Chereads / sistem the gamer / Chapter 530 - Bab 48 sebanyak yg kamu butuhkan

Chapter 530 - Bab 48 sebanyak yg kamu butuhkan

di sebuah ruang tamu, Arthur dan keluarga raja elf sedang berkumpul bersama untuk makan bersama. terlihat Arthur sedang merenungkan kata kata yg di katakan nenek rinia tentang masa depan yg dia katakan pada Arthur kemarin malam. "cih anak itu pasti tidak mau melihatku karena aku sudah tua." kakek vurion langsung berkata. "apa kamu mengintipnya juga." nenek rinia langsung berkata dengan kesal. "jika bisa aku pasti mengintipnya setiap saat, tapi sayang itu tidak mungkin. tapi.." saat itu nenek rinia menatap tessi dan dia memberinya senyum misterius. "di setiap wanita yg memiliki peran pada art selalu ada anak ini yg mengintervensi nasib nya."

"apa maksud mu" mendengar seruan vurion, rinia langsung menjawab. "lihat saja tessi ku yg tersayang, banyak hal yg telah di lakukan anak itu pada nasib tessi. yg awalnya mengkhawatirkan sekarang menjadi jauh lebih baik. istana kerjaan yg mestinya hancur oleh amukan beast Will milik tessi kini tidak terjadi. aku bahkan hampir tidak bisa melihat masa depan tessi ku tersayang, seperti dia sekarang bisa menentukan masa depannya sendiri."

semua yg ada di sana menatap tessi dengan penuh kejutan dan melihat ini tessi dengan panik melambaikan tangannya. "aku tidak ada hubungannya dengan dia, beberapa Hari ini aku hanya serius berlatih dengannya." saat itu rinia kembali tersenyum. "dia melatih mu juga karena ada tujuannya, jika tidak nasib mu akan buruk kedepannya. berterima kasihlah dengan benar saat bertemu dengannya, tidak seperti ku yg bisa melihat tapi tidak bisa berbuat apa apa. tapi dia mengubah nasib buruk seseorang dengan cara nya sendiri dan itu berhasil."

tapi saat itu rinia menatap semua orang dengan tatapan serius. "pesan ku hanya satu, jangan pernah mengkhianatinya demi kepentingan apapun." dan semua orang dengan expresi serius menganggukkan kepalanya, tapi tessi langsung berkata. "nenek rinia, apa yg terjadi jika kita mengkhianatinya." rinia hanya menggelengkan kepalanya. "lebih baik aku tidak mengatakannya" dan semua akhirnya kembali diam, tapi sesaat berikutnya tubuh tessi tiba tiba bergetar dan expresi ketakutan muncul di wajahnya. melihat ini semua orang menjadi cemas dan art segera berkata. "ada apa dengan mu tessi" saat itu tessi menatap ayahnya dan berkata dengan nada memohon. "ayah jangan mengkhianati Victor, aku mohon. aku tidak bisa menjelaskan kenapa, tapi percayalah ku kali ini"

saat itu raja juga bertanya. "ada apa dengan mu yg tiba tiba sepeti itu, apa dia pernah mengancam mu." saat itu Tessi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan serius. "sekarang setidaknya aku bisa memukul pantat kakek. apa ayah paham maksud ku" raja lalu menunjukan expresi berpikir, tapi art segera berkata. "bagaimana jika 100 atau 1000 orang memukul pantat kakek. itu pasti sangat menyakitkan." tessi pun segera menganggukkan kepalanya. "itulah yg aku maksud" saat itu raja juga mulai berkata. "maksudmu dia bisa membuat lebih dari 100 memukul pantat ayah" tessi kembali menganggukkan kepalanya. "dia bisa membuatku bisa memukul pantat kakek, kenapa dia tidak bisa membuat orang lain tidak bisa memukul pantat kakek." raja elf akhirnya menganggukkan kepalanya dengan serius. "aku mengerti"

tapi suara benturan meja tiba tiba mengagetkan semua orang. "apa kalian sudah cukup dengan pantat ku, apa salah pantat orang tua ini. sial ini pasti gara gara bocah mesum itu" mendengar nada kesal kakek vurion semua orang saling menatap dan tertawa terbahak bahak. tapi kakek vurion tiba tiba meyerahkan sebuah botol giok pada rinia. "ini dari bocah mesum itu" rinia dengan expresi bingung menerima botol giok tersebut. "apa ini" tapi kakek itu berkata. "telan saja, baik untuk mu" lalu nenek rinia menelan pil tersebut dan perlahan nenek tersebut langsung menutup matanya dengan expresi santai dan damai. di depan semua orang tubuh nenek rinia perlahan berubah menjadi lebih muda dan akhirnya berhenti di kisaran umur 30 tahun. "sial ternyata apa yg dia katakan benar. aku kira pil ini hanya tipuan." semua orang yg terkejut melihat rinia langsung tersadar oleh perkataan kakek vurion. "jadi kamu memberiku pil ini sebagai uji coba, pil apa sebenarnya ini. kenapa tubuh ku menjadi lebih ringan dan penuh vitalitas seperti masih muda."

saat itu tessi memberikan sebuah cermin pada nenek rinia yg membuatnya langsung terkejut, tapi segera dia berteriak marah pada kakek vurion. "kamu memberikan pil yg begitu berharga pada ku, mestinya kamu meminumnya sendiri. apa otak mu sudah rusak" mendengar teriakan itu, kakek vurion mengeluarkan sebotol lagi dan langsung meminumnya. tentu saja akhirnya kakek itu menjadi pria muda yg tampan lagi di depan mata semua orang.

saat itu vurion menatap rinia yg sudah menunjukan expresi bahagia. "anak sialan itu berkata, jika aku mengabaikan cinta, maka cinta akan mengabaikan ku dan jika cinta mengabaikan ku maka dunia akan menghabiskan ku. rinia, maukah kamu memaafkan ku karena telah membuatmu menunggu." tapi rinia langsung melompat ke pelukan vurion dan menangis dengan kencang. "siapa yg peduli dengan menunggu. selama kamu bahagia, selama aku bisa melihat senyum mu, selama kita masih bisa tertawa bersama, itu sudah cukup bagi ku." tubuh vurion tiba tiba bergetar dan perlahan dia memeluk rinia sambil membelai rambutnya. "ternyata apa yg dikatakan anak itu benar, luka akibat cinta hanya bisa di sembuhkan oleh cinta lainnya. selama ini aku begitu bodoh dan menutup pintu hati ku. di kesempatan kedua ini maukah kamu memberikan cinta mu pada ku lagi." rinia kembali menangis lebih kencang. "apa maksudmu, tentu saja aku akan memberimu cinta sebanyak yg kamu butuhkan." semua orang yg menyaksikan ini perlahan meneteskan air matanya, terutama tessi yg pipinya sudah basah oleh air mata.