di tengah kota yg pada, aku menatap layar proyeksi di depan ku yg sedang menampilkan gambar para raja dan ratu dari kerajaan elf, manusia dan kurcaci. mereka mengumumkan tentang penemuan mereka terhadap benua baru yg membuat heboh semua penduduk. tapi hal hal ini sangat membosankan bagi ku dan segera aku berbalik untuk pergi dari tempat itu. "kemana kakak akan pergi" dan Elli dengan expresi cemberut yg lucu langsung menarik lengan ku. "he he he sangat membosankan, kakak ingin pulang saja" Elli langsung menjawab. "aku juga ikut" dan akhirnya Elli mengikuti ku sambil memeluk lengan ku seperti sepasang kekasih. melihat ini ayah dan ibu ku hanya bisa menggelengkan kepalanya.
setelah beberapa waktu, ayah, ibu dan yg lainnya kembali ke rumah, tapi suasana di rumah terasa sepi. "Victor.., Elli di mana kamu...." tapi tidak ada jawaban sama sekali dan akhirnya ayah dan ibuku datang menuju ke kamarku, tapi di depan pintu mereka di kejutkan dengan suara yg mereka dengar. "hmmmm kakak ini sangat enak. hah hah hah, ssstttt kenapa kakak tidak pernah memberi tahu bahwa ini sangat enak."
"he he he kalo begitu lebih cepat lagi"
"kakak jangan hmmmm. hah hah awas muncrat kak, susah untuk di bersihkan jangan sampai ketahuan ibu."
dengan wajah membiru ibu ku dan ayah ku langsung membuka pintu kamarku. "Victor, kamu kurang ajar. Elli adalah adik mu" teriakan ibuku langsung bergema di ruangan, tapi seketika mereka terdiam dan semua orang yg mendengar teriakan ibuku juga datang untuk melihatku.
di hadapan mereka, aku sedang menyuapi Elly spaghetti bolognese dan di mulut Elly masih tersisa jejak merah saus bolognese. melihat ini kami menatap ibu dan ayah ku dengan tatapan bingung. "apa maksudmu Bu, Elli memang adik ku dan kenapa aku kurang ajar" ibu dan ayah ku langsung menunjukan senyum canggung. "kenapa kalian makan di kamar, bukan kah ada ruang makan." saat itu Elly berkata. "kakak dan Elly memang selalu makan di kamar jika kakak membuat makanan yg spesial. agar tidak ada yg memintanya. Bu masakan kakak adalah yg terbaik, ibu sangat jauhhhhhhhh" saat itu paman Vincent juga berkata. "aku kira ada hal apa, Victor dan Elli memang biasa menyembunyikan makanan, apa kalian belum tahu." saat itu ibuku mendekati kami dan mencicipi makanan yg aku buat, seketika matanya langsung melebar dan menatapku dengan tidak percaya.
"hmmm enak, tapi agak pedas. hah hah" segera aku memberikan minuman pada ibuku yg sudah kepedasan. "Bu apa yg sedang kamu pikir kami lakukan kan." saat itu ibuku dan ayahku langsung menunjukan expresi malu dan memerah. melihat ini aku langsung kesal. "panas saja, aku bertanya tanya dari mana datangnya sifat mesum ku. ternyata semua ini warisan kalian berdua, akhirnya misteri ini terpecahkan dan nama ku akhirnya bisa di bersihkan. jadi jangan salahkan aku jika memiliki sifat mesum, semua ini adalah warisan kalian berdua." semua orang langsung terkejut dan paman serta bibi Vincent ikut tertawa. "jangan bicara omong kosong, ibu hanya khawatir kamu melakukan hal yg tidak tidak pada adik mu" tapi Elli segera berkata. "Bu, Elli tidak keberatan kakak melakukan hal yg tidak tidak pada Elli" seketika semua menjadi hening dan aku langsung berseru. "lihat sendiri Bu, semua adalah warisan kalian berdua. hanya Art saja yg berbeda, dia pasti punya penyakit otak" Art langsung berteriak kesal. "jangan bawa bawa aku juga. aku bukan orang mesum seperti kalian." mendengar ini aku berkata lagi. "Bu dengar sendiri. bahkan Art mengatakan ibu dan ayah mesum." mendengar itu tubuh art tiba tiba menegang dan perlahan memaksakan senyumnya melihat ibu dan ayah yg menatapnya dengan tajam. "Victor, kamu menjebak ku lagi" dan sore hari pun berlalu dengan lelucon tersebut.
sampai akhirnya acara ulang tahun Elli pun tiba, aku melihat banyak undangan yg sudah menghadiri rumah keluarga helstea. saat itu aku juga melihat lilia ya yg sudah tiba dan sedang menatapku dengan expresi melankolis. aku pun segera merentangkan tangan ku untuk menyambutnya lalu tanpa basa basi dia berlari ke arahku dengan bahagia dan memelukku dengan erat. "aku merindukan mu, sangat merindukanmu" mendengar ini aku langsung membawanya ke tempat yg agak sepi untuk berbicara.
"lilia, aku akan jujur pada mu bahwa aku sudah memiliki Jasmin dan mungkin nanti aku akan bertambah lagi." saat itu lilia menundukkan kepalanya dengan sedih dan ku pun berkata lagi. "Mungin perasaanmu adalah perasaan kagum karena aku membantu mu menjadi lebih kuat atau mungkin itu juga rasa cinta mu pada ku. tapi jika kamu ingin bersama dengan ku, kamu harus menunggu beberapa tahun lagi. jika sampai saat itu kamu masih memiliki rasa cinta pada ku, aku akan menerima mu dan tentu saja kamu juga harus menerima ku saat itu jika aku memiliki yg lain selain kamu." lalu aku membelai rambutnya dengan lembut. "aku hanya tidak ingin kamu terluka dan kecewa, tapi aku juga tidak ingin mengabaikan cinta mu. jadi bisakah kamu bersabar" lilia menganggukkan kepalanya dan berkata dengan pelan "aku akan" saat itu aku langsung membawa lilia masuk ke dalam untuk memulai pesta ulang tahun.
suara tawa dan gosip gosip receh mulai terdengar di kalangan orang tua, dentingan gelas yg saling bertabrakan, rayuan gombal para muda mudi yg berusaha mendapatkan gadis pujaannya. pesta ini dapat di gambarkan seperti bar yg sedang ramai pengunjung dan saat itu aku mendekati para pria yg sedang memainkan alat musik dan menyapa mereka. "tuan boleh aku ikut bermain" mereka semua saling memandang sesaat dan kemudian tersenyum. "ayo nak, jarang anak muda jaman sekarang memainkan alat musik. biasanya mereka lebih senang memainkan sihir mereka, ha ha ha ha. ayo mainkan alat musik yg kamu bisa." aku pun tersenyum mendengar sambutan hangat mereka. "boleh aku memainkan harpa ini" pria yg memainkan harpa langsung berdiri. "ayo nak, biar paman lihat keahlian harpa mu." dengan anggukan aku langsung duduk di menggantikan pria pemain harpa tersebut.