Bertahun-tahun telah berlalu, kedua anak itu, Qian Xun dan Chang Feng telah tumbuh menjadi dua Dewa Agung yang sangat tampan dan memikat hati para Dewi. Pemerintahan Alam Langit pun telah mengalami banyak perubahan. A Heng yang dulunya adalah seorang pengawal, kini menduduki jabatan Dewa Takdir. Ia bertugas mengatur takdir manusia di Alam fana. Ke 6 Alam telah damai dan hidup saling berdampingan. Posisi Dewi Perang yang ditinggalkan Lan Ying pun sudah lama kosong. Akan tetapi, baru-baru ini muncul binatang Iblis, Mogui, yang mencelakai beberapa Abadi. Menanggapi masalah ini, Kaisar pun mengadakan rapat dadakan.
"Sepertinya kita semua telah mendengar berita heboh baru-baru ini. Makhluk Iblis, disebut Mogui, telah mengacau dan meresahkan dunia. Sebagai pemimpin 6 Alam, Alam Langit seharusnya bertanggung jawab akan hal ini. Apakah tetua sekalian punya solusi untuk masalah Mogui?" Tanya Kaisar memulai rapat.
Dewa Hujan, Li Yu, maju beberapa langkah.
"Kaisar, menurut hamba, mungkin sebaiknya kita mengutus beberapa prajurit handal untuk menangani masalah ini."
"Betul Kaisar...." Sahut para tetua.
"Mmmm.... Aku sangat setuju" jawab Kaisar. "Tapi kita harus mengutus seorang Dewa yang akan memimpin prajurit-prajurit ini dan bertanggung jawab atas masalah Mogui. Begini saja. Setelah Dewi Lan Ying meninggal, posisi Dewi Perang telah kosong selama bertahun-tahun. Aku akan mengangkat seorang Dewa Perang pengganti Lan Ying yang akan memimpin prajurit-prajurit handal memburu Iblis Mogui. Berhubung Pedang Naga Biru milik Dewi Perang sebelumnya telah memilih Qian Xun, maka dengan ini aku mengusulkan Qian Xun diangkat menjadi Dewa Perang yang baru."
"A Heng sangat setuju, Yang Mulia Kaisar." respon A Heng.
"Kaisar...." sela Permaisuri Langit. "Kaisar, Qian Xun adalah anak selir. Chang Feng sudah banyak melakukan hal untuk kesejahteraan 6 Alam. Mengapa di dalam hati mu hanya ada Qian Xun? Posisi Dewa Perang sangat mulia, bagaimana mungkin seorang anak Iblis diangkat jadi Dewa Perang!!!"
"Betul, Kaisar!" sahut yang lain.
"Permaisuri ku, sekalipun Qian Xun lahir dari Iblis, dia tetap anak kita, dia adalah Pangeran Langit."
"Kaisar! Apa Kaisar lupa bagaimana sikap para tamu dari ke 6 Alam di hari ulang tahun Kaisar tahun lalu? Mereka terus bergunjing tentang Kaisar Langit yang terhormat menikahi wanita Iblis rendahan."
"Cukup!!!!" bantah Kaisar tegas.
Dewa Hujan yang merupakan Dewa tertua di alam Langit itu pun maju menyela mereka.
"Kaisar, bagaimanapun juga, apa yang dikatakan Permaisuri ada benarnya. Menurut hamba mengapa tidak kita angkat Yang Mulia Chang Feng menjadi Dewa Perang yang baru demi kebaikan 6 Alam."
Kaisar pun berpikir sebentar.
"Tapi, Chang Feng telah menjadi Dewa Bintang selama beberapa tahun terakhir. Sedangkan Qian Xun hanyalah Pangeran yang terkurung seperti burung dalam sangkar." Kata Kaisar.
Dewa Hujan pun memberi saran.
"Kaisar, Yang Mulia Qian Xun adalah Dewa yang gagah berani dan tulus hatinya. Akan tetapi, dia adalah Dewa setengah Iblis. Banyak tetua dari 6 Alam yang tidak menyukai Pangeran. Bahkan hamba tidak dapat menyangkal kalau bahakan kami para tetua yang hadir di sini sering berbicara buruk tentang Pangeran. Sebenarnya, saudara tiri hamba, Liao Bo, Ketua Paviliun Luofeng, baru-baru ini meminta saya mengusulkan pada Kaisar untuk mencari penggantinya. Beliau juga baru-baru ini dilukai oleh Iblis Mogui. Ia meminta untuk beristirahat. Paviliun Luofeng berada di pinggiran Alam Langit. Bagaimana kalau Kaisar mengirim Qian Xun ke sana menggantikan Dewa Liao Bo?"
"Lancang!!!! Apa kau bermaksud untuk mengasingkan Putraku???" Kaisar sangat marah.
Dewa Hujan, Li Yu pun segera berlutut.
"Hamba, tidak berani!!!"
Dewa yang lain pun ikut berlutut.
"Mohon Kaisar jangan marah!!!!" sahut mereka serentak.
"Kaisar, Dewa Hujan mengusulkan ini demi kebaikan Yang Mulia Qian Xun, tidak ada maksud lain." kata Dewa yang lain.
Permaisuri pun mendukung.
"Kaisar.... apa yang mereka katakan benar. Lagipula, Qian Xun belum memiliki cukup pengalaman. Mengirimnya ke Paviliun Luofeng adalah hal yang terbaik. Disana juga dia bisa belajar banyak."
Kaisar pun mulai merenung dalam hati. "Mungkin yang mereka katakan benar. Ini memang yang terbaik. Lagi pula, di Paviliun Luofeng ada permandian air panas yang dapat meringankan penyakit Qian Xun."
"Kaisar!!!!" Permaisuri mengingatkan Kaisar yang sedang melamun.
Kaisar menghela nafasnya.
"Baiklah. Aku mengerti maksud baik Dewa Hujan. Panggilkan kedua Pangeran Langit!!!!"
Qian Xun dan Chang Feng pun memasuki aula pertemuan.
"Hormat, Kaisar!!" kata mereka bersamaan.
"Chang Feng, dengarkan perintah!"
Chang Feng berlutut menghormat.
"Ya, Kaisar."
"Chang Feng kuangkat menjadi Dewa Perang yang baru. Kau akan bertanggung jawab atas keamanan 6 Alam. Tugas pertamamu adalah membunuh Iblis Mogui, membawa kedamaian di 6 Alam."
"Terima kasih, Kaisar. Panjang umur Kaisar."
"Qian Xun, dengarkan perintah!"
Qian Xun juga berlutut menerima perintah.
"Ya, Kaisar."
"Kau kuangkat menjadi Ketua Paviliun Luofeng yang baru. Kau akan bertanggung jawab atas jiwa-jiwa yang akan bereinkarnasi dan menjaga perbatasan Alam Langit."
"Terima kasih, Kaisar. Panjang umur Kaisar."
Permaisuri tersenyum bangga melihat segala keinginannya terkabul.
Qian Xun pun mulai bersiap-siap meninggalkan Istana. Di dalam kamarnya, ia membuka laci di mana ia menyimpan kalung peninggalan ibunya. Ia mengambil kalung itu dan menatap permata hitam lambang Iblis pada kalung itu.
"Chang Pu, menurutmu seperti apa penampilan ibu? Aku bahkan tidak pernah membayangkan bagaimana rupanya." katanya berbicara pada pengawalnya yang sedari tadi berdiri di sampingnya.
"Yang Mulia, menurutku, Nyonya Li adalah Dewi yang sangat cantik dan baik hati."
"Chang Pu, Ibuku adalah Iblis, bukan Dewi."
"Ahh.... maafkan aku Yang Mulia. Chang Pu tidak bermaksud....."
"Sudah... sudah.... Aku baik-baik saja."
Seseorang membuka pintu kamar. Dia adalah Kaisar.
"Ayah Kaisar...."
"Qian Xun, apa kau bersedih karena harus meninggalkan istana?"
"Tidak, Ayah Kaisar. Aku sangat senang bisa berkarya untuk 6 Alam."
"Hmmmm.... Baiklah. Aku senang kau berkata seperti itu. Qian Xun, di sana ada mata air panas yang bisa meringankan penyakitmu. Setelah sampai di sana, jangan bekerja terlalu keras. Perhatikan juga kesehatanmu."
"Baik, terima kasih atas perhatian Ayah Kaisar."