Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Pedagang Budak

St_Geraldine
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.2k
Views
Synopsis
"Kau tidak peduli pada penderitaan orang lain, Kau hanya peduli jika itu terjadi pada dirimu atau orang terdekat yang terkasih" Seorang pria berjalan menuju dinding utara kota Therion. Tubuhnya hanya ditopang oleh sebuah tongkat dan kaki kiri yang terluka. Ringkih. Ia berjalan dengan nada yang tidak teratur. Walau tubuhnya seolah telah menyerah, namun tidak dengan matanya. itu mata seorang yang ingin hidup. mata tajam yang dipenuhi dengan harapan dan keyakinan siapakah dia? ada apa dibalik matanya yang menyorot tajam itu? takdir apa yang menantinya dibalik dinding kokoh kota Therion?
VIEW MORE

Chapter 1 - Pengembara cacat

Kota Therion berada di timur kerajaan Anthropos, kerajaan manusia terbesar di benua Chora. Kota ini merupakan ibukota dari Wilayah yang dikuasai oleh keluarga Marquis Blackwood. di Utara dan barat wilayah ini terdapat pegunungan Tirai Hitam yang memanjang mengelilinginya, di selatan berbatasan dengan Negara Agung Adonaian , dan di timur dengan hutan Kelabu. Letak geografis kota ini yang terisolasi dari kota-kota lain di kerajaan Anthropos membuatnya sulit untuk diakses. Namun letak geografis ini juga yang menjadi alasan kota ini menjadi kota paling makmur kedua setelah Ibukota Archegetis.

wilayah ini diberkahi dengan hujan sepanjang tahun serta tanah yang subur hasil erupsi kawah-kawah dari puncak pegunungan Tirai Hitam. Lahan pertanian bisa ditemukan dimana-mana. Gandum, Jagung, Kentang, hingga komoditas eksotis seperti padi pun bisa ditemukan di tanah ini. Bahkan ada ungkapan yang mengatakan bahwa "hanya benih manusia yang tidak akan tumbuh di tanah ini".

wilayah ini juga merupakan penghasil biji besi terbesar di negara Anthropos. pertambangan terdapat di sepanjang pegunungan Tirai Hitam. lubang-lubang hasil buatan tangan manusia nampak menghiasi kokohnya dinding hitam bertutup awan di puncaknya itu.

sungguh, sebuah wilayah yang benar-benar diberkati oleh sang pencipta.

Kota Therion dikelilingi oleh kanal air dengan lebar 3m dengan kedalaman bervariasi. dan tak hanya itu, sebuah dinding berwarna abu-abu juga berdiri kokoh menjaga kota ini. Dengan tinggi lebih dari 10 meter dan lebar 3 meter, membuatnya nampak jelas terlihat walau dari jarak ribuan meter.

Berdiri di atas dinding kokoh itu penjaga kota, mereka berjaga sambil berjalan memantau bahaya yang mungkin hadir atau sekedar duduk di pos jaga sederhana bagi mereka untuk beristirahat.

Tidak seperti sudut lain, dinding di timur kota tidak memiliki gerbang. Di Timur dinding kota, hutan Kelabu, merupakan rumah dari berbagai macam beast dan half-beast, hingga beastman. Yang terakhir merupakan ancaman yang paling jarang ditemui namun menjadi ancaman paling berbahaya. Di sepanjang timur kota dibuat banyak barikade kayu untuk menghalangi bahaya apapun yang mungkin mendekat. Hutan pun dibersihkan sejauh lebih dari 2 KM untuk mempermudah pengawasan.

Di atas dinding kokoh itu, seorang penjaga terduduk di pos jaganya. Ia menguap sembari mengusap matanya.

"Kita dibayar untuk menjaga dinding kota, bukan untuk tidur" penjaga yang lain mengomentari rekan kerjanya

"Ya aku tau. tapi ayolah, Kau tau sendiri bahwa tidak banyak yang dapat kita kerjakan disini. Hanya beberapa beast dan half-beast yang keluar dari hutan itu, bahkan rusa pun enggan hidup didalamnya! Kalaupun ada manusia, hanya penjelajah nekat dan bodoh yang mendekati hutan terkutuk itu"

"Yah, kau ada benarnya "

Tak ada jalanan, tak ada orang berlalu-lalang, apalagi pedagang dengan karavannya. Hanya beberapa hewan seperti rusa dan beast serigala atau anjing liar yang sesekali terlihat. namun hari itu, sebuah pemandangan berbeda terjadi. Seorang beastman (atau mungkin manusia) nampak berjalan tertatih dengan tongkat kayu ditangannya. Akibat hutan yang dibersihkan dan tidak adanya objek lain yang bergerak, pria itu nampak jelas bahkan dari jarak sekitar 2 km.

"Hey, tidak kah itu nampak seperti beastman?"

Penjaga lawan bicara menjawab malas dengan matanya yang tertutup setengah " Yang mana?"

"Hey, tunggu sebentar.... Itu manusia!! Robert cepat laporkan ke chief, ada manusia yang keluar dari hutan Kelabu!"

"Ha? Kau yakin?" Pria bernama Robert menjawab malas

"Iya! Dan cepatlah!"

"Ok ok, akan ku kulakukan. Tapi kalau itu yang ternyata bukan. Akan ku lempar semua tanggung jawab kepadamu Albold"

_____________________________________________

"Kau dapet permisi, bawa 10 penjaga lainnya bersamamu Albold"

"Siap chief!" Albold memberi hormat kepada chief penjaga dinding"

Aku bersama 10 penjaga lainnya mengendarai kuda keluar dari dinding Utara dan berbelok ke kiri menuju timur untuk menemui dan mungkin menyelamatkan objek yang kuyakini manusia itu. 'Kumohon, jangan mati dulu'

Kami bergerak dengan formasi standar berupa formasi anak panah. Aku memimpin di depan. Kami harus memutar untuk menuju objek dikarenakan hampir tidak mungkin untuk berjalan lurus melalui barikade kayu yang tersebar.

Kupacu kuda ku lebih cepat, ada perasaan mengganjal di dadaku melihat seorang keluar dari hutan terkutuk itu. Terlalu cepat, aku hampir merusak formasi panah kami.

"Itu dia!" Kudapati objek yang menjadi tujuan kami

Masih sekitar 500m sebelum mencapainya, sosok itu roboh ke tanah.

_____________________________________________

Aku berjalan, setengah menyeret tubuhku, ke arah objek yang kuyakini adalah kota Therion. Tubuhku lelah, terluka, dan hampir berada di limit nya. Aku bahkan tidak yakin dengan penglihatan ku sendiri. Tapi ku bulatkan tekat dan tetap maju kedepan. 'sedikit lagi' aku berkata di dalam hati. Sedikit lagi, dan aku akan kembali ke kehidupanku yang lama.

Namun akhirnya tubuh ringkih ini menyerah. Kaki kanan yang bernanah dan kaki kiri yang sudah tidak lagi ditempatnya. Tangan kiri yang kaku karena dipaksa menopang tubuh dengan tongkat kayu yang kutemukan dijalan.

Tubuhku jatuh ke tanah, bercampur dengan lumpur dan rumput serta apapun yang berada di tanah ini. 'Ah, mungkin hanya sampai sini ya...'

Saat kesadaran mulai menghilang, aku mendengar gemuruh langkah kaki dan suara hewan. 'kuda?' entahlah

_____________________________________________

"Kau sudah sadar?"

Tangannya cepat meraih sisi tubuhnya, tempat dimana pedangnya berada. Ia terbangun dengan wajah cemas yang sangat nampak pada wajahnya. Nafasnya berdebu kencang dengan tatapan tajam yang seolah menatap langsung ke jiwa

"Tak apa, kau sudah aman. Ini klinik militer kota Therion" aku merasa tidak nyaman dengan sikapnya, dan segera menjelaskan kondisinya saat ini.

Aku menjelaskan bagaimana aku melihatnya dari kejauhan dan berkuda bersama penjaga lainnya untuk menyelamatkannya. Saat ditemukan, kondisinya sangat parah. Atau mungkin kata parah tidak cukup menggambarkan kondisi pria ini. Saat ditemukan benda yang berada di tubuhnya hanyalah kain yang membungkus tubuh, pedang berkarat tanpa sarung, tongkat kayu yang berwarna kecoklatan, dan beberapa lalat dan belatung yang menempel di tubuhnya. Ia tak lebih dari bangkai.

Tubuhnya kurus, aku bahkan berani bertaruh bahwa tulangnya jauh lebih berat daripada daging yang menempel padanya. Tubuh kurus itu dipenuhi luka; sayatan, robek, hingga luka bakar dimana-mana. Dan untuk menambah parah keadaan, ia hanya memiliki satu kaki yang berfungsi. Bahkan kaki itu penuh dengan luka bakar! Entah neraka jenis apa yang harus ia lalui sebelum ini

Matanya yang tajam dan wajah yang cemas perlahan melunak. Nampaknya ia lebih tenang saat ini.

Ia ditemukan tanpa identitas apapun, tidak ada cara untuk memastikan siapa pria ini. Namun dari penampilannya, kemungkinan ia berusia 20 tahun awal dan berasal dari ras manusia kaukasian. Ras utama yang hidup di kerajaan ini. Namun untuk memastikan hal tersebut, kemungkinan akan ada interogasi lanjutan dengannya besok hari.

"melihat keadaanmu, kemungkinan kau akan berada disini hingga esok. Berisitirahatlah."

"Terima kasih, Albold" ia menjawab setengah bergumam, lalu tertidur lagi

Kata pertama yang ucapkan, dan itu terima kasih. Tapi tunggu, apakah aku memberi tahunya namaku?