Chereads / SEVENTH - KETUJUH / Chapter 1 - CERITA 1

SEVENTH - KETUJUH

Linda_Mamuaja
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 9.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - CERITA 1

PROLOG

Bella sedang jalan-jalan sore bersama Gilby kecil ditaman ketika hpnya berbunyi, bella melihat nomor yang tidak dikenal memanggil, dua kali panggilan dari nomor itu tapi diabaikan oleh bella, akhirnya pada panggilan

ketiga dengan berat hati bella menganggat juga telpon itu.

"halo.." sapa bella pada penelpon tak dikenal itu.

"halo bella aku naomi, ibu mertua mu.." kata penelpon itu, suaranya terdengar berbisik dan terburu-buru.

"iya ma, ada masalah apa.. apa kabar dion ma.." tanya bella,dia mengenali suara ibu mertuanya dia mulai berfirasat buruk mendengar cara berbicara ibu mertuanya.

"bella dengar ya.. kerjakan dan jangan bertanya.." kata naomi dengan tegas. Suaranya menyiratkan keseriusan yang tak ingin dibantah.

"bella secepatnya kamu bawa Gilby pergi dari tempat itu, sebaiknya kalian keluar negeri, pergilah secara diam-diam jangan sampai ada yang mengetahui kepergian kalian apalagi tujuan kalian, ini semua demi keselamatan

kalian, terutama keselamatan Gilby. bella mama percaya padamu, mama akan kirim uang untuk kalian dan hiduplah dengan baik bella, dan jangan mengatakan pada siapapun tentang ayah Gilby, bella mama percaya padamu untuk menjaga Gilby." Kata naomi cepat dan tegas.

"ma.." bella ingin bertanya tapi dipotong oleh naomi.

"dan ingat bella jangan sekalipun membiarkan Gilby kehutan, apapun alasannya Gilby tidak boleh kehutan..pergilah bella mama mempercayakan semua hidup cucu mama padamu sayang..kamu harus kuat bella..jangan telpon mama, nanti mama yang akan mencari kalian" kata naomi suaranya terdengar sedih tapi

berusaha tegar.

"ma.. dimana dion?" kata bella dalam tangisnya.

"dion telah meninggal dunia bella, dia mengalami kecelakaan mobil, penyebab kecelakaannya sampai sekarang belum diketahui penyebabnya, bella.. mama mohon hanya kamu harapan mama.. pergilah nak..jaga Gilby" kata naomi suaranya bergetar dalam kesedihan dan akhirnya mengakhiri panggilan telponnya. Bella menangis dalam diam sesaat sambil memeluk Gilby kecil, tubuhnya seakan tak bertenaga memendam kesedihannya tapi dia harus segera menjalankan perintah ibu mertuanya. Dengan tegar akhirnya bella pergi

meninggalkan tempat itu.

Baiklah cerita kita kali ini dengan pemeran utamanya bernama Gilby Adikusuma, tapi setelah peristiwa itu namanya berubah menjadi Gilby Fendi, ibunya Bella Fendi seorang wanita berdarah campuran indonesia Inggris, ayahnya Dion Adikusuma orang Indonesia asli orang tuanya bertemu saat ayahnya sedang kuliah

diinggis, saat peristiwa itu terjadi mereka tinggal di inggris, saat itu Gilby baru berumur 2 tahun. Dan setelah peristiwa itu Gilby bersama Ibunya hidup berpindah-pindah, sampai akhirnya ibunya memutuskan untuk pindah ke Indonesia, ke salah satu kota besar diIndonesia, ibunya berpikir siapapun yang akan mencelakakan mereka pasti tak pernah berpikir mereka akan tinggal diIndonesia. Maka disinilah mereka diindonesia, mereka telah hidup dikota ini selama 4 tahun, sekarang Gilby telah tumbuh menjadi remaja berumur 18 tahun dan siap masuk kuliah. Karena Kehidupan mereka yang berpindah-pindah dan didik oleh ibunya yang seorang single parent Gilby tumbuh menjadi seorang remaja yang tegar, berani, baik tapi tetap ramah dan murah senyum, wajah Gilby mirip ibunya hanya mata dan alisnya saja yang mirip ayahnya alisnya tebal teratur, matanya hitam cemerlang dengan sorot mata tajam dan tegas. Tapi pada keseluruhan wajah Gilby

terlalu mirip perempuan. Kulit wajahnya untuk seorang remaja laki-laki biasanya penuh jerawat tapi Gilby wajahnya mulus seperti wajah perempuan yang selalu melakukan perawatan. Sehingga bagi teman laki-lakinya Gilby diejek sebagai laki-laki berwajah dewi, tapi bagi para perempuan dia menjadi idola mereka.  Semasa sekolahnya disebuah SMU dikota itu dia punya dua orang sahabat, Endrico dan Reza mereka kemana-mana hampir selalu bersama, saat kuliahpun ternyata mereka memilih kampus yang sama

dan jurusan yang sama, memang sahabat sejati tak terpisahkan.

Sore itu ditempat yang biasanya mereka nongkrong.

"kenapa lagi sih byx.. ibumu nggak setuju lagi kamu ikut berkema?" tanya endrico.

"hmm.. seperti biasa alasannya selalu karena hutan.." kata gilby pasrah.

"padahal kalau menurutku ibumu itu seorang ibu yang baik, dia tidak seperti ibu-ibu yang lain yang selalu marah-marah dan suka mengatur, ibumu walaupun dia sedang marah tapi bicaranya selalu lembut dan baik, tapi yang tak pernah habis aku pikir kenapa beliau selalu melarangmu pergi kehutan, kali ini pun tempat kita akan berkema bukan dihutankan.. hanya dekat hutan, tapi sudahlah.." endrico menggantung kata-katanya, entah apa sebenarnya maksud dari ceritanya yang panjang lebar itu.

"sudahlah ikut aja byx.. apa sih yang menakutkan dari hutan itu?" kata reza,

"entahlah.. kita lihat aja nanti.." sebuah tarikan nafas panjang tanda pasrah dari Gilby.

"ayolah byx ikutlah bersama kita..kurang serru kalau" bujuk reza lagi tapi segera dipotong oleh endrico.

"eh bodoh jangan mengajarkan temanmu untuk jadi anak pembangkang ya, lagi pula hutan itu memang manakutkan kata siapa tidak menakutkan, disana banyak binatang berbisa bahkan ada hutan yang ada binatang buasnya" protes endrico

"bukan pembangkang, Cuma nggak seru aja kan kalau tanpa bix.." kata reza membela diri.

Gilby hanya diam tak ingin menanggapi komentar teman-temannya.