Chereads / Terjerat Pesona CEO / Chapter 11 - Melukai Claudya

Chapter 11 - Melukai Claudya

Melukai Claudya

Agretha sudah mengetahui dimana lokasi rumah baru Arjuna tinggal bersama istrinya. Ia meminta anak buah nya untuk memata-matai istri dari seorang Arjuna tersebut.

Sebuah panggilan dari anak buah nya membuat Agretha menoleh pada benda panjang di atas tas nya.

"Ya!" jawab perempuan itu.

[Target sudah keluar dari rumahnya]

"Bagu, jalan Pak!" Agretha mematikan sambungan telpon lalu menyuruh supir nya untuk melajukan kendaraan beroda empat itu.

Ia akan menyusul kemana seorang Claudya itu pergi.

Agretha tidak akan pernah membuat perempuan tidak tahu diri itu tenang dan bahagia sebelum dirinya berhasil merebut Arjuna nya kembali.

Tidak sampai satu jam Agretha sampai di sebuah mini market ternyata perempuan itu berbelanja di sana. Ia melihat beberapa pengawal Claudya tengah menjaga super market tersebut.

"Cepat kamu kelabui orang-orang itu!" perintah Agretha pada supir nya.

"Baik Nona." jawab sang supir lalu dirinya keluar dari dalam mobil untuk menemui dua pengawal Claudya.

Sementara Agretha ia berjalan memunggungi pria-pria berjas itu untuk dirinya bisa masuk ke dalam sana.

Setelah berkeliling mencari sosok yang dirinya cari akhirnya perempuan itu menemukan Claudya.

Dengan sengaja Agretha menabrak bahu Claudya hingga perempuan yang tengah membawa barang belanjaan nya itu mengaduh.

"Aw!" pekik Claudya.

"Sorry ya gue gak sengaja." ujar Agretha basa-basi.

Claudya hanya menganggukkan kepala merasa tidak masalah dengan perempuan itu perbuat. Tapi, saat Claudya ingin mengambil beberapa makanan yang terjatuh dari keranjang nya.

Agretha justru malah menginjak tangan Claudya dengan heels nya itu.

"Ya ampun maaf lagi ya. Gue gak liat kalau Lo ambil makanan itu." Agretha dengan nada suara nya seperti mengejek itu memang sengaja melakukan hal tersebut.

Tidak hanya satu kali bahkan hampir tiga kali Agretha menginjak tangan Claudya dengan sengaja.

Perempuan itu bangun lalu menatap mata Claudya dan memperhatikan gerak geriknya. Agretha tertegun ia takut jika wanita di hadapan nya itu akan melawan.

"Apa kamu ada masalah sama aku?" tanya Claudya merasa curiga.

Agretha tersenyum sinis. "Kau telah mengambil hak ku! Enyah lah sebelum aku melakukan hal lebih dari ini." hardik Agretha mengancam Claudya.

Wanita berparas cantik dan modis itu pergi setelah mengatakan hal tersebut pada Claudya. Ia sangat puas dengan apa yang dirinya perbuat Agretha melihat sangat jelas jika perempuan itu terluka karena perbuatan nya.

Sementara Claudya terdiam membeku apa yang di ucapkan wanita itu membuat dirinya berpikir.

"Siapa yang sudah mengambil hak dia bahkan aku saja tidak mengenal dia siapa. Sakit banget tangan aku." gumam Clau. Namun, tak ayal Clau pun melanjutkan berbelanja stok cemilan untuk dirinya dan lelaki yang beberapa hari menikahinya.

Setelah semua nya sudah berada di keranjang Claudya pun akan membayar semua cemilan itu. Tangan nya terasa ngilu dan kebas akibat injakan yang terlalu Lama membuat membekas di punggung atas tangan nya.

Clau sangat malu hingga karyawan di mini market itu saling berbisik mungkinkah mereka melihat perkelahian yang tidak terlihat itu.

Ia membiarkan orang-orang membicarakan nya dirinya lalu membayar tagihan yang di sebutkan karyawan tersebut lalu keluar dari sana.

"Loh, kemana supir dan bodyguard suruhan Juna?" tanya Clau ketika melihat tidak ada satu penjaga pun yang dirinya lihat.

Claudya pun berjalan kaki dirinya berpikir jika jarak antara mini market dan rumah nya itu dekat.

"Aw! Perih banget tangan aku." lagi-lagi Claudya mengeluh dan dia sangat kesakitan di tangan nya.

Ia menurunkan tiga kantong belanjaan nya di pinggir jalan dirinya menghempaskan pergelangan tangan nya agar luka lebam di punggung tangan berkurang dari rasa sakitnya.

Trik matahari menyoroti wajah cantik Claudya hingga membuat peluh keringat bercucuran di keringat nya. Namun, Claudya bukan pertama kalinya berjalan jauh seperti ini.

Dirinya sudah terbiasa sebelum menikah dengan Arjuna. Tapi, Claudya lupa arah jalan mana yang harus dirinya tempuh karena pada saat suaminya mengajak pindah ke rumah baru mereka perempuan itu sama sekali tidak memperhatikan jalanan di sekitar nya.

Ponsel nya dia lupa di bawa hingga sulit untuk menghubungi seseorang.

***

Malam pun tiba Juna baru saja tiba di rumah nya ia tersenyum entah kenapa dirinya ingin segera menemui istri cantiknya.

Setelah kendaraan nya ia parkir di garasi rumah nya dengan segera Arjuna turun sedikit berlari kecil untuk melihat istrinya itu sedang melakukan apa jika dirinya tidak ada di rumah.

Pintu utama terbuka dan ia melihat di ruangan luas dengan sofa empuk berbulu angsa berwarna coklat itu sangat gelap.

Tidak ada penerangan di dalam sana membuat Juna mengernyitkan kening nya.

"Kemana maid dan Claudya?" tanya nya pada dirinya sendiri.

Juna melangkah lebih dalam dan semuanya terlihat masih padam bahkan di ruang keluarga dan meja makan pun tak ada aktivitas di sana.

Hanya ada dirinya seorang membuat Juna panik ia segera menghubungi istrinya namun tidak ada jawaban dari perempuan itu.

Semakin panik membuat Juna hingga berlari menaiki undakan tangga untuk memastikan istrinya baik-baik saja.

Sesampai nya di kamar tempat Claudya Juna tidak menemukan apapun ia hanya menemukan ponsel nya saja.

Terdengar suara deru mesin mobil memasuki halaman rumah nya Juna segera turun dan menyalakan semua lampu yang ada di rungan dengan sekali tepukan saja.

Prok! Prok!

Semua menyala tanpa harus menyentuh stop kontak terlebih dahulu.

"Dari mana kamu sampai meninggalkan rumah dalam keadaan gelap?!" hardik Juna pada asisten rumah tangga nya yang baru saja tiba di rumah dirinya.

Perempuan paruh baya itu tidak bersama dengan istrinya bahkan tidak membawa barang atau apapun dari luar.

"M-maaf tuan. K-ka-mi kehilangan Nyonya." jawab Nina dengan gugup.

"Apa?! Apa maksud kamu kehilangan Nyonya?!" Juna kaget ketika mendapatkan kabar seperti itu.

"Herdi!" teriak Juna memanggil kepala asisten di rumah nya.

Lelaki paruh baya itu segera menemui Juna dan dirinya menjelaskan semua yang terjadi pada saat mereka keluar rumah secara bersama.

Jelas-jelas mereka berdua mengapa bisa di kelabui oleh seorang supir yang mungkin saja Juna kenal.

"Siapa mereka?"

"Saya kurang tahu, Tuan. Maafkan kami." pria bernama Herdi itu menunduk tidak berani menatap tuan nya.

Tiba-tiba saja pada saat Juna menerka nerka orang-orang yang akan mencelakai para asisten dan istrinya itu pintu utama nya terbuka menampilkan sosok wanita cantik dengan pakaian dan rambut nya yang sudah tidak rapih.

"Clau." gumam Juna hampir tidak terdengar nada suara nya.

Juna memberi kode pada asisten rumah tangga nya untuk membantu Claudya dan dia pun menghampiri istrinya itu.

"Jam berapa ini dan kamu baru pulang?!" hardik Juna.

Claudya menunduk tidak berani menatap suaminya dia tahu dirinya salah dan ia tidak seharusnya pulang sebelum suaminya kembali dari bekerja.

Istri macam apa pikir Claudya.

Jari jemari nya saling bertautan menggenggam satu sama lain membuat Juna dapat melihat luka lebam di punggung tangan sang istri.

Juna tidak tahan untuk tidak menyentuh lengan mungil itu. Namun, dirinya terlalu gengsi jika harus bersikap manis di depan istrinya.

Ia pun melangkah pergi dari hadapan perempuan itu lalu memberi kode pada asisten rumah tangga nya untuk mengobati luka lebam di tangan Claudya.

"Astaga nyonya. Tangan nyonya kenapa?" tanya Nina panik. Wanita paruh baya itu segera mengambil kotak obat yang tergeletak di atas meja.

Dengan segera Nina menarik lengan sang nyonya dan mereka duduk di sofa itu.

Nina duduk di bawah dengan teliti mengobati luka majikan nya.

Tetesan air mata jatuh hingga mengenai punggung tangan Nina membuat wanita paruh baya itu menoleh.

Juna pun melihat dari lantai dua jika istri nya tengah menangis membuat pria itu merogoh ponselnya.

"Cari tahu siapa yang melukai istri saya!" titah nya pada seseorang di balik sambungan telpon.