Chereads / M.R PLAYBOY'S MY HUSBAND!! / Chapter 13 - 13. Tidak Mirip

Chapter 13 - 13. Tidak Mirip

Rino "Assalamualaikum" Ucapnya dengan sedikit keras karena sudah 3 kali mengetuk pintu tapi tidak ada satupun sahutan dari si tuan rumah.

Lalu sialnya lagi adalah maid juga sedang tidak ada di sekitar halaman rumah Lintang, Hanya satpam saja yang berjaga di pintu masuk pagar dan mereka tidak akan ikut campur dengan masalah tamu yang tidak dibukakan pintu, mereka hanya akan mengurusinya apabila Rino membuat ulah di rumah Tuan mereka.

Sepulang sekolah, Rino hanya mampir ke rumahnya untuk sekedar ganti baju dan makan setelah itu ia pamit kepada Randa karena bundanya pergi ke pasar sore untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Awalnya Randa menawarkan tumpangan tapi Rino menolaknya mengingat jarak rumah Lintang yang jauh yang tidak mungkin mereka tempuh hanya dengan sepeda, Dan Rino pun berakhir dengan naik angkot kesini.

"Waalaikum salam, Bentar" Sahut seseorang dari dalam rumah. Akhirnya ada juga yang menyahut dari dalam-batin Rino.

Ceklek...

Suara pintu terbuka. Arwin menahan gagang pintu rumahnya saat melihat Rino, Menatapnya dengan datar.

Arwin "Ngapain?" Tanyanya to the point.

Rino "O-ooh... Itu aku-" Gagapnya.

Lintang "Udah dateng ya Lo" Sahut Lintang dari balik punggung Arwin lalu berdiri tepat di samping kakaknya.

Jujur Rino bingung menanggapinya, Tapi ia masih belum percaya jika Arwin dan Lintang ternyata adalah saudara kandung, Terlebih lagi Rino baru menyadari kalau Arwin sangat mirip dengan Om Yudi. Sedangkan Lintang wajahnya adalah perpaduan orang tua mereka, Jadi wajahnya setengah mengambil ibunya dan setengah lagi dari Ayahnya. Bahkan Rino juga baru menyadari bahwa marga Lintang dan Arwin sama, Yaitu Wiranto.

Jasmine "Arwin ada orang ngetuk pintu!! Siapa sih kok berisik... Loh NAK GANTENG!!??" Pekiknya tanpa sadar hingga Arwin dan Lintang reflek menutup telinganya, Beda dengan Rino yang sedikit meringis menahan sakit di telinganya.

Jasmine "... Ekhem! Kalian ini, kenapa Rino gak di ajak masuk?!" Omelnya kepada kedua anaknya. Ia jadi sedikit malu karena keceplosan berteriak tadi.

Lintang "Masuk!" Ajaknya, Rino mengangguk lalu berjalan masuk mengikuti tiga tuan rumah didepannya.

Jasmine "Nak ganteng, itu obatnya udah Tante siapin" Jelasnya menunjuk kotak P3K yang tergeletak di meja.

Rino "Terima kasih Tante, jadi merepotkan" Ucapnya tidak enak hati.

Jasmine "Kamu, ini juga kan gara-gara anak Tante. Nak ganteng duduk aja sambil ngobatin Lintang, Tante mau nyiapin minuman" Pamitnya segera beranjak dari tempat duduknya menuju dapur.

Sedari tadi Lintang dan Arwin hanya memperhatikan dengan diam interaksi Ibu mereka dengan Rino dari tempat duduk masing-masing. Tak lama kemudian Rino berdiri dari duduknya lalu mengambil kotak obat dan berjalan mendekati Lintang, Setibanya ia langsung mendudukkan dirinya di samping Lintang.

Rino "Dekatkan wajahmu kemari" Pintanya, Lintang dengan ogah-ogahan mendekatkan wajahnya dan Rino segera menahannya dengan memegang dagu Lintang. Hal ini tidak luput dari perhatian Arwin.

Sebelah tangannya yang bebas digunakan Rino untuk mengoleskan kapas yang sudah di celupkan obat merah ke wajah Lintang dengan hati-hati. Saking seriusnya ia tidak sadar Lintang tengah menatap wajahnya dengan intens.

Lintang "Ssshhh... Auuuh! Pelan-pelan napa!!" Marahnya saat Rino tidak sengaja menekan memar di pelipisnya.

Rino "Maaf"

Arwin "Manja" Sindirnya dari samping Lintang, Sejak tadi ia terpaksa harus menyaksikan pemandangan itu.

Lintang menoleh dengan tatapan tajam, Baru saja ia hendak mengumpat dagunya sudah terlanjur ditarik kembali menghadap wajah Rino, Selanjutnya ia melakukan kembali tugasnya sampai suara Jasmine menghentikannya.

Jasmine "Udah dulu ngobatinnya, nih di minum dulu sekalian dengan cemilannya" Ucap ramahnya sambil membawa nampan berisi 3 jus dengan beda rasa, Dibelakangnya nampak seorang maid mengikuti dengan membawa nampan berisi brownies coklat dan stroberi.

Rino "Tante, Lain kali jangan repot-repot begini" Ucapnya sedikit kikuk saat melihat Jasmine meletakkan minuman-minuman itu beserta maid yang di sampingnya juga tengah menata brownies dengan taburan meses coklat diatasnya di meja.

Jasmine tersenyum manis melihat tingkah kikuk Rino, Biasanya teman yang dibawa oleh anak-anaknya tidak akan sungkan. Tentu saja Rino berbeda dengan mereka, Sejak kecil ia sudah di ajarkan ayah maupun bundanya agar bersikap sopan di rumah orang.

Ibu 4 anak itu berjalan mendekati Rino lalu tanpa berperasaanya ia mendorong tubuh Lintang bergeser mendekat Arwin, Jadilah kedua kakak beradik ini saling lengket karena umumnya sofa yang mereka duduki ini untuk 4 orang tapi Jasmine ingin membuat tempat yang luas bersama Rino.

Lintang "Mama ini apa-apaan sih! Lintang kan lagi di obatin!" Kesalnya.

Jasmine "Tenang, nanti di obatin sama maid" Jawabnya cuek tanpa mengalihkan pandangannya dari Rino.

Arwin "Lo ngapain mepet ke gue coba? Sana pindah" Usirnya dengan menggerakkan dagunya ke sofa yang berada di depan meja mereka yang hanya terbatasi oleh meja.

Lintang "Apaan! Mending Lo yang pindah!" Usirnya balik. Mereka pun berakhir dengan perdebatan sengit. Jasmine masih tersenyum kepada Rino, cuek dengan anaknya.

Jasmine "Jangan sungkan begitu, kemarin Tante sedih karena kamu gak mau makan malam sama Tante" Sedihnya. Rino jadi tidak enak hati karenanya.

Rino "Maaf Tante, Kemarin Rino mutusin buat pulang setelah sholat maghrib, Terus Lintang yang nganterin Rino pulang sekalian kita singgah di Mall buat beli tas Rino yang udah di rusak Lintang kemarin" Jelasnya lalu dengan malu-malu mengambil jus apel di meja kemudian meneguknya hingga setengah.

Jasmine terkikik geli melihat betapa gugupnya Rino, Kemudian ia menyadari sesuatu.

Jasmine "Oh, terus gimana reaksi bunda kamu?" Tanyanya penasaran.

Rino "Rino jujur soal masalah itu, Untung bunda tidak kecewa sama Rino" Ucapnya sedikit lega.

Mereka terus bercerita hingga tidak menyadari Arwin dan Lintang tengah menatap keduanya dengan sedikit bingung, Terlebih ke mama mereka. Biasanya wanita di samping mereka ini tidak terlalu menyukai teman ataupun pacar yang mereka bawa ke rumah. Bahkan Lintang masih ingat dengan jelas kemarin mamanya sangat gembira ketika pertama kali bertemu Rino.

Jasmine "Ooh begitu ya, Sekarang Lintang jelasin ke mama kenapa Rino gak di jemput kayak kemarin?" Tanya Jasmine penuh selidik.

Lintang "Dia kan punya kaki, duit juga punya walau gak seberapa tapi dia kan laki jadi bisa naik angkot, atau ngojek kan bisa!" Jawabnya dengan kesal sebab ia masih kekeuh mempertahankan posisi duduknya di samping mamanya, Arwin pun sama jadi biarlah mereka berdua dempet-dempetan.

Jasmine "Mulutnya!" Tegur Jasmine dengan gemas kepada anak bebalnya, Namun Lintang terlihat cuek tidak menanggapi teguran dari Mamanya.

Rino "Lintang benar Tante, Tadi Rino ke sini naik angkot" Ucapnya membenarkan perkataan Lintang, Rino kan laki-laki bukan perempuan jadi tidak perlu pake acara antar mengantar.

Arwin "Dia juga udah tau Aku sama Lintang saudaraan ma" Ucapnya.

Jasmine "Gak papa kalo Rino yang tau karena mama yakin Rino mulutnya gak ember, Kan Rino?"

Rino "Iya tante, lagipula tidak akan ada yang curiga kalo Kak Arwin dan Lintang saudaraan"

Lintang "Maksud Lo?" Keponya.

Arwin "Pasti karena wajah kita gak mirip kan?" Tebaknya dan diangguki oleh Rino, membuat sedikit rasa bangga menghampiri Arwin.

Rino "Iya benar kak" Jawabnya yakin.

Walau sebenarnya Rino sangat penasaran perihal mengapa keluarga Wiranto harus merahasiakan persaudaraan anak mereka? Dan ia merasa sedikit aneh dan lucu dengan umur Arwin yang hanya terpaut satu tahun lebih tua dengan Lintang.

Ada-ada saja Tante Jasmine dan Om Yudi ini pikir Rino, apakah mereka tidak repot mengurus Arwin umur satu tahun dan Lintang yang masih bayi? Tapi Rino segera menyadari bahwa keluarga Wiranto kan orang kaya, Mereka pasti menggunakan jasa babysitter yang kayak di film-film.