian berbuat mesum." mendengar perkataan ayah ku, kami perlahan melepaskan ciuman kami dan kembali saling menatap. tapi Adam yg sudah kesal akhirnya angkat bicara,"oohhh ayolah, setidaknya jangan di depan kami." lalu aku memberinya jempol terbalik sambil berkata dengan nada menghina. "lemah" yg membuatnya langsung berkedut kesal. "nak duduklah ceritakan pada kami apa yg terjadi sebenarnya." aku menganggukkan kepala ku dan langsung duduk bersama mereka.
melihat tatapan penasaran semua orang aku langsung menjelaskan. "jadi aku akan mulai dari kekuatan diviant yg aku miliki. intinya sistem kultivasi kami berbeda dari yg lain. ke banyakan seorang diviant memiliki kemampuan untuk melihat masa depan secara acak, tapi mereka juga mampu melihat sesuai keinginan mereka pada orang tertentu dengan harga umur mereka. tapi selain itu ada juga yg memiliki kemapuan tambahan seperti ku, aku bisa meminjam kekuatan divine dengan harga umurku. kekuatan yg sangat luar biasa dan berbeda dari mana."
"dan dulu saat aku masih membuka sebuah toko, aku bertemu dengan alea. saat itu sekilas aku melihat nasib tragisnya yg mati di tangan musuh dari benua luar. seluruh tubuhnya di potong potong" saat itu nada suara ku menjadi gemetar.
"Bu, bagaimana bisa aku melihat wanita cantik seperti itu di perlakukan seperti binatang." aku melihat semuanya menatapku dengan penuh simpati dan aku berkata lagi. "karena itu aku membuatkan dia sebuah artefak yg bisa melindungi dirinya, tapi hasilnya tetap sama Bu. dia berbaring di pelukanku sambil menangis dan berkata seandainya bisa dia ingin hidup biasa biasa saja dan menikah dengan ku, lalu membuat keluarga yg bahagia."
"Bu, hatiku benar benar sedih saat itu. kenapa harus wanita baik dan lugu seperti itu yg berkorban. kenapa bukan para bangsawan yg mengatakan dirinya darah yg paling mulia yg melakukan itu."
"Bu tidak bisakah aku memberinya sebuah kesempatan."
"aku pikir wanita seperti itu kayak mendapatkannya Bu"
"dia tidak punya keluarga, adik satu satunya juga telah tiada. aku hanya ingin memberinya sebuah kesempatan untuk merasakan kebahagiaan Bu." aku melihat semuanya menunjukan expresi sedih dan ibu ku juga kembali meneteskan air matanya. "kamu benar nak, ibu tidak akan mempermasalahkan hal ini lagi. tapi kamu harus berjanji untuk tidak menggunakan kemampuan ini lagi" aku mengangguk dan berkata. "tapi aku punya permintaan Bu"
"katakan nak, selama ibu bisa ibu pasti akan mengabulkannya." mendengar perkataan ibu ku, aku segera menyerahkan surat kelulusan dari akademi pada ibuku. "Bu aku sudah lulus akademi dan umurku juga sudah dewasa. aku ingin menikahi alea dan Jasmin"
semuanya langsung terdiam dan menatapku dengan heran sedangkan Jasmin menunjukan mata penuh kegembiraan. "Bu.." mendengar perkataan ku ibu ku kembali tersadar dan segera berkata dengan kesal. "ibu tidak keberatan kamu menikah, tapi kamu menikahi dua orang sekaligus. apa kamu tidak terlalu serakah, lalu apa menurutmu mereka setuju" tapi saat itu Jasmin segera berkata. "aku tidak keberatan" lalu aku menambahkan. "alea juga tidak keberatan, selain itu masih ada lilia, Emily dan putri kathyln yg menunggu. mereka juga tidak keberatan, hanya saja umur mereka belum cocok untuk menikah." aku melihat ibuku menyentuh kepalnya dan perlahan menyandarkan kepalanya di bahu ayah ku. "lihat anak mu, apa yg harus kita lakukan. aku tidak mengerti kenapa mereka semua mau menikah dengan mu."
lalu ibuku menatap Jasmin. "katakan Jasmin, kenapa kamu bersedia berbagi pria dengan wanita lain, apa kamu tidak marah." saat itu Jasmin menggelengkan kepalanya. "ibu, Victor memberi ku kebahagian, kebaikan dan cinta. dia memberi apa yg tidak aku miliki, dia menghapus kabut kesedihan ku. dulu aku di buang karena tidak kekurangan sesuatu, tapi Victor melengkapi kekurangan ku" lalu dari tangan Jasmin sebuah bola api biru tiba tiba muncul yg membuat semua orang terkejut.
lalu Adam langsung berseru. "sejak kapan kamu bisa mengendalikan api" tapi Jasmin Jasmin tiba tiba duduk di pangkuan ku sambil menyandarkan kepalnya di dada ku. "victor adalah segalanya bagi ku Bu, selama bisa bersamanya aku tidak akan keberatan berbagi. aku bukan orang yg pelit dan serakah." lalu ibuku hanya mendesah dan berkata. "jika begitu ibu akan merestui kalian, sekarang bagaimana dengan ayah mu" dan aku langsung menatap ayahku. "jika ayah berani menolak, aku akan mengambil ibu dari ayah. biarkan dia menangis sendirian dengan penuh penyesalan."
ibu ku langsung menutup mulutnya yg tersenyum dengan tangan nya sambil menatap ayah ku yg sudah menunjukan expresi kesal. "kamu sudah punya lima dan kamu ingin mengambil milik ayah mu. apa kamu tidak terlalu serakah. jika menikah maka menikah lah, tapi jangan rebut istri ayah mu" dan semua orang akhirnya tertawa terbahak bahak.