"Aku sudah berbaik hati tempo lalu tapi tidak untuk sekarang, dan ingat baik baik 3 bulan yang lalu sebelum aku melakukan pelatihan tertutup anakmu itu menyewa pembunuh bayaran untuk membunuhku." Ucap Xiao liza sambil menatap tajam ke arah ayah dan anak tersebut.
Xiao liza sudah tidak bisa mentoleransi semua hal hal dan perkataan buruk yang dilakukan oleh ayah dan anak tersebut. Bagaimanapun hari ini dia akan membuat mereka menyesal.
"Tidak puaskah dengan mengganggu hidupku selama ini? tak puaskah kau Xiao Yuna atas percobaan pembunuhan yang kau lakukan dulu?." ucap Xiao liza sembari berjalan ke agar Xiao Yuna yang kini telah mengeluarkan keringat dingin.
Sebuah api hitam yang berukuran kecil keluar dari telapak tangan Xiao liza, diarahkan api itu ke arah Xiao Yuna dan tepat mengenai titik meridiannya. Dan seketika hancur seluruh titik meridian Xiao Yuna.
Semua orang yang melihat hal tersebut merasa terkejut. Bagaimana bisa api sekecil itu dapat menghancurkan meridian seseorang.
"Apa yang kau lakukan pada anakku, beraninya kau!!." ucap Xiao Yuza dengan sangat marah mengetahui fakta dengan hancurnya meridian putri kesayangannya maka putrinya akan menjadi sampah.
"SEHARUSNYA AKU MEMBUNUHNYA!! namun aku berbaik hati dengan hanya menghancurkan meridiannya saja," ucap Xiao liza yang merasa tidak terima.
Akhirnya pemimpin klan turun tangan untuk melerai kedua pihak.
"Berhenti membuat keributan di sini, apa kalian bertiga tidak menghargai saya sebagai pemimpin klan."
Setelah itu Xiao liza meminta maaf atas keributan yang ia lakukan di pertemuan klan hari ini, dan kembali duduk dikursinya. Sedangkan Xiao Yuza membawa putrinya pergi dan meninggalkan aula pertemuan begitu saja.
"Baiklah dipertemuan kali ini saya sebagai pemimpin klan ingin menyampaikan pada kalian semua para generasi muda Klan Xiao, untuk mempersiapkan diri kalian. Ingat diturnamen tahunan kali ini akan banyak sekte dan akademi yang datang." ucap pemimpin klan panjang lebar. Setelah satu jam akhirnya pertemuan klan selesai.
Dengan cepat Xiao lizaa mengibaskan tangannya dan seketika kursi yang ia duduki tadi kembali masuk ke dalam cincin semesta. Setelah itu dengan cepat Xiao liza pergi dari aula pertemuan.
"Huh sungguh membuat orang kesal saja." ucap Xiao liza sambil terus berjalan menuju paviliunnya. Namun saat ditengah perjalanan menuju paviliun dia bertemu dengan Gegenya.
Adik kecil berhentilah sebentar." ucap Xiao Yan sambil menggenggam pergelangan Xiao liza.
"Jika gege ingin marah padaku maka simpanlah dulu. Suasana hatiku sedang tak baik Yan Gege." ucap Xiao liza berusaha untuk mengingatkan kakak laki lakinya itu.
Namun Xiao Yan malah tersenyum lembut sambil mengusap usap rambut Xiao liza.
liza merasa heran dengan tingkah Gegenya itu.
"Gege bangga padamu, sekarang gadis kecil yang dulunya hanya bisa menangis sudah menjadi kuat dan bisa melindungi dirinya sendiri." ucap Xiao Yan dengan menatap adiknya hangat. Xiao liza yang mendengar perkataan dari gegenya langsung memeluknya erat dan meneteskan air mata.
"Ternyata seperti ini rasanya disayang oleh keluarga sendiri." Batin Xiao liza.
Memang benar rasa hangat dan nyaman yang dia rasakan saat ini tak pernah ia dapatkan dikehidupan yang lalu. Hanya penderitaan yang ia rasakan, apalagi penghianatan yang dilakukan oleh orang yang ia cintai.
"Hiks trimakasih gege." ucap liza yang tak bisa menahan air matanya lagi.
"Hei gadis kecil mengapa kau menangis?" ucap Xiao Yan yang merasa cemas dengan adik kecilnya yang menangis.
Xiao liza hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Hiks trimakasih gege sudah menyayangi Zi'er dengan tulus, hiks dan menjaga Zi'er dengan baik." saat ini Xiao liza tengah tenggelam dalam perasaanya.
Xiao Yan merasa terharu dengan kalimat yang diucapkan oleh adik kecilnya itu. Xiao Yan merasa bangga pada gadis kecil dihadapannya, andai saja Xiao Xun ada di sini maka dia juga akan merasa bangga sekaligus senang melihat sikap dewasa Xiao liza.
Setelah itu Xiao liza melanjutkan perjalananya menuju paviliun, dia merasa sangat lapar saat ini.
"Ana siapkan makanan untukku, kau tau cacing di perutku sedang berdemo." perintah Xiao liza pada pelayannya tersebut sambil memasang wajah cemberut.
Ana yang melihat wajah nonanya merasa sangat gemas dan ingin mencubit pipi gembil yang sangat menggemaskan itu.
"Baiklah nona, tunggu sebentar pelayan akan menyiapkan makanan untuk nona." ucap Ana kemudian pergi. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya makanan telah siap di meja makan.
liza makan dengan lahap tanpa peduli dengan keadaan sekitar. Setelah kenyang Xiao liza memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.