Chereads / Lyanna's Ordinary Life / Chapter 2 - Suara-suara aneh

Chapter 2 - Suara-suara aneh

Lyanna yang tertidur karena kelelahan terbangun karena suara yang sangat keras. Seperti suara teriakan dan dentingan gelas. Ini adalah suara terkeras yang dia dengar di desa. Lyanna pikir dia kehilangan kemampuan pendengarannya karena sebelumnya desa sangat sepi.

"Apakah ada pesta?" pikir Lyanna.

Lyanna melihat jam dan waktu menunjukkan angka delapan, ia tertidur selama dua jam. Sungguh aneh! Lyanna bukan tipe orang yang mudah tertidur di tempat baru.

"Aku lapar, ayo kita buat mie instan untuk makan malam." ucapnya masam.

Sebelum memasak Lyanna mengambil penyuara jemala miliknya dan berjalan ke dapur. Seperti kebiasaan. Walaupun benda itu tidak cukup untuk menghalangi suara dari luar tapi Lyanna selalu gelisah jika dia tidak memakainya.

Lyanna cemberut, dia sangat bosan karena makan mie setiap hari. Dia ingat jika ada restoran di sebelah bangunan kafe miliknya.

"Semoga saja restorannya buka untuk sarapan." gumamnya.

Keesokan paginya Lyanna bersiap untuk pergi sarapan sekaligus melihat keadaan kafe miliknya. Dengan rambut panjang terurai serta tidak lupa penyuara jemala miliknya Lyanna mulai berjalan kesana. Dalam perjalanan Lyanna melewati beberapa rumah dan perkebunan, dimana dia bertemu dan menyapa beberapa penduduk desa. Mereka semua memandang Lyanna dengan lekat dari atas ke bawah.

Lyanna melihat penampilan dirinya, ia hanya memakai kaos putih berlengan pendek dan celana panjang olahraga. Ini tidak aneh kan?

Lyanna dapat mendengar komentar para penduduk desa seperti, "Apa itu di kepalanya?"

"Dia terlihat aneh!"

"Dia gadis muda yang imut, aku suka!"

dan, "Lihatlah matanya, sangat menakutkan!" Lyanna tersentak begitu mendengar komentar itu.

Selain aneh, banyak orang di tempat Lyanna tinggal dulu juga berpikir bahwa dia menakutkan. Lyanna memiliki tubuh yang kecil dan pipi yang chubby, walaupun dia sedikit lebih tinggi diantara kebanyakan wanita, penampilannya bisa dibilang cukup imut, tapi matanya. Itu sangat tajam. Seperti mata seorang pembunuh ditambah dengan auranya yang terasing membuat dirinya dihindari orang-orang. Walaupun kepribadian sebenarnya adalah pemalu, entah kenapa orang lain berpikir dia terlihat mendominasi.

Selagi berjalan, Lyanna terus menerus mendengar suara, ia tidak yakin dari apa suara itu dihasilkan, dia belum pernah mendengar suara seperti ini sebelumnya yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Tapi begitu ia melewati perkebunan ataupun rumah penduduk, suara itu berhenti, dan terdengar lagi ketika ia menjauh.

Begitu sampai di restoran Lyanna segera memesan makanan. Melihat sekeliling bangunan restoran yang tidak terlalu besar namun sangat nyaman, ada sekitar sepuluh meja yang dihiasi berbagai bunga yang cantik. Selagi menunggu Lyanna juga mendengar komentar dua orang paman dan satu orang bibi tentang dirinya.

"Apakah dia kenari baru itu?" ucap seorang paman dengan janggut.

"Sepertinya iya.. kenari baru," ucap paman tanpa janggut sambil mengelus dagunya.

"Cepat ajak bicara kenari itu!" ucap seorang bibi dengan lipstik yang sangat merah.

"kau saja sana!" Mereka saling berbisik seperti itu selama beberapa menit.

Ada apa dengan kenari? Apakah kenari yang mereka maksud adalah dia? Kenapa memanggilnya kenari baru?

"Apa karena ini desa Kenari? Jadi aku adalah kenari baru? sangat aneh!" gumam Lyanna.

Setelah sarapan Lyanna mulai membersihkan kafe miliknya, sebenarnya ia sudah meminta bantuan kepada kepala desa lewat telepon sejak sebelum ia pindah. Kepala desa membantu mengurus mengenai renovasi dan mempekerjakan pegawai. Lyanna berencana untuk menemui kepala desa untuk berterima kasih atas bantuannya walaupun mereka belum pernah bertemu.

Lyanna melihat tiga orang yang berada di restoran melihat kearahnya, dia tersenyum dan menghampiri ketiganya. "Halo paman dan bibi, saya adalah pendatang baru di desa ini, nama saya Lyanna." ucapnya seramah mungkin.

Ketiga orang itu saling melirik dan mulai tertawa. "Oh, halo Lyanna, aku Sandi. Kebun tomat di sana adalah milikku, haha." ucap paman Sandi ceria.

Dan paman yang memiliki janggut juga memperkenalkan dirinya, "Namaku Romi, aku adalah peternak sapi nomor satu di desa Kenari."

"Halo sayang, kau bisa memanggilku kakak Lena, aku istri dari paman Sandi."

Lyanna mengangguk dan mulai mengatakan tujuan sebenarnya. "Aku ingin bertemu dengan Kepala desa, bisakah kalian memberi tahu dimana rumahnya?"

"Oh, tentu saja! Ikuti aku!" ucap bibi Lena.

"Aku tidak menyangka akan bertemu dengan pendatang baru, apalagi Lyanna masih sangat muda,"

Lyanna tersenyum.

"Tidak banyak orang yang tahu tentang desa Kenari, bagaimana kamu mengetahuinya, huh?"

Ketiganya menatap Lyanna penasaran.

Sebenarnya, selain keinginan orang tuanya yang ingin pindah kesini. Ada alasan lain yang membuatnya tertarik. Walaupun Lyanna sendiri masih belum yakin tentang hal ini.