Chereads / Hai, Rayn! / Chapter 2 - BAB 1

Chapter 2 - BAB 1

Sebuah mobil berhenti di depan rumah yang terlihat asri. Banyak jenis tanaman yang terlihat terawat. Seorang wanita paruh baya memegang sekop kecil tersenyum. Ya, dia adalah Nyonya Santi, Ibu Rayna.

"Eh, Sabda! kok pagi banget tumben." Sapa Santi dengan ramah kepada pacar Putrinya.

"Iya nih ma, mau jalan sama Rayna. Mau ke bukit , sama temen-temen Rayna juga nanti ketemuan di sana." jawab Sabda sambil mencium tangan wanita itu. Dia sudah terbiasa memanggil ibu Rayna dengan sebutan mama juga. Sama seperti Rayna. Karena keluarga mereka sudah saling mengenal dan menyetujui hubungan mereka.

Sabda sendiri sudah bekerja beberapa bulan lalu, Sabda adalah kakak kelas Rayna ketika SMA dan mereka berpacaran sampai sekarang.

"Ngapain ke bukit?"

"Mama belum tau ya? sekarang di sana ada pemancingan ma, baru buka, ntar ikan yang kita dapat dari memancing langsung di bakarin sama pelayannya."

"oh ya? mama belum tau. Wah, kapan - kapan kita ke sana ya... ajakin mami papi kamu juga."

"beres ma... Sabda masuk ya ma... Rayna tadi bilang udah siap kok. Belum minta ijin juga ke papa mau ngajakin putrinya main sampai sore. hehe" kata Sabda dan dibalas anggukan oleh mama Rayna.

"Iya udah sana masuk aja!" Kata mama rayna masih dengan kegiatan menyiram bunga.

Sabda memang anak yang sopan, baik dan ramah. Yang paling penting untuk orang tua Rayna adalah Sabda selalu minta ijin tiap kali mengajak Rayna keluar. Pulang pun selalu diantar dengan tanpa kurang satu apapun. Tak heran jika orang tua Rayna memberikan restu untuk Sabda menjalin hubungan dengan putrinya.

Rayna tengah menanti kedatangan Sabda di ruang tengah sambil menikmati cookies yang dibuat ibunya. Sudah dari sepuluh menit yang lalu dia menunggu Sabda dengan pakaian yang rapi.

"ih, pagi - pagi udah nyemil aja! gendut tau rasa loh!" kata Sabda mendekat ke arah Rayna lalu mencium kening Rayna.

" jangan gitu ah, malu tau ntar kalo ada mama. Main nyosor aja deh." Rayna merajuk sambil celingukan ke kiri ke kanan. Takut ada orang rumah yang melihat. Mereka memang suka mencuri kesempatan untuk sekedar berciuman. Tidak lebih. Mereka sudah berkomitmen untuk hal satu itu akan dilakukan ketika sudah menikah.

" Mama diluar, tadi aku ketemu papa juga lagi baca koran kok di ruang tamu. Udah minta ijin juga tadi." Jawab Sabda sambil mencubit gemas pipi Rayna.

Tiba- tiba suara deheman seseorang membuat kaget mereka dan hanya bisa membuat Sabda menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Jangan macem - macem ya di luaran sana. Atau Papa harus ikut kalian nih?" Ternyata Papa Rayna yang masuk rumah tanpa sepengetahuan Sabda dan melihat Sabda asal nyosor kening Rayna.

"ih papa apaan mau ikut-ikut acara anak muda." Rayna memanyunkan bibirnya. Dia tahu papa nya pasti hanya bercanda.

"Sabda, papa titip Rayna ya, jaga, jangan kamu apa - apain!"

"hehehe... siap pa! Yang tadi cuma dikit kok pa. Cuma kening doang." jawab Sabda sambil cengengesan. Handoyo, Papa Rayna cuma geleng - geleng lalu melangkah kan kaki nya ke taman samping untuk memberi makan ikan-ikannya. Selama ini dia selalu mengawasi dan mewanti-wanti Sabda untuk menjaga Rayna. Rayna anak satu - satunya.

Setelah tidak terlihat lagi Papanya di ruangan itu Rayna langsung mencubit kecil perut Sabda dengan gemas.

"Aw! sakit sayang!" Pekik Sabda

"Kamu sih! yuk ah berangkat! Lita sama Anin udah berangkat tuh!" Ajak Rayna. Sabda tidak banyak bicara langsung mengekor dibelakang Rayna. Begitulah mereka, jarang terlihat bertengkar hebat dari awal pacaran hingga sekarang. Sabda sendiri sudah merasa nyaman dengan Rayna. Begitupun Rayna. Dulu, ketika Sabda sudah lulus SMA pun Rayna tidak pernah terpengaruh gombalan teman-teman cowoknya. "Setia amat, Sabda juga disana banyak pilihan cewek." "Sekali-kali punya selingan kek." Rayn, lu cantik mau-maunya dibohongin Sabda, Dia kalau di kampus udah cari cewek kali." begitulah mereka bilang dulu. Tapi tidak dengan dua sahabat Rayna, Lita dan Anin. Mereka selalu mendukung Rayna. Mereka tau Sabda anak yang baik karena menurut kakak-kakak kelas mereka dulu, Sabda belum pernah mendekati cewek seperti ketika Sabda mendekati Rayna. Bahkan Sabda juga selalu mengusahakan bisa menjemput Rayna ketika jam pulang sekolah sampai akhirnya mereka satu kampus ketika Rayna kuliah. Tapi Sabda sudah mau lulus ketika Rayna masuk kuliah.

Sabda yang dulu anggota pengurus OSIS ketika masih SMA tidak luput dari incaran cewek-cewek. Bahkan Rayna tidak langsung menerima Sabda waktu Sabda mendekati Rayna. Awal pertemuan mereka pun terjadi ketika Ulangan semester ternyata Rayna duduk di samping Satria yang merupakan teman Sabda. Dan Sabda duduk di depan Satria.

Ketika kuliah Sabda pernah ikut organisasi tapi tidak sedikitpun dia melirik cewek lain. Rayna tahu ada beberapa cewek yang suka cari perhatian ke Sabda. Tapi Sabda hanya membalasnya sebagai teman biasa. Tidak jarang selalu ada pesan whatsapp masuk dari cewek Ketika Sabda sedang bersama Rayna. Ketika weekend dan ada pertemuan yang cuma sebentar di organisasi pun kadang Sabda mengajak Rayna walaupun ujung-ujungnya Rayna hanya menunggu di kantin kampus. Tapi setidaknya itulah yang membuat Rayna merasa dibutuhkan Sabda. Sabda selalu mengatakan pada Rayna " Jangan pernah berfikiran macam-macam sama aku. aku tidak pernah punya niat mendua atau have fun sama cewek lain. Kalaupun kita suatu saat nanti berpisah itu karena takdir bukan karena kita yang sengaja berpisah."

Kembali ke cerita awal.

" Hati - hati ya di jalan! jangan ngebut sabda!" Pesan Mama rayna ketika Rayna berpamitan pada mama nya.

" Siap Ma! Kita berangkat ya ma!" Pamit Sabda setelah mencium tangan mama Rayna. Sabda segera menuju mobil dan membukakan dulu pintu untuk Rayna.

" Silahkan masuk tuan puteri." Begitu kata Sabda ketika Rayna akan masuk mobil.

" makasih." Jawab Rayna sambil tersenyum.

Mama rayna yang melihat interaksi kedua anak itu hanya senyum - senyum sendiri. Sabda selalu memperlakukan puteri nya bak Puteri sebenarnya. dalam hati mama Rayna mendoakan mereka agar berjodoh. Dia melihat ketulusan pada sikap Sabda pada putri nya.

Ingatan Mama Rayna kembali pada momen beberapa tahun lalu ketika sedang asyik membuat kue bersama Rayna dan Rayna bilang bahwa di sudah memiliki pacar. Jujur saja ada rasa was - was di hati Mama Rayna ketika itu. Apalagi zaman sekarang banyak anak - anak yang melampaui batas ketika pacaran. tapi makin ke sini Mama rayna yakin Sabda adalah anak yang baik.

+++

Hai, semua!!! Ini cerita pertamaku, mohon supportnya ya,,, Jangan lupa kasih ulasan bintang 5 ya hehehe....