Chereads / M.R PLAYBOY'S MY HUSBAND!! / Chapter 2 - 2. Apakah Miskin Sebuah Bencana?

Chapter 2 - 2. Apakah Miskin Sebuah Bencana?

Sepulang sekolah Rino bergegas menuju ke tempat parkir, bukan mobil atau motor yang akan diambilnya melainkan sepeda butut yang sudah menemaninya dari jaman SMP. Namun langkahnya harus terhenti, kemudian berlari lagi saat melihat teman-teman sekelasnya merusak sepedanya.

Setibanya ia langsung mendorong beberapa siswa yang merusak sepedanya, tidak sampai membuat mereka jatuh.

Rino "Ya Allah, Kalian apa-apaan? Apa salahku sama kalian?!" Kesalnya sembari menatap teman-teman sekelasnya yang juga menatap balik dirinya dengan rasa puas.

Arham "Itu karena Lo udah berani bikin kita sekelas di hukum gara-gara Lo!" Ucapnya sembari mendorong tubuh Rino hingga terjatuh ke tanah.

Rino "Itu salah kalian sendiri tidak mengerjakan PR, Kalian di hukum karena melakukan kesalahan dan itu tidak ada hubungannya denganku" Jawabnya sembari berdiri.

Lintang "Ada lah dasar miskin! Kalo Lo gak ngumpul pr tadi mungkin kita gak bakal dikata-katain sama Pak Yanto, ini semua salah Lo!"

BYUUR...

Rino terdiam, Minuman rasa jeruk itu membasahi sekujur tubuh Rino, pelakunya ada Risma dan geng perempuannya.

Risma "Ini pelajaran buat Lo anak miskin gak tau diri! Kegatelan banget ya pengen deketin pak Yanto?!". Ucapnya di iringi tawa dari siswa-siswi di sana.

Rino masih diam, tangannya mengepal. Namun kembali lagi dihembuskannya nafas panjang. Diambilnya sepeda bututnya yang rusak, lalu didorongnya meninggalkan lahan parkir yang dipenuhi siswa-siswi yang sedang asik menertawakan keadaannya.

Lintang "DASAR MISKIN!" Teriaknya dengan keras mengiringi langkah Rino yang mulai menjauh.

Tidak jauh dari sana atau lebih tepatnya di parkiran mobil mewah. Arwin juga melihat kejadian memalukan itu yang mana terjadi kepada pacarnya sendiri, Rino. Di tatapnya punggung tegap Rino hingga menghilang dari sekolah.

Janu "Lo gak susulin pacar Lo apa? Kasihan tuh habis di bully adek Lo sama teman-teman sekelasnya". Saran Janu ke Arwin.

Arwin "Kalo mau sana lo susulin, gue gak peduli" cueknya lalu merangkul Sinta dan mengajaknya masuk ke mobil.

Wardi dan Janu geleng-geleng kepala saja. Lalu menyusul Arwin ke mobil mereka masing-masing.

Rino mendorong sepedanya dengan keadaan tubuh yang lengket karena sirup jeruk. Selama ini dia selalu berpikir, Apa salahnya menjadi miskin? Mereka selalu saja menghina statusnya itu seakan-akan menjadi miskin adalah sebuah bencana yang harus dihindari dan dicegah.

Rino menepi di pohon pinggir jalan, menyandarkan sepedanya yang penyok ke pohon lalu duduk dan mengambil kain dan air mineral yang dibawanya dari rumah, Untuk membasuh wajahnya yang terasa sangat lengket.

Bertepatan dengan itu mobil Arwin lewat tepat di depannya, Arwin dan Rino sempat saling tatap hingga Arwin yang memutuskannya. Rino tersenyum kecut. Ia jatuh cinta kepada Arwin pada saat Masa Orientasi Siswa atau MOS yang saat itu Arwin menjadi ketua OSIS-nya.

Awalnya ia menepis perasaan yang di anggap berdosa itu namun lama-kelamaan ia tidak tahan dan akhirnya menembak Arwin dan hal mengejutkannya adalah ia diterima.

Saat ia menembak Arwin, Rino bisa melihat tatapan mata Arwin yang mengisyaratkan bahwa Arwin jijik dengannya. Namun bila ia jijik lantas mengapa menerima Rino sebagai pacarnya? Apakah benar ucapan Arwin di kantin bahwa ia hanyalah sebuah mainan? Entahlah Rino sangat pusing dengan masalah percintaannya. Arwin adalah pacar pertamanya karena sebelumnya ia belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta dan merasakan hal itu kepada Arwin.

Rino melanjutkan mendorong sepedanya memasuki kawasan tempat tinggalnya. berhenti di sebuah rumah kecil sederhana, di terasnya terdapat gerobak bakso dan beberapa bangku dan meja. ia bisa melihat seorang wanita paruh baya di temani anak berusia sekitar 4 tahun sedang melayani beberapa pembeli dengan ramah.

"Bang Lino!!" Teriak cadel Dani sembari berlari kearah Rino. Sang kakak pun dengan sigap memeluk tubuh kecil adik bungsunya dengan sebelah tangan dan sebelahnya lagi ia gunakan untuk menahan sepedanya agar tidak jatuh.

Rino "Dek jangan gitu lain kali, ntar kalau abang jatuh bagaimana?" Rino pura-pura kesal sembari memanyunkan bibir busurnya.

Tingkah Rino tidak lepas dari tatapan kagum para pelanggan bundanya, Rino memang tidak manis namun tampannya itu loh bikin meleleh apalagi bibir busur seksinya yang berwana pink karena ia tidak suka merokok. Sedangkan Rani hanya bisa geleng kepala, sudah biasa melihat anak sulungnya itu menjadi pusat perhatian tetangga maupun pelanggannya.

Saat dipelukan Rino, Dani menyadari bahwa ada yang aneh dengan penampilan abangnya.

Dani "baju abang kenapa kuning? Kok bau jeluk?" Tanyanya membuat Rino gemas mencium pipi chubby adiknya. Lalu berjalan ke rumahnya dengan adik digendongnya.

Rino "Tadi pas di sekolah baju abang ketumpahan jus jeruk makanya kuning"

Bohongnya kepada sang adik dan hanya ditanggapi dengan anggukan kepala dari si bungsu.

Rino "Assalamualaikum" Ucapnya.

"Waalaikum salam!" Balas para pelanggan dan bundanya lalu dibalas senyuman manis oleh Rino hingga kedua lesung pipinya tenggelam,, Tampan itulah yang pertama kali mereka lihat.

Rani "Kenapa bajunya jadi kuning begini? kamu berkelahi dengan siapa? Terus kenapa sepedanya?" Tanya Rani saat melihat anaknya melepaskan pelukan adiknya dan mencium tangan bundanya.

Rino "Astaghfirullah, bukan Bun, ini gak sengaja ketumpahan jus jeruk punya teman di sekolah, Soal sepeda Rino tadi jatuh ke selokan sekolah untung Rino gak ikutan jatuh" bohongnya, namun soal tidak berkelahi Rino memang tidak bohong.

Rani pun percaya-percaya saja sebab anaknya ini paling jarang berbohong kepadanya.

Rani "Ooh yaudah mandi sana, nanti takutnya pelanggan bunda pada kabur gara-gara bau badan kamu" Canda Rani.

Rino "Ih mana ada Bun, Anak bunda ini kan ganteng, gak mungkin pelanggan pada kabur, iya gak bapak ibu sekalian?" Tanya Rino menatap para pelanggan bundanya sembari memaju mundurkan alisnya.

Semua yang disana tertawa lucu melihat tingkah Rino yang sok kegantengan padahal memang ganteng.

Dani "Abang Lino paling ganteng!!" Pekik Dani memuji Abang kesayangannya, Rani tertawa kecil lalu mencubit pipi tembem anak bungsunya dengan gemas.

Rani "Kamu ini Rin, Bicara ada-ada saja" Ucapnya seraya menggelengkan kepalanya anaknya yang malah tertawa lepas.

Setidaknya wajah putra bungsunya inilah yang menjadi obat kerinduannya kepada mendiang suaminya. Wajah dan tubuhnya anaknya ini adalah duplikat asli dari suaminya. Namun yang membuat Rani heran adalah warna kulit Rino yang sangat putih.

Kulit Rani memang putih namun tidak seputih anaknya ini.

Pada saat Rino lahir, Rani dan Arka dibuat jadi kebingungan dengan warna kulit Rino yang sangat putih, Arka ingin menuduh Rani selingkuh darinya. Namun melihat wajah putranya yang begitu mirip dengannya membuat Arka yakin bahwa Rino adalah hasil buah mereka.

"Bu Rina, anaknya saya bawa pulang aja ya, mau saya nikahin sama anak saya yang cewek" Ucap Bu Erni

"Ya Allah anaknya ganteng banget, yang jadi istrinya pasti beruntung banget" celetuk Bu Hilma.

"Sayangnya Dina belum cukup umur buat nikah, atau siapa tahu Rino mau saya nikahin sama Riko" Kata Pak Darma.