sofy tiba tiba mendekatkan hidungnya dan mencium bau Chang di di sekitar tubuhnya. "kenapa aku mencium bau kebohongan dari mu" bibir Chang di sedikit berkedut mendengar perkataan sofy. "apa kamu seekor anjing, bagaimana kamu bisa mencium bau kebohongan dengan mudah." sofy mendekatkan bibirnya di telinga Chang di dan mulai berbisik secara perlahan. "hidung wanita sangat tajam saat menyangkut pria yg dia cintai. jadi jangan main main atau sofy akan mengeringkan semua susumu hingga tidak tersisa lagi, percayalah lubang sofy mampu menampung semua susumu sayang." Chang di segera menelan ludahnya. "tentu saja, aku tidak akan main main." sofy lalu menyandarkan kepalnya di bahu Chang di. "sayangku ayo kita berangkat, sofy sudah tidak sabar melakukan perjalanan dengan sayang ku"
dan akhirnya mereka berdua melakukan perjalanan dengan berjalan kaki ke kota nice. alasan tidak menggunakan kuda adalah Sofy tidak bisa menahan guncangan pada kedua toketnya yg terlalu besar. tapi saat mencapai kota kecil, Chang di segera membeli kereta kuda sederhana agar saat malam hari ada tempat untuk beristirahat. di tengah perjalanan Chang di merasakan sebuah pertarungan tidak jauh di dalam hutan di dekat lokasi Chang di. saat Chang di menggunakan persepsinya, dia melihat Tigre, elen, Lim dan wanita berambut biru sedang menghadiri penyergapan dari beberapa orang. melihat itu Chang di mengeluarkan revolvernya dan menembak ke arah orang orang yg menyergap mereka dari kejauhan.
"dor.. dor.. dor.. dor.. dor.." sofy yg sedang bersandar di lengan Chang di langsung terkejut mendengar suara tembakan tersebut. "benda apa yg itu, suaranya terlalu bising." lalu chang di menjelaskan fungsi senjata api tersebut pada sofy. "suara senjata ini terlalu keras, musuh akan tahu lokasi kita saat kita menembaknya." lalu Chang di berkata. "ini memang di buat untuk pertarungan jarak dekat dan bukan untuk serangan menyelinap." sofy hanya mengangguk dan kembali menyandarkan kepalnya di bahu Chang di sambil memeluk lengannya dengan erat.
di sisi lain di kedalaman hutan, saat seekor ular akan jatuh ke toket Lim mereka mendengar suara tembakan dari kejauhan dan tiba tiba kepala ular yg akan menggigit toket Lim langsung meledak di ikuti dengan beberapa orang yg jatuh dari atas pohon dengan kondisi tanpa kepala. seketika semua orang langsung terdiam menyaksikan semua itu. "sepertinya ada orang yg menolong kita dari arah sana. apa kita perlu menemuinya" melihat elen menunjuk ke arah suara ledakan tadi, Tigre segera menganggukkan kepalanya. "sebaiknya kita mengucapkan terima kasih padanya." lalu mereka berempat bergegas ke arah chang di yg sedang menaiki kereta kuda bersama sofy.
saat elen mendekat, dia terkejut melihat sofy yg dengan manja memeluk seorang pria misterius dan sofy yg melihat elen juga mulai memicingkan matanya sesaat lalu menatap Chang di dengan kesal. "kenapa kamu di sini elen, jangan bilang ini hanya sebuah kebetulan." elen langsung menjawab. "ada seseorang yg membantu membunuh orang yg sedang menyergap kami dan saat itu juga terdengar suara ledakan di sekitar sini. jadi aku kira orang yg membantu kami adalah kamu." dan sofy menatap Chang di lagi dengan kesal sambil mencubit pinggang nya. melihat reaksi sofy, semua orang juga memandang Chang di dengan mata menginginkan penjelasan. "aku hanya iseng menembak ke arah hutan, jika itu membunuh musuh kalian berarti kalian beruntung. jika itu membunuh kalian berarti kalian sial. tujuanku hanya membangunkan kekasihku yg sedang menghayal hal hal mesum." mendengar itu sofy langsung menggeliat dengan manja. "apa kamu sudah dengar, jadi jangan ganggu dunia dua orang kami. bukankah kamu sudah memiliki kekasih mu sendiri, pria bangsawan yg ada di sebelah mu."