beberapa bulanpun berlalu dengan cepat dan sebulan yg lalu lilia sudah pergi ke akademi sihir. lilia mencium pipiku untuk pertama kalinya sebagai tanda perpisahan dan berjanji akan segera menjadi lebih kuat. tentu saja aku memberinya kata kata motivasi lainnya untuk menambah semangatnya. aku hanya berharap dia secara bertahap bisa melupakan ku, karena dia mungkin akan sangat kecewa jika dia tahu aku memiliki Jasmin di hati ku.
namun sekarang aku mengesampingkan semua pikiran itu karena di depan ku ada sesosok bidadari yg sangat cantik sedang melihat lihat senjata yg ada di rak. dengan cepat aku langsung mengakhirinya. "nona peri cantik, ada yg bisa aku bantu." wanita itu langsung tersenyum. "nak bibir mu sangat manis, aku ingin bertemu dengan pemilik toko ini" aku segera tersenyum padanya. "nona peri, akulah pemilik toko ini. jadi ada yg bisa saya bantu" wanita itu melihatku dari atas kebawah lalu berkata. "salah satu temanku membeli senjata dari toko mu dan itu sangat tajam dan berbeda dari senjata ajaib lainya. senjata itu juga memiliki kemampuan untuk membuat perisai yg mampu melindungi nya dari serangan musuh. lalu aku bertanya padanya di mana dia mendapatkan senjata itu dan di sini lah aku saat ini. berbicara dengan bocah yg mengaku sebagai pemilik toko" lalu dia menarik telinga ku lalu mendekatkan wajahnya sambil berkata. "cepat katakan di mana pemilik tokonya." melihat wajahnya yg sangat dekat aku langsung mencium bibir nya dengan cepat yg membuat dia terkejut sambil menutup mulutnya. tentu saja aku langsung melarikan diri ke meja kasir sambil berkata. "maaf nona peri, karena tidak biasa melihat wanita cantik aku tanpa sadar mencium mu. aku berkata yg sebenarnya nona, semua senjata ini adalah buatan ku dan akulah pemilik toko ini. jangan kerena aku kecil masih kecil nona malah meremehkan ku, jika aku besar aku pasti akan menikahi mu nona" aku melihat wanita itu kembali tersadar sambil menatapku dengan expresi yg rumit. "katakan saja bahwa kamu pemilik toko ini, aku ingin tongkat sihir yg memiliki fungsi seperti pedang prajurit ku" lalu aku berkata. "boleh aku tahu elemen apa yg dimiliki oleh nona peri cantik ini" wanita itu langsung berkata. "tanaman" lalu aku berpura pura merenung sejenak yg sebenarnya sedang membuat tongkat sihir yg bagus menggunakan fungsi sistem dan setelah itu mengeluarkannya dan memberikannya pada wanita itu.
melihat tongkat sihir yg terlihat seperti giok bening yg sangat indah dengan pola rune yg samar samar memancarkan cahaya ungu, mata wanita itu langsung melebar. saat dia memegang nya dia bahkan lebih terkejut lagi, melihat ini aku langsung menjelaskan. "tongkat itu mampu melipatgandakan kekuatan sihir tanaman, mengurangi konsumsi mana, menarik mana dari luar untuk mengisi mana sendiri, membuat perisai pelindung hanya dengan niat saja, membantu memulihkan mu dari luka dan saat kamu mengalikan mana dengan niat untuk sebuah pedang, maka tingkat ini akan berubah menjadi sebuah pedang energi yg sangat tajam" wanita itu langsung mencoba nya dan benar saja sebuah pedang energi langsung terbentuk dan panjangnya bisa di atur sesuka hati. melihat ini wajah wanita itu menjadi bersemangat lalu kembali menatap ku. "ehem, aku akan memaafkan apa yg sudah kamu lakukan pada ku tadi. jadi berapa harga tongkat ini." aku dengan santai menjawab sambil menyerahkan sebuah kalung yg sangat indah dengan permata hijau yg berkilau "ambil saja nona dan kalung ini juga untuk mu. saat kamu mengalirkan mana pada nya, kalung ini akan membentuk zirah yg sangat kuat, ringan dan fleksibel juga mampu menahan serangan benda tajam dan meredam getaran, lalu alirkan mana dengan niat untuk mengembalikan zirah maka zirah itu juga otomatis akan kembali ke dalam kalung."
wanita itu masih dengan bingung menatap ku dan kedua barang yg aku berikan. "aku masih tidak mengerti kenapa kamu memberikannya secara gratis."aku hanya tidak ingin peri secantik nona terluka saat menghadapi musuh. tapi jika nona masih ingin membayar, beri tahu saja nama nona pada ku, agar aku bisa menulisnya dalam dalam di hatiku." aku melihat wanita itu sedikit memerah lalu memalingkan matanya sambil berkata. "alea triscan lalu siapa nama mu" mendengar itu aku berkata sedikit canggung. "he he Victor leywin, terima kasih sudah mengunjungi toko ini. adik kecil ini benar benar terberkati oleh kehadiranmu." saat itu aku perlahan memegang tangannya dan bersiap untuk mencium punggung tangannya. alea juga memalingkan matanya dengan wajah yg memerah.
tapi pintu toko tiba tiba terbuka dengan kasar dan teriakan kesal langsung bergema. "Victor.... beraninya kamu menggoda wanita lain. apa ini tujuan mu membuka toko yg sebenarnya." dengan panik aku melepaskan tangan alea dan berdiri tegap dengan expresi serius. "Jasmin dengarkan dulu, kami hanya saling berkenalan saja. bukan kah ini hanya etika para elf, Arthur yg lama tinggal di kerajaan elf berkata seperti itu" tapi Jasmin yg sudah mendekatiku masih memberikan tampang kesal lalu memeluk lengan ku sambil menatap alea dengan tajam. "jika kamu sudah selesai berbelanja silahkan pergi"
lalu alea tertawa kecil sambil tersenyum pada ku. "kalo begitu aku akan pergi dulu, aku juga akan menulis nama mu di hatiku" Jasmin langsung memeras lenganku dan expresinya mulai memanas dan aku hanya bisa diam dengan wajah ketakutan. saat alea akan membuka pintu keluar dia menatap kebelakang sambil berkata dengan lembut. "tadi adalah ciuman pertama ku, kamu benar benar pencuri kecil" lalu dia dengan cepat keluar dari toko ku dengan senyum main main di bibirnya. sampai dia mendengar teriakan marah dari dalam toko, alea langsung tertawa cekikikan tapi tawa itu berhenti saat suasana di toko langsung sunyi. karena penasaran dia mengintip melalui kaca pintu dan melihat Jasmin sedang memeluknya sambil mencium Victor dengan penuh nafsu. hal ini membuat wajah alea memerah lalu segera melarikan diri dari tempat itu.
di dalam toko, aku yg sedang menikmati ciuman Jasmin perlahan bergerak ke ruang belakang agar tidak terlihat olah orang lain. hingga waktu berlalu dan Jasmin perlahan melepaskan bibirnya. "aku merindukan mu dan kamu bersenang senang dengan wanita lain, dasar bajingan." tapi aku langsung memasukan sebuah pil ke dalam mulutnya. "cepat lakukan pemurnian mana" walaupun masih kesal, Jasmin tetap mengikuti perkataan ku tanpa banyak bertanya. melihat ini aku langsung meninggalnya dan kembali ke belakang meja kasir.
setelah satu jam, aku melihat Jasmin keluar dari ruang belakang dengan air mata yg sudah membasahi pipinya. tanpa banyak bicara dia langsung memeluk ku dengan sekuat tenaganya hingga Isak tangisnya perlahan mereda. "aku mencintai mu, sangat mencintai mu, seumur hidup ini hanya akan mencintai mu." aku dengan lembut menepuk punggungnya sambil berkata. "ok ok sebaiknya kamu berlatih lagi menggunakan element api mu yg baru. jangan sampai kamu membakar pakaian mu" tapi jasmin tidak menjawab dan langsung mencium bibirku.