di ruangan perawatan yang sama dengan kemarin, aku dan Thomas duduk berhadapan dengan pria misterius yang mengenal namaku.
"perkenalan, nama saya inspektur Thomas dari catatan sipil kota Therion"
seorang pria yang telah memasuki masa paruh baya mengenalkan diri. ia mengenakan seragam yang sama dengan milikku, hanya saja dengan pangkat yang berbeda dipundak kami. tubuhnya kokoh, dengan pundak yang lebar. cara pembawanya lebih mirip seorang prajurit atau petualang daripada seorang aparatur sipil.
Rautnya wajahnya tenang. dihiasi dengan garis-garis keriput yang mulai terlihat di bagian kening dan tepi matanya. terdapat pula sebuah bekas luka panjang di pipi sebelah kanan hingga ke bagian leher. alih-alih akibat pedang atau senjata tajam lainnya, lebih nampak sebagai bekas cakaran.
"Saya harap anda bisa menjawab pertanyaan saya sebaik mungkin. Nasib anda akan tergantung hasil jawaban dan penilaian atas hal itu"
nada bicaranya datar, tanpa emosi. namun semua orang di ruangan tau, tentang beratnya kata-kata tersebut. Ancaman.
seharusnya interogasi seperti ini akan selesai hanya dengan penjaga dinding atau gerbang yang melakukan. namun kasus ini spesial. tidak hanya ia ditemukan tanpa identitas, ia juga ditemukan keluar dari hutan Kelabu, seorang diri! sebuah hal yang sangat tidak terpikirkan oleh siapapun di kota ini. dan untuk menambah daftar kecurigaan atas orang ini, ia mengenal diriku. seorang penjaga yang bertugas belasan tahun di dinding kota.
dewan keamanan akhirnya memutuskan untuk mengirim orang lain yang lebih sesuai untuk menginterogasi pria misterius ini.
"mari kita mulai, siapa nama dan asal anda"
pria misterius menatap mata Thomas. sorot tajamnya diarahkan kepadanya, seolah-olah ia bisa melihat jiwa dari lawan bicaranya.
"Thomas Oaktree, aku percaya menjadi aparatur sipil adalah hal terakhir yang ingin kau lakukan dalam hidup. dan menanyakan siapa diriku, nampaknya daya ingatanmu memang rendah"
Thomas terdiam, pembawaannya yang tenang seketika goyah. ia berdiri dengan kaki yang bergetar
"kuharap usiamu tidak kau jadikan alasan untuk tidak mengenalku"
"kau, jangan-jangan... tuan..." suara Thomas bergetar, matanya mulai merah
"ia, namaku August Bara. putra kedua Duke Francois Bara. penguasa Kota Therion."
mata Thomas bersinar. 'ha apa? Pria tua ini menangis!' aku termangu kebingungan dengan semua situasi yang bergerak sangat cepat ini
Thomas yang mulai bisa mengontrol dirinya, lalu turun dengan satu lutut di lantai
"Selamat datang kembali, Tuan August"
"senang bisa kembali, Thomas"
'apa yang sedang terjadi?!'
__________________________________________________