Chereads / sistem the gamer / Chapter 527 - Bab 45 dua bau cinta

Chapter 527 - Bab 45 dua bau cinta

4 hari berlalu dengan cepat dan mereka berdua sudah menguasai semua yg aku ajarkan pada Meraka. aku melihat mereka berdua bertarung dengan ilmu pedang yg aku ajarkan dan gerakan kaki yg aku ajarkan dengan cukup mempesona. tidak ada gerakan yg sia sia, setiap tebasan memiliki kekuatan yg luar biasa. setiap benturan pedang dapat menghempaskan hembusan angin di sekitarnya dan setiap pergerakan meninggalkan after image yg indah.

"apa yg telah kamu lakukan pada cucuku, kenapa dia menjadi seorang petarung yg mengerikan seperti ini hanya dalam beberapa hari." melihat kakek tua yg menatap tessi dengan kagum, aku langsung memeluk bahunya. "sebaiknya kita bicara di dalam saja, hari sudah mulai gelap dan ini juga sesi latihan terakhir, sisanya dia bisa berlatih sendiri di rumah."

lalu aku memanggil mereka berdua untuk segera berhenti. "ayo akhiri untuk hari ini, waktunya untuk mandi obat. kali ini obatnya akan lebih kuat, jadi mungkin akan sedikit sakit." melihat mereka berdua mengangguk kami berempat masuk ke dalam rumah. tanpa menunggu apapun, alea dan tessi langsung menuju ke bak mandi yg sudah di sediakan untuk berendam dengan ramuan obat yg telah aku sediakan.

di ruang tamu aku dan vurion sedang bersantai santai di sofa. "apa kamu sengaja melatih tessi untuk sesuatu yg akan terjadi di masa depan" aku menatap kakek itu dan berkata dengan santai. "aku hanya tidak ingin dia mengalami hal hal yg menyedihkan. dengan kekuatannya saat ini dan kebijaksanaan nya, aku yakin dia bisa melindungi dirinya dengan baik dan suatu saat menjadi pemimpin yg hebat." kakak itu lalu menganggukkan kepalanya sambil membelai jenggotnya. "jadi jika kamu tidak membantu, cucu ku akan dalam bahaya." aku yg mendengar ini sedikit tertawa kecil. "he he he kek, kamu tahu beast Will yg dia serap itu sangat ganas. jika aku tidak membantu, dia mungkin akan mati karena inti mana yg meledak. seandainya pun itu bisa di cegah dan penggabungan beast Will berhasil, dia tidak akan bisa sepenuh nya mengendalikannya."

"lalu bagaimana jika hal yg terjadi di sekolah terjadi di medan perang, Art tidak selalu bisa ada untuk menolong nya"

"bagaimana jika musuh yg dia lawan memiliki sifat mesum seperti ku, kakek bisa menebak sendiri hasilnya. itu akan menjadi trauma berat bagi tessi"

lalu kakek itu berkata. "apa kamu menyukai tessi" aku langsung memberikan expresi bingung sambil berkata. "tessi sangat cantik, hanya orang munafik yg mengatakan dia tidak menyukai cucumu." lalu aku menggelengkan kepala ku. "sayangnya kehidupan raja itu sangat melelahkan dan membosankan, jadi aku tidak berniat merebut calon ratu elf berikutnya. ha ha ha ha"

di dalam bak mandi, tessi sudah membenamkan setengah wajahnya dengan expresi merenung. mendengar percakapan ku dan kakeknya melalui persepsi spiritualnya, perasaan campur aduk mulai muncul di hatinya. bayangan art dan bayangan ku mulai tumpang tindih di pikirannya, sampai kata kata ku berikutnya membuatnya sedikit terkejut.

"aku tidak tahu apa yg dipikirkan oleh art, dia seperti menanggung beban seluruh dunia di pundaknya. dia bahkan tidak peduli dengan perasaan cucu mu terhadapnya. aku kadang merasa sedih melihat tessi yg di abaikan seperti itu. jika Art bukan adik ku, aku mungkin akan merebutnya dari Art bahkan jika aku harus menjadi raja di kemudian hari. sayangnya aku tidak suka mengambil hal hal milik adik ku" kakek itu langsung memberiku tampang menghina. "orang orang sangat ingin menjadi raja, hanya kamu yg berpikir raja itu merepotkan." lalu aku menatap kakek itu dengan serius. "apa saat kakek menjadi raja ada hal yg menyenangkan yg kakek dapatkan selain rasa hormat dan pujian dari rakyat." dan kakek itu langsung tertegun sesaat dan expresi melankolis mulai terpancar di wajahnya.

melihat ini aku menepuk bahu kakek itu. "mengobati luka akibat cinta adalah dengan memberikan cinta lainnya. jangan menutup hatimu kakek, beri seseorang kesempatan untuk mengisinya. jika dia tahu kamu seperti ini dia pasti akan menangis sedih." saat itu aku memberikan tiga botol giok pada kakek itu. "di dalamnya ada pil peremajaan, yg mampu menambah umurmu sekitar 50 tahun lagi dan membuatmu menjadi lebih muda. berikan satu pada wanita yg bisa memberikan cinta pada mu. percayalah kakek, hidup tanpa cinta sama saja seperti mayat berjalan."

kakek itu langsung berseru "pil apa yg begitu ajaib, tapi kenapa kamu memberiku tiga pil." aku langsung tersenyum jahat dan berpura pura mencium aroma tubuh kakek itu. "aku mencium dua bau cinta di tubuh mu, satu tidak asing. mmmm bau cinta ini seperti nenek tua yg ada di akademi. ya ya cinta tulus ini memang milik nenek tua itu dan yg satu lagi aku tidak tahu, tapi samar samar aku merasa maunya sangat mirip dengan bau cinta yg ada di hati mu. mungkin kah dia saudaranya, kerabatnya atau anaknya."

kakek itu langsung menjauh dari ku dengan expresi ketakutan. "nak hidung apa yg kamu miliki" lalu dia mencoba mencium bau badannya sendiri. "aku bahkan tidak mencium bau apapun dari mereka." aku dengan santai menjawab. "hanya orang yg memahami arti cinta yg bisa mencium bau cinta. kekuatan cinta itu sangat hebat kek, jadi jangan mengabaikan cinta apapun atau cinta akan mengabaikan mu dan jika cinta mengabaikan mu maka dunia juga akan mengabaikan mu. siapa peduli jika kamu memilki 2 atau lebih wanita, selama kamu bisa membuatnya bahagia itu tidak akan menjadi masalah. hanya karena takut hal hal yg tidak jelas kamu mengabaikan cinta seseorang, itu adalah tindakan paling kejam dari pada membunuh. bahkan jika kamu tidak mencintainya, cukup terima dia dan beri dia pelukan mu, maka dia akan merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia ini. bahkan jika kamu tidak bisa memberikan kasih sayang, cukup terima kasih sayang yg dia berikan pada mu dengan senyum. maka dia akan merasa menjadi wanita paling terberkati di dunia ini. apa begitu susah melakukan itu, turunkan sedikit ego mu kek."

tubuh kakek tua itu langsung bergetar dan expresi melankolis kembali muncul di wajahnya. "sepertinya apa yg kamu katakan benar, aku terlalu mengabaikan hal hal dan menutup hati ku. terima kasih sudah menyadarkan ku, jadi jika cucu ku di abaikan oleh Art kamu harus bertanggung jawab sebagai kakaknya." mendengar ini aku langsung mengangguk setuju. "tentu saja, jika Art menolak tessi dan membuatnya bersedih, maka aku akan merebut tessi dan membuatnya bahagia, sehingga suatu saat art akan menyesal mengabaikan Tessi." tessi yg ada di bak mandi sudah menutup wajahnya yg memerah karena malu mendengar kata kata ku, tapi samar samar senyum manis muncul di bibirnya dan cahaya harapan memancar dari matanya.