setelah terdiam sejenak, wanita itu langsung menunjukan sikap dinginnya dan mengeluarkan sebotol giok.
"saat mencari kristal ungu di sarang singa itu, aku melihat pemuda yg kamu katakan, dia membuat kesepakan dengan ku untuk membagi cairan sumber ungu ini dengan imbalan membantu ku membuka nya dari tempat dia di simpan, karena aku tidak membutuhkannya semua nya sekarang milik mu" lalu wanita itu melemparkan botol giok itu pada Chang di.
"sebenarnya aku tidak membutuhkannya, tapi karena ini di berikan oleh wanita cantik maka aku akan menyimpannya, lalu bagaimana dengan kencan kita"
"kapan aku mengatakan akan berkencan dengan mu" dengan wajah dingin wanita itu menatap Chang di dengan tajam.
"Mehhh pelit"
"kamuuu, katakan siapa nama mu"
"kenapa aku harus mengatakannya, toh kita tidak akan bertemu lagi, walaupun kita bertemu aku akan segera lari dari mu, siapa yg mau mendekati wanita galak seperti mu, dunia tidak menciptakan hanya satu wanita cantik" dengan wajah acuh tak acuh, Chang di dengan santai menyimpan botol giok itu ke ruang sistem.
"beraninya kamu menghinaku" dengan sangat marah wanita itu langsung menghunuskan pedangnya ke arah Chang di.
"wow wow, sabar Yun er, apa kamu ingin membunuh orang yg membantu mu" saat itu Chang di menunjukan expresi main main sambil melambaikan kedua tangannya.
"dari mana kamu tahu nama ku"
"kenapa aku tidak boleh tahu nama mu"
"itu itu itu karena aku tidak tahu nama mu"
"ohhh apa kamu harus tahu siapa nama orang yg tahu nama mu, aku rasa masih banyak orang yg tahu nama mu tapi kamu tidak tahu namanya, jadi kenapa kamu hanya memaksaku"
"hanya sebuah nama, kenapa kamu begitu pelit" mendengar ini Chang di juga membalas
"heh, hanya sebuah kencan kenapa kamu begitu pelit" saat itu Yun Yun langsung terdiam lagi.
"kenapa, tidak bisa menjawab ku" saat itu Chang di perlahan mendekatinya secara perlahan sambil dengan santai menurunkan pedang yg di acungkan oleh Yun Yun Dangan jarinya.
"kamu tahu, jika aku tidak tahu nama mu, kamu pasti akan memberikanku nama palsu mu, misalnya yunzi atau yunli atau mungkin yunti, apa aku benar Yun er" saat itu Yun Yun hanya menatap Chang di masih dengan wajah dinginnya dan mereka berdua saling menatap dengan tajam.
karena tidak ada yg mau mengalah, Chang di dengan cepat memeluk pinggang Yun Yun dan langsung mencium bibirnya.
melihat ini, Yun Yun hanya bisa terdiam dan setelah beberapa saat pedang yg dia pegang langsung kembali ke cincin penyimpanannya.
perlahan kedua tangannya memeluk leher Chang di dan secara singkat terlihat kilatan merah di mata Yun Yun.
melihat ini Chang di hanya sedikit terkejut dan terus menikmati bibi lembut Yun Yun.
dengan sabar Chang di membimbing lidah Yun Yun agar bisa mengikuti permainan lidahnya.
semakin lama Yun Yun semakin bergairah dan dia dengan tidak sabar menekan Chang di ke pohon besar yg ada di dekatnya.
dengan penuh nafsu, Yun Yun bermain dengan lidah Chang di dan terus menggesekkan tubuhnya pada tubuh Chang di.
tapi setelah beberapa saat Yun Yun membuka matanya dan mendorong Chang di dengan expresi bingung.