Hari ini pernikahan antara Marvin Jensen dan Kirani Anastasia akan segera di gelar Meriah, di salah satu hotel berbintang milik Jensen group.
Pernikahan keduanya di gelar tampa mempertemukan kedua pengantin terlebih dahulu, benar-benar pernikahan bisnis.
Marvin sudah duduk menunggu pengantinnya, dengan stelan jas pengantin. Aura ketampanan Marvin terlihat memancar dengan baju pengantin yang di kenakan nya meski usianya sudah kepala tiga.
Dari Arah belakang datanglah Kirani, di balut gaun pengantin sangat mewah, memancarkan aura kecantikannya yang selama ini di puji kaum adam.
Setelah Kirani sudah sampai di samping Marvin, Marvin menoleh sejenak "Cantik" batinnya.
Akhirnya Marvin dan Kirani sah menjadi suami istri, Kirani baru berani menatap suaminya.
"Aku memang tampan, tidak perlu memujiku" bisik Marvin dengan mendekatkan wajahnya di telinga Kirani.
Kirani langsung menatap malas ke arak lain, dia tidak menanggapi perkataan pria yang baru saja menjadi suaminya.
Kirani dan Marvin sedang menyalami tamu yang datang, sesekali Kirani melirik suaminya.
Akhirnya acara resepsi malam sudah selesai di gelar, Marvin memanggil Ryan selaku asisten kepercayaannya.
"Ryan sediakan mobil, kita pulang ke rumah malam ini" ucapnya Marvin dingin, posisi Kirani di sampingnya.
"Bos yakin mau pulang ke rumah, bos tidak ingin menikmati malam pengantin di hotel mewah ini" protes Ryan.
"Betul banget, masa malam pengantin harus meninggalkan hotel semewah ini, kan sayang" timpal Kirani, kemudian menutup mulutnya dan tersenyum kecut, Ryan menahan tawanya.
Ariya melirik dan tersenyum sinis "Aku sudah biasa menghabiskan malam bersama para wanitaku di hotel ini" ucap Marvin sambil berjalan ke arah mobil.
Ryan memberi kode pada Kirani agar mengikuti Marvin, Kirani mengikuti saja langkah Marvin.
Mobil sudah siap, Marvin langsung naik ke mobil setelah sopir membukakan pintu, dia tidak mempedulikan keberadaan Kirani.
Kirani yang mempunyai sikap cuek, tidak peduli dengan sikap acuh Marvin, dia ikut aja naik mobil dan duduk di samping Marvin yang diam saja melihatnya masuk.
Selama perjalan tidak ada yang bicara, pada akhirnya sampai lah mereka di depan pagar tinggi, satpam segera membuka pagarnya dan mobil melesat masuk ke halaman rumah mewah milik Marvin Jensen.
Terlihatlah rumah beras dan mewah, dengan beberapa pilar tinggi yang menjulang, rumah itu bak istana negri dongeng.
Kirani yang terlahir dari keluarga kaya, tidak terlalu mempedulikan kemewahan rumah itu meski diam-diam mengagumi arsitektur rumah itu.
"Ayo masuk" ajak Marvin dengan cuek.
Kirani mengikuti langkah Marvin naik kamarnya, setelah berada di dalam kamar Marvin, Kirani menatap sekeliling kamar itu di dominasi warna hitam dan abu-abu. *Iya kamar Marvin memang bertemakan monokrom*
"Om" panggil Kirani.
"Kamu bilang apa?" sambil memutar tubuhnya ke arah Kirani.
"Om, emang salah usia kamu kan lebih tua dari aku" ucapnya ngeyel.
Marvin tidak bicara lagi, dia kemudian bergegas mengambil handuk di ruang ganti.
"Dia kenapa sih, lagi sariawan kali yah" gumam Kirani kemudian duduk di meja rias.
Kirani kesusahan membuka baju pengantinnya, karena resletingnya berada di belakang, hingga memperlihatkan bahunya, di saat bersamaan Marvin keluar dari kamar ganti.
Marvin tersenyum sinis, dan dapat di liat Kirani dari cermin, "Mau berusaha menggodaku, tapi aku tidak tertarik" ucap Marvin sambil melihat ke arah lain.
"Hei tuan, siapa juga yang mau menggoda anda, asal kamu tau yah, semua pria di kampus mengidolakan tubuh ku ini" ucapnya sambil menunjuk ke wajah Marvin.
Marvin menangkap tangan Kirani dan dipelintir kebelakang, "Jadi hanya tubuh kamu ini yang bisa kamu andalkan untuk menggoda para pria" ucapnya berbisik di telinga Kirani, membuat jarak di antara mereka tinggal beberapa senti. Kirani tidak menjawab lagi karena dia tidak pernah sedekat ini dengan pria.
Marvin melepas resleting baju pengantin Kirani dengan lembut, dengan posisi yang masi sama, Kirani tersentuh dengan perlakuan Marvin.
"Cepat ganti bajumu, semua pakaian mu sudah di sediakan di lemari" masi berbisik di telinga Kirani.
Kirani baru tersadar, kalau belakangnya sudah terbuka lebar, secepatnya dia menghadap ke depan.
"Dasar murahan, baru di kasi sentuhan sedikit saja sudah terbuai" Ejek Marvin, diam-diam melirik belakang Kirani di depan cermin yang sudah terbuka lebar.
Membuat jiwa casanova Marvin bangkit, secepatnya dia bergegas masuk kamar mandi.
"Hei Om bilang apa, murahan?" teriak Kirani tidak terima.
Sementara itu, Marvin menuntaskan hasratnya di kamar mandi, "Gila tubuhnya seksi juga, tapi gadis murahan seperti dia akan kesenangan jika di puji" ucap Marvin, sambil memperhatikan tubuhnya di depan cermin, yang atletis dan perut seperti roti sobek.
Sementara di luar Kirani sedang mondar-mandir, dia sedang gelisah memikirkan apa yang akan di lakukan suaminya malam ini.
Kirani mengigit kukunya berfikir, tiba-tiba Marvin keluar dari kamar mandi, dengan dada yang terbuka, membuat Kirani melihat ke sembarang arah.
"Dasar, jangan sok polos kamu" ucapnya sinis.
Kirani tidak mempedulikan hinaan Marvin, dia secepatnya masuk kamar mandi.
"Hei tunggu" panggil Marvin saat Kirani sejajar dengannya.
"Apa om?" jawabnya malas.
"Kamu bisa menjadi nyonya di rumah ini, tapi jangan sekali-kali mencampuri urusan pribadiku, ingat itu" ucapnya dingin.
"Oke baik om" jawabnya singkat, kemudian berlalu masuk kamar mandi.
Marvin juga tidak keberatan dipanggil om, lagi pula dia juga sering di panggil om dengan wanita-wanita yang menjadi teman ranjangnya, dan Marvin juga berpikir bahwa Kirani juga sering bermain dengan om-om seusianya.
Berapa saat kemudian Kirani keluar dari kamar mandi, Kirani melihat sekeliling tapi tidak melihat Marvin.
"Om CEO itu di mana yah, sepertinya dia tidak ada" gumamnya, kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
Kirani nampak berpikir sejenak, lalu menelpon seseorang, "iya halo, kita ketemu di tempat biasa" dan menutup sambungan telponnya.
Saat ini Kirani sedang ada di klub malam tempatnya sering datang bersama sahabatnya yang bernama Elmira Revalina.
Ya tentu saat ini Kirani bersama Elmira, yang dia hubungi tadi untuk bertemu.
Kirani memang sering ke klub bersama Elmira, tapi dia tidak pernah sekali-kali menyentuh minuman beralkohol dan rokok, karena usianya belum 21+.
Kedua sahabat itu sedang menikmati musik di ruang VIP, "gila elo Ran, malam pengantin malah berada di klub" ucap Elmira.
"Hei elo mau tau rahasia, kayaknya suami gue gak tertarik ama gue deh" ucapnya sedikit teriak karena musik yang keras.
"Apa benar" ucap Elmira, membulatkan matanya tidak percaya,
Sementara di dalam ruangan VIP tempat mereka berada, duduklah Marvin dengan dua wanita penghibur, sedang menikmati wine.
Mata Elmira kemudian tertuju pada Marvin, "Eh Kirani lihat, bukannya itu suami elo?" ucapnya sambil mengguncang-guncang tubuh Kirani.
Kirani malah mengamati gerak-gerik suaminya, lalu tersenyum dan di saat bersamaan Marvin juga melihatnya.
Elmira memegang dahi Kirani, tapi Kirani malah berdiri dari tempatnya dan berjalan ke arah suaminya.
"Anak itu masi waras kan?" ucap Elmira.
Setelah Kirani berada di depan suaminya, "Om CEO, gue tidak akan mencampuri urusan pribadi anda, tapi jangan sekali-kali membawa wanita murahan ini di kamarku, karena kuncinya bersamaku". ucapnya dengan santai, dia tidak mempedulikan tatapan tajam suaminya.