Dalam dunia yang bergulir hingga waktu yang sudah ditentukan, menunjukan beberapa hal yang mungkin akan menjadikan lembaran kosong menjadi lembaran yang penuh dengan coretan tinta, menurut Anka semua yang sudah dilakukan hanya sebuah kebohongan belaka. Berjalan dijalan setapak sore itu membuat dia mengerti jika manusia hanya dapat hidup, jika memiliki tujuan yang berarti tatkala sembari membuat cerita hidup yang hebat untuk masa depannya.
" Lara..? kamu kenapa sendirian disini..? " Tanya Anka kepada Lara
" ouhh, kamu mas, kirain siapa. Lagi pengen jalan keluar aja." Jawab lara sembari melihat langit sore yang menguning itu.
" ya udah kamu hati- hati nanti kamu dicariin keluargamu kalau kamu pulang larut malam" lanjut Anka dengan ucapan tegasnya.
Setelah dia bertemu dengan Lara di jalan, Anka melanjutkan lagi jalan sorenya. Menyusuri jalan hutan yang sepi dan tenang tanpa ada suara motor atau mobil seperti kota- kota besar di luar sana. Suasana sore yang hanya ada di desa itu membuat kenyamanan tersendiri bagi Anka, sampai suara Adzan berkumandang dia memutuskan untuk singgah sebentar dimushola untuk menunaikan ibadah.
Anka yang saat itu sedang sakit, dia memaksa dirinya untuk pergi keluar rumah karena dia sangat bosan jika harus berbaring ditempat tidur saja. Desa yang Anka tinggali sangat jauh dari kota besar butuh waktu 6 jam untuk sampai didesa yang dia tinggali sekarang. Anka pergi dari kota asalnya karena dia sudah muak melihat kehidupannya di kotanya dulu, penghianatan dan berbagai hal yang suram menerpa dirinya. Saat teman-temannya mencoba menghubunginya lewat telpon, Anka selalu menolaknya,
" apa sih ni orang, ribet amat." Perkataan di hatinya saat melihat telponnya berdering,,
Handphone yang dia bawa setiap hari membuat dirinya semakin tidak nyaman, dia memutuskan sore itu membuang handphone miliknya kedalam sungai. Dihatinya yang sekarang sudah merasa nyaman tinggal didalam pedesaan yang tenang, semua hiruk pikuk kota sudah dia tinggalkan. Sekarang Anka fokus untuk memperbaiki dirinya didesa terpencil itu.
" tok tok tok tok" suara ketukan pintu
" iya siapa ..?" jawab Anka yang masih merapikan bajunya didalam rumah,
" ini saya Lara mas,"
" Ouh kamu, ada apa.?" Tanya Anka, dengan membukakan pintu rumahnya.
Saat Anka membuka pintu rumah, dia dibuat terkejut dengan adanya teman wanitanya, jantungnya saat itu berdegup cepat, pikirannya sudah kacau,
" apa yang dilakukan dia kesini, kenapa dia tau rumah singgahku" Anka yang bilang didalam hati
"Dii...? Kamu masih ingat aku..? sudah lama kita tidak ketemu.." tanya wanita itu dengan memberikan senyum manis kepada Anka,
Lara yang saat itu masih berada disitu ia memutuskan untuk pamit pulang, karena tugasnya sudah selesai yaitu mengantarkan wanita itu kerumah Anka, walau hatinya masih dihantui rasa penasaran yang cukup tinggi tapi dia tetap memilih untuk meninggalkan mereka berdua.
" iya aku baik, kamu kenapa kesini angel..? nanti kamu dicariin ayah kamu," tanya Anka sembari mengajaknya untuk duduk di teras rumah.
" enggak kamu tenang aja, aku kesini karena aku ada perlu sama desa ini. Aku mau KKN disini Anka" jawab Angel sambil memalingkan wajahnya, sikap Angel masih seperti dulu saat duduk dibangku SMK,
Angel adalah teman semasa sekolah Anka dahulu, dia merupakan wanita pertama yang mangakui kehadiran Anka, Angel merupakan wanita yang pintar dan baik walau dia memiliki paras yang mungkin orang melihatnya takut untuk mengajaknya berbincang, karena penampilannya yang elegan bak seorang nonik belanda waktu jaman dulu. Berkulit putih, berambut Panjang berwarna coklat, dan memiliki warna mata coklat pudar, menambah kesannya jika dia memiliki keturunan seorang bangsawan.
Mereka berdua yang terlalu asyik mengobrol sampai lupa jika waktu sudah menunjuk pukul 10.00 malam, hari itu Angel yang belum dapat tempat untuk menginap, dia memberanikan diri untuk menginap di tempat Anka,
" Anka, boleh gak aku menginap disini..?" pinta Angel dengan mata berkaca-kaca,
" ehhh kamu ini, kenapa kamu berangkat dulu kalau belum dapat penginapan, kebiasaan dari dulu kamu tu" jawab Anka yang sedikit kesal
" ya udah kita ke pak RT dulu buat lapor, ntar kamu kalau ditanya kamu sepupuku yaa," ucap Anka sambil menarik tangannya,
Beberapa menit mereka keluar untuk lapor kerumah pak RT, Angel yang saat itu merasa senang karena malam itu dia diijinkan untuk tinggal dirumah Anka, Cuma dengan syarat sampai KKN selesai setelah itu Angel dipersilahkan pulang. Setelah mereka lapor, mereka bergegas pulang untuk menata baju-baju yang dibawa oleh Angel,
" kamu ini Angel- Angel dari dulu tidak berubah" celetuk Anka
" hehehehehe, kamu jangan gitu lah " jawab Angel dengan tertawa
Jalan yang sunyi di pedesaan menemani Langkah mereka, suara burung malam seperti suara lantunan nyanyian yang dipersembahkan khusus kepada tamu baru.
"Rumah Singgah Anka Diwangga" tulisan yang terpampang didepan rumah Anka, rumah singgah yang dia beli dengan keringatnya akhirnya terpakai juga, Angel yang membaca itu langsung berangan- angan jika dia besok bisa menikah dengan Anka maka namanya akan berganti Angel Septia Diwangga, dengan senyum dia memikirkan hal konyol itu,
" kamu kenapa senyum-senyum, " tanya Anka dengan sedikit heran,
" gakpapa kok, aku Cuma mikir aja kalau aku nikah sama kamu besok, nama ku berubah jadi Angel Septia Diwangga" jawab Angel dengan tertawa kerasnya,
Mereka berdua dari dulu sudah sering bercanda soal masa depan, dari jaman sekolah atas mereka sudah berandai-andai dan mereka berdua juga sering menyangkalnya sendiri, ingatan masa lalu yang indah, sebelum tau busuknya dunia dan manusianya.
Anka yang sebelumnya tidur dikamar, ia memilih tidur di ruang tamu. Anka menyuruh Angel untuk tidur dikamarnya dan memberikannya kunci kamar, seluruh baju yang Angel bawa sudah dikemas rapi didalam almari Anka,
" Angel, besok lagi kita lanjutin ngobrolnya, sekarang kamu tidur, kalau lapar didapur ada roti" ucap Anka ke Angel,
Malam itu menjadi malam pertemuan mereka setelah beberapa tahun tidak bertemu, pertemuan mendadak yang menyisakan tanda tanya di otak Anka. Karena semua hal yang benar-benar diluar dugaan datang pada hari itu. Dari pertemuannya dengan Lara sampai datangnya Angel kerumahnya.
Malam yang dingin membawa sebuah kenikmatan tersendiri bagi Anka, dia memutuskan untuk membaca buku kesukaanya tentang politik pemerintahan dan sejarah, dia membaca dan mengartikan satu persatu kata yang ada di dalam buku bacaannya. Sembari meminum kopi dia melihat-lihat sekeliling teras rumahnya, kejanggalan hari itu dia anggap sebagai angin lalu, Angel yang sudah tertidur didalam membuatnya semakin tenang, karena sudah tidak ada yang mengganggunya lagi tentang pertanyaan dan ingatan yang kelam.
"ingatan tentang masa lalunya, dia berusaha melupakannya. tidak ada yang perlu diingat atau diratapi, semua ingin sekali dia terima dengan lapang dada."