2 Januari 1946, Trovia.
Pada 2 Januari 1926, Negara Trovia berperang dengan Negara Galencia. 2 Negara ini di pisahkan oleh sebuah hutan yang bernama Hutan Dao.
Suatu hari negara Galencia melanggar perjanjian untuk tidak melewati batas wilayah, namun mereka melanggarnya dengan membangun sebuah kota di dalam hutan secara diam-diam.
Presiden Trovia memeri peringatan kepada orang-orang yang melanggar wilayah, namun dengan acuh tak acuh mereka mengabaikan peringatan itu dan tetap melanjutkan pembangunan kota secara terang-terangan.
Presiden Galencia tidak melakukan apapun yang artinya tindakannya secara tidak langsung mendukung perang, terjadi perang antar negara Trovia dan Galencia.
Sayangnya semuanya telah di rencanakan, Negara yang berada di Utara dan Timur Trovia yaitu, Amesh dan Krauba yang merupakan sekutu dan rekan kerja sama, menusuk Trovia dari belakang.
Ke tiga presiden ini membuat sebuah kesepakatan setelah konferensi antar presiden di selenggarakan. Pelanggaran yang di lakukan di perbatasan hanya sebuah pengalihan tanpa arti.
Keberuntungan masih berada di pihak Trovia, negara yang terdesak ini mencoba meminta bantuan kepada negara yang berada di Selatan Trovia, yaitu Indrasia. Tidak bisa membantu banyak, Indrasia mengirim beberapa tentaranya ke Trovia.
Pasokan makanan, amunisi, obat-obatan dan senjata. Namun sebagai gantinya Indrasia tidak ingin terlibat lebih jauh lagi, hal ini di karenakan Indrasia pernah memiliki hutang dengan Trovia, presiden Trovia menyetujui proposal yang di ajukan Presiden Indrasia.
Walaupun begitu, Kerjasama Indrasia diketahui oleh Negara Amesh yang memiliki mata-mata di Trovia.
Sejak kemunculan mata-mata dari negara lain, Trovia memperketat keamanan nya, tentara Trovia terus menyelidiki siapa mata-mata tersebut.
Sejak kemunculan mata-mata itu rencana Trovia selalu bocor dan mengalami kemunduran drastis sampai pada akhirnya hanya Ibu Kota Trovia satu-satunya wilayah kerajaan Trovia yang tersisa.
"Kenapa semua orang berperang?"
"Kenapa semua orang membunuh?"
"Kenapa manusia sangat serakah?"
"Kenapa tanah air kami yang di pertaruhankan? hanya untuk memenuhi hasrat pemimpin negara?"
'Aku Aide De Camp tentara Trovia, yang bekerja membantu Jendral Malvin dalam merancang strategi, setiap strategi yang kami buat sangat brilian, seperti mustahil untuk gagal, kemungkinan terbesar untuk gagal adalah 0,2%.
Ini adalah rencana jenis, namun itu semua adalah pemikiran yang bodoh, benar-benar sia-sia. Startegi yang kami bangun justru hanya mempercepat kehancuran tanah air kami.
Setiap rencana yang dilakukan selalu gagal dan berakhir kehilangan wilayah, setelah beberapa kali mengalami kemunduran yang drastis aku mencurigai Jendral yang ku layani sebagai mata-mata.
Dia dengan sengaja membuat rencana yang brilian untuk menarik kekaguman orang-orang padanya, tidak ada yang bisa menolak rencananya dalam medan perang, namun itu semua terlalu mencurigakan.
Aku melaporkan nya pada presiden, apa yang kupikirkan tentang Jendral Malvin, setelah mengetahui hal yang kulakukan hanyalah sia-sia, aku menyerah untuk melakukan permintaan menyelediki Jendral Malvin.
Perang di mulai pada tahun 1926 dan mencapai puncaknya pada tahun 1945. Di depan pasukannya yang di bantai habis oleh tentara musuh, Jendral Malvin hanya tersenyum.
"Kenapa...Kenapa anda justru tertawa melihat pasukan anda di bantai?
"Sungguh menggelikan, dari awal kalian sudah berada di telapak tangan mereka. Kesalahan yang terus kita lakukan merupakan rencana ku, Presiden dan petinggi lainnya sangat bodoh mempercayai ku, sejak awal aku tidak berniat memberikan kesetiaan ku pada negara ini"
"Bagaimana anda bisa setega itu?! bukankah tanah ini adalah tanah air anda? tempat anda di lahirkan?"
"Alexa... pemikiran mu sungguh kuno, biar ku katakan padamu, setelah perang selesai aku akan mendapatkan posisi yang tinggi, gelar dan kekuasaan itulah hidup, jika kau ingin hidup lebih lama sembunyikan sifat aslimu dengan semampu mu, maka kau akan bertahan di dunia yang kejam ini dan mendapatkan apa yang aku inginkan"
"Dasar gila!"
Menarik pistol di pinggang, namun sebelum sempat melakukan hal itu, seseorang telah menembak lengan 'ku' duluan.
"Bravo Jendral Malvin, Bravo. Terimakasih atas kerjasamanya, mengkhianati tanah air demi kekuasaan kamu ini orangnya benar-benar menarik ya?"
"Hahaha tolong jangan menganggap ku seperti Mayor, aku melakukan ini hanya untuk diriku"
"Baiklah kalau begitu Jendral, tugas terakhir mu adalah, membunuh Aide De Camp, Alexa"
'Aku ingin meraih senjata ku di lantai, namun luka ku terlalu lebar dan pendarahannya terlalu cepat, sangat sulit untuk melakukan nya'
"...."
Jendral Malvin terdiam sesaat, orang yang bekerja sama dengannya selama 20 Tahun akan dibunuh dengan tangannya sendiri, mengambil pistol di meja. Mengarahkannya pada Alexa sang Aide De Camp.
*Dor
Alexa menghindar, mengambil sesuatu di kantung nya dengan tangan kirinya, itu adalah sebuah bom. Tembakan terus di lepaskan oleh Jendral Malvin, namun justru Alexa berlari ke arahnya untuk mendekati nya.
"Jendral, setidaknya aku akan membawamu bersama ku"
Menarik pelatuk bom dan menempel pada tubuh Jendral Malvin.
"Sialan kau! dasar jalang!!"
Di hari itu, kediaman Jendral Malvin hancur lebur, membunuh semua orang di Manison.