Chereads / sistem the gamer / Chapter 492 - Bab 10 anak durhaka

Chapter 492 - Bab 10 anak durhaka

satu tahun lagi berlaku dengan cepat, saat ini semua atribut dasar ku sudah menembus di angka 300 yg rata rata kesatria di dunia ini memiliki atribut dasar sekitar 50 - 60. tapi hal ini masih belum cukup, karena di dunia ini ada juga keberadaan yg sangat kuat yg di sebut vitraa. untuk itu aku memfokuskan latihan ku selama ini pada kekuatan spiritual yg saat ini sudah mencapai kira kira di level 50 an. 5 cincin roh juga sudah di pasang di kedua wuhun ku. untuk wuhun pertama kuning , ungu, ungu, hitam, hitam. yg memiliki skill yaitu sosis peningkatan latihan, sosis penyembuh, sosis pelindung, sosis pemulihan energi, sosis peningkatan kekuatan. sedangkan untuk cincin roh yg kedua adalah hitam, hitam, hitam, merah merah. dengan skill pertama adalah mengikat, skill kedua penjara, skill ke tiga duri penembus yg mampu membuat duri yg sangat tajam keluar dari tanah secara instan pada area yg di tentukan.skill ke empat ombak pedang yg mampu membuat ribuan pedang dari rumput kaisar perak biru dan menyapu ke arah depan seperti ombak yg dahsyat. lalu skill ke lima adalah domain kaisar perak biru. pengaktifan cincin kelima ini juga secara tidak langsung menanamkan garis keturunan kaisar perak biru yg ada di dalam wuhun.

hal ini membuatku menjadi lebih tampan dan memiliki aura yg lembut dan untuk rambut yg tiba tiba berubah manjadi panjang, aku segera memotongnya lalu membuat gaya rambut yg lebih tampan. untuk warna rambut, aku beralasan mengubahnya dengan bahan khusus agar tidak terlalu mirip dengan art. tapi hal ini malah membuat lilia semakin menempel pada ku dan bertingkah seperti anak manja jika kami berdua sendirian. Elli adik tercinta ku juga selalu ingin berpelukan dengan ku jika aku sedang di rumah dan tidak pernah mau melepaskan ku bahkan saat makan dan tidur harus bersama.

saat ini aku sedang menonton pertarungan ayah ku dengan Arthur yg baru saja kembali. kedua orang tuaku sangat bahagia melihat kedatangan Arthur dan akhirnya ayahku langsung menantang arthur untuk berkelahi. aku hanya melihat dengan wajah bosan lalu merebahkan kepalaku di pangkuan ibu ku. "kenapa mereka sangat suka berkelahi" lalu ibuku berkata. "semua orang memiliki pandangan hidup dan keinginan mereka masing masing, termasuk juga kamu yg lebih suka membuka toko. tapi ibu belum pernah lihat penghasilan mu saat ini" aku langsung menjawab. "berapa yg ibu butuhkan, katakan saja pada babi kecil mu ini." lalu ibuku tersenyum dan dengan lembut mencubit hidungku. "simpan saja dulu, jika ibu memang membutuhkannya ibu pasti akan memberitahu mu"

dengan suara seruan semua orang, pertarungan ayah dan anak itu akhirnya berakhir. tapi lilia tiba tiba melangkah maju "aku juga ingin bertarung melawan mu" Arthur langsung tersenyum canggung. "baiklah" mendengar itu aku langsung berseru. "hati hati" lilia langsung menjawab. "aku akan baik baik saja." tapi aku langsung melambaikan tangan ku. "bukan untuk mu, tapi untuk art." segera art langsung terkejut sesaat lalu mengangguk dengan serius sambil berpikir dalam hati. "dia tidak akan berbicara seperti itu tanpa alasan. lilia pasti sangat kuat." benar saja di depan mata art lilia langsung membuat tongkat panjang dari elemen es dan bergegas menuju art. lalu pertempuran jarak dekat akhirnya terjadi, serangan demi serangan dapat di hindari art tapi wajahnya menunjukan expresi yg sangat serius. lalu art menggunakan elemen listriknya untuk mempercepat kecepatannya tapi lilia hanya menghentakkan kakinya di tanah dan area tempat mereka bertarung langsung membeku yg membuat art langsung tergelincir. tapi tidak cukup sampai di sana, es yg ada di bawahnya tiba tiba terbang dan menghantam perut art tapi untungnya art dengan cepat berputar di udara untuk menghindari hal tersebut. tapi sialnya saat kakinya mendarat di tanah, sebuah tangan es langsung menegang kedua pergelangan kakinya dan balon air langsung menyelimuti tubuh art yg membuatnya mengeluarkan seluruh kekuatan sihirnya untuk berjuang. tapi tetap saja tidak berhasil. melihat ini aku langsung berkata "lilia sudah cukup" dengan tegas lilia mengangguk dan melepaskan sihirnya.

pertarungan itu membuat semua orang benar benar terdiam untuk sesaat, sampai paman dan bibiku kembali tersenyum. "ha ha ha aku tidak tahu anak ku juga sangat hebat. dia bahkan bisa mengalahkan anak mu" saat itu ayah ku juga berkata dengan expresi bingung. "kenapa anakmu begitu hebat, aku hanya melihatnya berduaan dengan Victor" lalu paman ku berkata. "ini adalah kekuatan cinta" mendengar itu wajah lilia langsung memerah. "ayah jangan bicara sembarangan." tapi saat itu lilia melirik ku dengan tatapan cinta yg mendalam untuk sesaat sebelum menutup wajahnya dan berlari ke dalam rumah. melihat ini semua orang langsung tertawa terbahak bahak sampai aku berkata. "lebih baik jangan saling memukul, hidup ini sangat indah dan nyaman. lebih baik kita nikmati selagi bisa. benarkan Bu" lalu aku menggosokkan kepalaku dengan manja di pangkuan ibuku, tapi dia langsung memukul dahi ku dengan lembut. "katakan saja kamu hanya malas berlatih. jika kamu mau berlatih dengan giat, kamu pasti bisa seperti art dan lilia." sambil menggosok dahi, aku berkata dengan kesal. "Bu orang berbakat biasanya akan menghadapi berbagi kesusahan dan rintangan untuk menempanya, jadi biarkan saja di sibuk sendiri. lalu aku akan selalu menjadi babi kecil mu yg tercinta, he he he selalu di sisi ibuku yg tercinta. muuuaaahh" lalu mulutku di tampar oleh telapak tangannya. "masih saja menggoda ibumu sendiri, kamu anak durhaka." lalu ibuku menarik tubuh ku ke pangkuannya dan mulai menampar pantat ku terus menerus. "aduhh Bu sakit, apa salahnya mencintai orang tua mereka. aduhh Bu sakit ampunnn" lalu semua orang kembali tertawa.

di kamarku saat ini art dengan expresi serius menatap ku. "ada seseorang yg mengatakan bahwa kamu seharusnya tidak ada di dunia ini. aku juga tidak mengerti maksudnya, tapi aku hanya mohon agar kamu bisa membantu menjaga keluarga kita" aku tentu saja mengiyakannya. "jangan dengarkan dia. jika aku memang tidak semestinya ada di dunia ini, lalu kenapa aku masih bisa berdiri di depanmu. apa menurutmu aku lebih hebat dari dunia ini." mendengar itu Art langsung terpana dan aku berkata lagi. "mereka adalah orang tua ku, tentu saja aku akan melindungi mereka. kenapa bertanya hal hal yg sudah jelas." art sekali lagi menunjukan expresi canggung sambil menggaruk kepalnya. "he he he aku hanya sedikit cemas." lalu aku menganggukkan kepala dan perlahan mendorong art ke pintu keluar lalu menendang pantatnya sambil berkata dengan kesal. "tidak boleh ada pria lain yg masuk ke kamar ku" lalu aku menutup pintu dan menguncinya meninggalkan art yg sudah terkapar di lantai.