Pagi itu Yuri sedang duduk di kursinya seperti biasa, saat Berlian masuk ke dalam kelas dengan penuh keceriaan.
"Apa yang sedang kau pikirkan? Pagi-pagi sudah melamun. Pantas langit diluar mendung. Haha.. " tanya Berlian memecahkan lamunan Yuri.
"Aku sedang memikirkan acara bulan depan, kenapa harus kita yang terpilih mewakili kelas 10?" Yuri sedikit bingung dengan keputusan itu. Menurutnya dia tak cukup pantas untuk mewakili sekolahnya. Walau pun itu hanya pertemuan biasa saja, semacam LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) . Bukan suatu lomba atau kegiatan yang sangat memerlukan otak yang cemerlang. Tapi tetap saja Yuri merasa diri nya tak pantas.
"Ayolah, siapa tau di sana kita bisa menambah teman baru. Iya kan? Iya kan?" Berlian juga ikut dalam kegiatan ini.
"Aku sedang malas sebenarnya, tapi baiklah. Untung ada kau. Dan kebetulan kakak kelas yang ikut cukup kita kenal juga."
"Yaa.. betul sekali. Ada Kang Apri, Teh Ina, Teh Lia, Kang Ical, dan Teh Ririn. Mereka juga baik baik kan"
Ding.. Dong.. Bel masuk pun berbunyi.
Berlian adalah sahabat Yuri sejak kecil, bahkan sebelum mereka ada pun orang tua mereka sudah bersahabat. Mereka sama-sama keluarga perantauan di kota Bandung. Baru sekitar 3 tahun Yuri dan keluarga nya pindah ke bandung, dan kemudian keluarga Berlian pun pindah juga. Mutasi karena pekerjaan Ayah mereka masing-masing.
xxx
"Ayo berlian, nanti kita terlambat. Pembekalannya dimulai jam 12.30. Nanti keburu bel masuk." ujar Yuri pada Berlian.
"Iya sabar. Aku rapihkan dulu mejaku. Ayo.. Ayo.. "
Yuri dan berlian bergegas menghadiri pembekalan siang itu. Mereka sedikit terlambat, karena Pak Asep guru matematika mereka sangat bersemangat hari itu.
"Maaf kami terlambat" Ucap keduanya, dengan tergesa-gesa.
"Ya. Silahkan masuk."
"Apakah kalian sudah saling kenal?"
"Sudah pak.." Ucap mereka bersamaan.
"Baik lah, bapak akan jelaskan tentang kegiatan kalian di pelatihan nanti secara singkat. Nanti dipertemuan ini, kalian akan dibagi beberapa kelompok. Kalau bapak tidak salah 4 kelompok ya. Dan siapa siapa saja itu ditentukan oleh pihak panitia di sana. Jadi, bapak tidak tau kalian satu kelompok dengan siapa. Nanti di sana kalian akan diberi beberapa materi dasar. Setelah sebulan di sana, kalian akan di beri tugas akhir semacam karya tulis ilmiah."
"Izin bertanya pak, untuk karya tulis ilmiah mengenai apa ya pak?" tanya Apri antusias.
"Karya tulis ini mengenai implementasi pada keseharian kalian disekolah dari materi dasar yang akan kalian terima di sana."
"Izin bertanya pak, jadi tema nya bebas ya pak? " lanjut Ical penasaran.
"Betul sekali. Karena waktunya tinggal sebulan lagi. Kalian harus mempersiapkan diri dengan baik. Dan jangan lupa, izin dengan orang tua. Karena kalian akan berada di sana selama 2 minggu."
"Baik Pak. " jawab mereka kompak.
xxx
"Yuri, berlian. Tunggu sebentar!" Kang Apri dari kelas 11A1,salah satu murid populer disekolah mereka.
Populer karena ketampanan dan kecerdasannya. Kebetulan rumah mereka berdekatan jadi lah mereka saling kenal. Dan Yuri pernah jadi fans berat dari Kang Apri, tapi setelah mereka kenal dekat akhirnya Yuri hanya menganggap nya kakak saja. Kebetulan kang Apri sudah punya pacar, Teh Farida.
"Iya kang? Ada apa?" Jawab Yuri dan Berlian serempak.
"Itu kalian sudah izin orang tua belum? Jangan sampai lupa izin, juga persiapannya. Sudah saya share digrup WA apa saja yang harus kita bawa. Jangan sampai ada yang ketinggalan." tegas Apri pada Yuri dan Berlian. Apri cukup mengenal mereka berdua, sampai tahu bagaimana watak kedua anak itu.
"Baik kang, sibuk banget deh. Tenang aja, santai. Kami juga sudah siap-siap." Ucap berlian dengan santai.
"Iya Kang, tenang aja ya. Kami sudah persiapkan. Lagian kami juga kan tidak mau buat malu sekolah. Tenang ya." Yuri mencoba menenangkan Apri.
"Iya, saya kan cuma mengingatkan. Takutnya kalian ada kelupaan. Nanti saya juga yang repot." jawab April dengan nada khawatir.
"Hahahaha... Siap kang. "
Mereka pun kembali ke kelas masing-masing.
xxx
Hari keberangkatan mereka pun tiba, semua persiapan sudah dilakukan dengan maksimal.
Mereka berangkat dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah. Tak ada satu pun yang tertinggal menurut mereka, keperluan mereka masing-masing, surat izin, alat tulis. Semua sudah mereka siapkan dengan baik. Dan salah satu hal yang penting adalah obat-obatan pribadi. Apalagi Yuri mempunyai penyakit Asma.
"Nanti kita satu kelompok tidak ya Ri? " Tanya berlian dengan khawatir.
"Aku maunya si satu kelompok dengan kamu ya.Biar aku ada temennya." jawab Yuri yang juga khawatir. Yuri memang cukup mudah bergaul dengan orang baru. Tapi, walau demikian dia tetap merasa tak nyaman dilingkungan yang baru.
"Aku juga.. Aduh aku jadi deg degan" lanjut Berlian.
"Hayooo.. Kenapa?" Tanya Teh lia.
"Enggak teh, aku takut. Nanti ada temen satu kelompok tidak ya?" Jawab berlian masih dengan perasaan khawatir.
"Ya sudah, tidak apa-apa. Mudah mudahan ada temen satu kelompok nya ya." Jawab teh Ina menenangkan.
"Ya pasti ada yang sendirian dong teh. Kan kita ber 7. Sedangkan kelompoknya 4." Ucap kang Ical membuat Yuri dan Berlian panik.
"Dih kang Ical mah, jangan gitu dong. Kan jadi takut. " jawab Berlian.
"Hahaha.. Lagian kenapa takut sih? Santai aja. Santai. "
"Gah tau ah, males sama kang Ical. Aku tidak mau satu kelompok sama kang Ical pokoknya." Jawab Yuri kesal.
"Hahaha... Biarin, siapa juga yang mau satu kelompok sama kamu Yuri!! " ujar Ical dengan wajah isengnya.
xxx
"Baiklah. Untuk semua peserta yang sudah berada disini. Sebentar lagi akan dimulai kegiatan kita. Silahkan bersiap. Silahkan lihat daftar nama di pos kelompok,cari di kelompok mana kalian berada. Dan akan ada pembagian nomor rumah, sebagai asrama kalian selama pelatihan. Masing-masing rumah terdiri dari 6-7 orang. Tanda tangani absensi yang ada, sebagai tanda bahwa kalian sudah hadir. Kemudian berbaris di kelompok masing-masing." perintah salah satu pembina pelatihan.
"Yah... Kan aku sama kang Ical. Males banget kang. Gag bisa tuker kelompok ya pak?" tanya Yuri kepada penanggung jawab kelompok setelah melihat daftar nama di kelompok Yuri berada.
"Tidak bisa neng, ini sudah disiapkan dari jauh hari. Sok yang akur." jawab petugas tersebut tegas.
"Hahahhaa..Aku juga tidak mau sekelompok sama kamu." jawab Ical mengejek.
"Aku sendirian dong.. Hiks.. Hiks" ucap berlian dengan sedih.
"Ya sudah, yang sabar. Kan cuma 2 minggu. Lagian kelompok kita juga sampingan." ujar Yuri menenangkan Berlian.
xxx
Beberapa hari pun telah berlalu, semua berjalan dengan baik. Biarpun ada kesulitan tapi semua masih bisa mereka hadapi. Mereka berkenalan dengan banyak teman baru, dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan berbagai macam bahasa, Yuri merasa begitu senang. Bisa mendapatkan kesempatan bertemu dan berkenalan dengan banyak teman baru.
Yuri bisa dikatakan cukup populer di kelompoknya, bukan karena cantik atau dia yang aktraktif. Tapi dia lebih pendiam dan malu-malu. Tidak banyak bicara.
Tapi, beberapa anak laki-laki sepertinya tertarik dengan sikap pendiam Yuri. Seperti anak baik yang polos.
Yuri mendapatkan teman sekamar yang sama-sama dari bandung, jadi mereka cepat akrab. Dan kebetulan mereka seumuran. Jadi tidak sulit untuk mereka beradaptasi. Teh Ovi namanya.
"Yuri, sini." panggil Ovi kepada Yuri.
"Duduk sini, temenin aku."
Yuri malu malu menghampiri meja tempat Ovi makan siang, ada beberapa siswa lain di sana. Teman sekelompok mereka, tapi sepertinya Ovi sudah kenal dengan mereka secara akrab. Sudah pernah bertemu sebelumnya sepertinya.
"Aku duduk di sini ya. " Yuri menunjuk bangku tepat disebelah Ovi.
"Iya.. Iya.. Sok aja. Jadi, waktu olimpiade itu kalian mewakili sekolah kalian ya. Makanya aku merasa seperti tak asing dengan kalian." Ovi bertanya dengan 2 orang siswa di depannya. Yuri tidak terlalu hafal siapa mereka. Yang jelas mereka satu kelompok dengan dia.
"Iya teh.. Betul... " Jawab salah satu di antara mereka. Ternyata mereka berasal dari sekolah yang sama.
Yuri tidak terlalu memperhatikan percakapan mereka. Sedikit malu dan canggung. Yuri bukan tipe anak yang gampang akrab, apa lagi dengan lawan jenis.
"Haiii.. Aku gabung ya." Tegur kang Ical pada mereka. Sambil mengusap pelan kepala Yuri. "Cicing wae!!!"
"Apasih kang, males deh.. Gabung gabung aja. Meni riweh ih.." Jawab Yuri dengan kesal dengan perlakuan ical. Membuat yang lain tersenyum.
"Ya kamu, lagi ngobrol juga. Diem aja. Ikutan nimbrung atu neng.." Timpal Ical.
"Yang lain juga biasa aja kang, aku diem juga gag ganggu!"
Cara Yuri berbicara dengan Ical ternyata menarik perhatian dua siswa tadi. Mereka memperhatikan percakapan antara Yuri dan Ical. Melihat Yuri dengan tatapan tertarik. Entah apa yang menarik.
"Kalian dari Jakarta ya?" Tanya Ical pada kedua siswa tadi.
"Iya kang, saya Edo dan dia Adi." Jawan anak yang bernama Edo. Sambil memperkenalkan temannya Adi.
"Salam kenal kang." Sapa Adi
"Salam kenal juga. Udah kenalan belum Yuri? Nih ganteng ganteng, kamu kan jomblo ya. Siapa tau kan." ucap Ical mengejek Yuri.
"Apa sih kang, kan berisik. Yang jomblo siapa kang. Males ah."
"Hahahaha.. Udah Ih kalian berdua. Berantem terus kalau ketemu. Nanti kalian jodoh lo. hahah" timpal Ovi.
"Enggak mau aku teh. Salam kenal, saya Yuri." Sapa Yuri pada Edo dan Adi.
"Salam kenal juga." Jawab mereka berbarengan.
"Ciyyee.. Barengan gitu. Yuri tu. Hahaha.."
"Berisikkkkk kang!! Udah ah yuk teh. Males sama kang Ical. Rusuh!" Yuri menarik tangan Ovi meninggalkan meja makan mereka tadi. Mereka berlalu dengan cepat, diiringi omelan Yuri.
Dari meja, terlihat salah satu dari mereka yang terus memperhatikan Yuri dan Ovi. Sampai keduanya menghilang dari kejauhan.
xxx
"Ayo siapa yang mau ikut patungan? Kita mau ngadain kas ni. Kita mau buat kaos kelompok. Biar kompak." Ujar salah seorang siswi pentolan kelompok 3. Kelompok Yuri dan Ical berasal.
"100rb ya satu orang. Nanti Ical yang cariin, kan dia yang berasal dari Bandung. Dan lebih tau tu dimana tempat tempat konfeksi yang murah dan bagus." Lanjut ketua kelompok mereka, Joko.
"Iya, sok aja. Kalau sudah terkumpul. Biar saya yang carikan." ucap Ical sambil sibuk dengan Handphone nya.
"Ayo kumpulkan uangnya." timpal Joko.
"Dikumpulin sama siapa?" tanya salah satu siswa.
"Ke Yuri aja. Kan sama sama dari Bandung, satu sekolah lagi dengan Ical. Kan lebih enak koordinasi nya." jawab Joko lagi.
"Lah teh? Kok aku sih teh?" Gumam Yuri pada Ovi. Ovi hanya bisa tersenyum, dan mengangkat kedua pundaknya tanda bahwa dia pun tak tau.
"Kok aku si? Aku males ngumpulin uang. Apalagi nagih nagih gitu. Males." jawab Yuri tak setuju pada keputusan Joko.
"Yaudah Yuri gag apa apa." timpal Ical.
"Iihh.. Ya sudah."
Yuri pun mulai berkeliling. Menagih uang dari setiap anggota kelompoknya. Satu demi satu meja didatanginya.
"Siapa namanya?" Sambil memperhatikan daftar hadir untuk ditandai sudah membayar iuran.
"Adi." Yuri melihat kearah Adi.
"Oke, Adi." Sambil berlalu dari meja Adi.
Saat itu Yuri tak menyadari, ada senyum simpul penuh makna di wajah Adi. Entah apa artinya itu. Hanya senyuman nya terlihat cukup mempesona jika saja Yuri menyadarinya.
"Ciye.. Ciye." Timpal Edo yang tak dihiraukan Yuri.
Dalam benak Yuri hanya terlintas, mereka sedang kenapa? Sedikit curiga. Tapi biarlah. Yuri tak perduli.
xxx
Hari ini Yuri kembali duduk sebangku dengan Ovi, sepertinya Yuri dan Ovi sudah nyaman berdua. Mereka tertawa, entah membahas apa. Dari mulai membahas pacar Ovi yang ternyata ada di Jogja. Tempat asal Ovi sebelum pindah ke bandung.
Tanpa Yuri sadari Adi dan Edo ternyata duduk tepat dibelakang mereka. Mereka seperti sedang berkonspirasi untuk melakukan sesuatu. Sambil tersenyum menyeringai, dan tertawa-tawa kecil. Sangat mencurigakan.
"Hari ini saya akan bagi kelompok ya. Lalu kerjakan tugas ini. Misalkan kalian dari berbeda beda sekolah, pilih salah satu sekolah saja. Yang paling sesuai dan mudah dimengerti oleh yang lain, karena nanti akan kalian perentasikan di depan ruang kelas ya!" ucap pembimbing hari itu.
"Izin bertanya bu, pembagian kelompoknya bagaimana?" tanya salah satu siswa.
"Oo.. Biar mudah silahkan barisan pertama dan ketiga berbalik badan. Dan yang ada di hadapan kalian adalah teman sekelompok kalian. 4 orang ya."
Para siswa yang ada di barisan pertama dan ketiga pun berbalik.
"Oohh... Haii.. Kita sekelompok." sapa Ovi pada Edo dan Adi.
"Waahh.. Iya.. Hai Edo, Hai Adi." entah apa yang membuat Yuri menyapa mereka juga. Yuri merasa sudah cukup kenal dengan Edo dan Adi.
"Hai.. " jawab Edo tersenyum senang.
Adi hanya tersenyum malu. Tapi terlihat dia antusias, dan sedikit melirik ke arah Yuri. Dan lagi lagi, tanpa Yuri sadari.
"Dari sekolah kalian aja ya yang dibahas. Kayaknya lebih menarik dan sistematis. Lebih jelas juga." ujar Yuri setelah mereka berdiskusi.
"Aku juga setuju. " timpal Ovi meyakinkan Edo dan Adi.
"Oke. Tapi Edo aja yang jelasin ya." jawab Adi tegas.
"Lah. Kok Gue, lo aja lah. Lo kan lebih paham." ucap Edo sedikit khawatir dan ragu.
"Gag apa-apa gue back up kok." ujar Adi menenangkan keraguan Edo.
Yuri mulai memperhatikan Adi, sepertinya Yuri tertarik dengan Adi. Tanpa sadar Yuri tersenyum. Dan membalikkan wajahnya, wajahnya memerah. Jantungnya seperti berdebar sesaat. Yuri terkesan dengan ketegasan Adi. 'Kecil kecil cabe rawit' ujar Yuri dalam hati. Adi memang berperawakan kecil, atau pendek dibandingkan siswa lain. Sedangkan Yuri untuk seorang gadis dia termasuk tinggi.
"Baik mulai dari kelompok Satu" Dan itu adalah kelompok Yuri dkk.
"Baik bu, saya Edo perwakilan kelompok satu.. " Edo pun mulai menjelaskan materi kelompok mereka. Jelas, dan padat biarpun agak sedikit terbata-bata. Tapi tetap pada intinya. Sesekali Edo melirik Adi, mencoba mendapatkan pertolongan dari Adi. Hal itu diperhatikan Yuri. Yuri jadi memperhatikan cara Adi membackup Edo. Santai, tapi jelas. Sampai pada saat Edo kesulitan menjelaskan materi mereka. Dan Adi pun mengambil alih materi.
"Baik, saya akan melanjutkan penjelasan Edo. Jadi, maksudnya..... "
Saat Adi menjelaskan, Yuri tak bisa lagi menahan diri.
"Keren ya Teh. Dia tegas, terus ngejelasinnya juga jelas teh. Kayak yang tau banget gitu. Suka aku liatnya." Entah Yuri sadar atau tidak dengan ucapannya. Ovi yang menyadari sesuatu dan hanya tersenyum melihat Yuri.
"Iya si bener. Kesannya pinter gitu ya? Eh..Eh.. Hahaha.. Suka ya? Ciye..." ucapan Ovi mengagetkan Yuri. Seperti membuat Yuri tersadar.
"Ih.. Enggak teteh. Tapi dia keren aja gitu. Kayak pinter banget. Padahal dia dari tadi tu diem aja. Gag banyak ngomong. Tapi sekali nya jelasin tu kita jadi ngerti maksudnya kemana." Yuri mencoba membela diri nya.
"Oohh.. Iya deh." Ovi juga tak ingin memperpanjang ledekannya. Karena sepertinya Yuri tak nyaman.
Sambil Ovi dan Yuri berbisik, ternyata presentasi mereka pun sudah selesai.
"Adi keren banget." Ucap Ovi.
"Makasih teh." Adi tersenyum malu.
"Iya, kamu keren banget. Pinter deh, keren. Aku jadi ngerti. Hebat kamu. Aku suka." Yuri memuji Adi. Kata kata Yuri membuat Adi senang, dan tak bisa menahan senyum serta tawa kecilnya. Adi tersenyum dan Edo pun tersenyum, "ciyyee Adi." mereka berdua tertawa dan berbisik-bisik kembali.
xxx
"Aku tagih lagi ya siapa yang belum bayar iuran kaos kelompok." ucap Yuri lantang.
"Adi tu Adi belum" Ucap Edo.
"Iya tu Adi." timpal Joko sambil tersenyum penuh arti.
Yuri berjalan menuju meja Adi. Sambil mengecek kembali apakah Adi sudah membayar atau belum. Sampai didepan meja Adi, Yuri sadar kalau Adi sudah membayar nya.
"Adi sudah kok." Yuri tersenyum pada Adi dan beranjak pergi kemeja siswa yang lain. Jawaban dan tingkah laku Yuri membuat Edo dan ketua kelompok tertawa senang. Seperti umpan mereka berhasil di tangkap, mereka pun bersorak "Acciiyee Adi."
Yuri masih belum menyadari semua kekacauan itu, atau dia pura-pura tidak tau. Atau Yuri tau tapi tak ingin ambil pusing dan malas menanggapi nya?
"Hahahaha.. Dasar.. " tanggap Ical disudut kelas.
xxx
"Iihh.. Teeh.. Aku males banget deh" Sambil melihat ke ponselnya yang baru saja berdering.
"Kenapa Yuri?" Tanya Ovi sembari membalas chat dari pacarnya.
"Ini anak temen tante aku. Dia nelpon nelpon aku. Malas aku nya. Mana anak kuliahan. Aku kan takut ya." Ucap Yuri kesal.
"Ya kamu kalau gag mau jangan ditanggepin. Kalau mau ya tanggepin. Udah gitu aja. " Jawab Ovi santai.
"Aku tidak mau. "
Yuri memang belum pernah berpacaran. Kalau menyukai seseorang , jangan ditanya. Yuri pernah menyukai teman satu kelas nya di kelas 10 , Indra. Tapi , sepertinya anak laki-laki itu hanya mengganggap Yuri teman baik. Mereka bahkan sudah sering pulang dan berangkat sekolah bersama sama. Bahkan teman sekelas mereka juga mengejek mereka berdua. Ejekan teman mereka yang membuat Yuri jadi menaruh hati pada Indra.
xxx
"Berlian.. Berlian" teriak Yuri memecahkan kesunyian ruang makan.
"Apa.. Apa? " Tanya berlian penasaran.
"Kangen.. hahahaha. "
"Idiihh... bagaimana bagaimana?" Berlian penasaran dengan Yuri dan keadaannya.
"Apannya?"
"Ada gebetan baru gag? Hihiihiii" Tanya berlian penasaran.
"Enggak ada lo.. Apasih. hahahaha.."
"Tapi,?" tanya berlian mengharap Yuri melanjutkan
"Tapi... .... Ada yang lucu.." Yuri tersenyum malu. Berlian mulai penasaran dan menangkan sinyal sesuatu.
"Siapa?? " Penasaran
"Addaa dehhh, yyuukk makan..hahahaha" Yuri membuat berlian makin penasaran.
"Terus Berlian gimana?"
"Tau gag, ada anak Jakarta yang namanya sama kayak kamu di kelompok aku?" ujar Berlian.
"Oh iiyyaaa? Yuri juga.. Terus terus? "
"Trus katanya dia mau ngenalin aku sama temen dia di kelompok kamu."
"Dikelompok aku? Siapa?"
"Iya.. Jadi, kak Yuri itu nanya ke temen yang ada dikelompok kamu itu. Nanyain, gimana dikelompokkan kamu ada yang cantik gag? Trus katanya gag ada."
"Dddiihh.. Asem.. Ahahaha.. Perasaan dikelompok aku ada kok yang cantik. Dasar. Siapa orangnya?"
"Adi. Tau gag? "
"Ahh.. Masa iya Adi bilang gag ada yang cantik. Dasar ya.."
"Kamu tau Yuri? Anaknya yang mana?"
"Ada.. Nanti deh aku kenalin.. Aku tegor dulu anaknya .. Enak aja gag ada yang cantik."
Ada sedikit kecewa dalam hati Yuri. Kecewa karena Adi bilang tidak ada yang cantik di kelompok mereka. Dan kecewa karena Adi akan dikenakan pada berlian. Tapi Yuri pun bingung, kenapa dia harus kecewa kalau Adi dikenalkan pada berlian. Harusnya dia senang dong, siapa tahu Berlian bisa mendapatkan cinta nya. Setelah bertahun tahun jomblo.
xxx
"Yuri, besok sabtu minggu pulang tidak? " Ical tiba-tiba datang ke meja Yuri. Yuri sedang duduk sendirian sambil melihat-lihat akun media sosialnya dari Handphone.
"Enggak kang, nanggung. Tugas belum selesai. Kenapa gitu?" Yuri agak bingung.
"Temenin jalan yuk."
"Eehh.. hahahaha.. Tumben banget si kang. Ngajak aku jalan. Mau kemana?"
"Malam minggu ya. Gag usah lah ngerjain tugas ya.. Oke? " Ical memaksa Yuri.
" Dih.. Kang.. Belum juga Yuri jawab mau apa enggak."
"Yaudh, kamu ajak temen kalau takut sama aku mah."
Diihh.. Dalam hati Yuri merasa bingung, tak ada angin tak ada hujan. Kang Ical bukan tipe Yuri, biarpun Ical juga sedang mencari tambatan hati. Sepertinya mereka tidak merasa saling cocok. Dan Yuri menganggap Ical teman yang baik. Sudah cukup.
"Aku ajak Berlian oke!! " Ucap Yuri.
"okkee... "
xxx
Sabtu siang
Chat grup kelompok
"Nanti malam kita kumpul ya yang tidak pulang, kumpul asrama mbak Tari."
"Oke sip.."
Yuri bingung membaca grup kelompok, kelompok mereka ada kumpul kumpul. Tapi, Yuri dan Ical janji mau jalan. Apakah jadi atau tidak ya?
Yuri pun menelpon Ical,
"Haalloo.. Kang, anak anak mau pada kumpul. Kita jadi jalan kang? Mau kemana sih?"
"Jadi Yuri, jadi. Udah biarin aja. Sekali sekali juga. Jadi ajakin Berlian?"
"Iya, jadi atu. Mana mau aku jalan sama kang Ical aja. Males.. "
"Iya.. Aku juga ajak temen kok. Mereka yang mau jalan jalan keliling bandung."
"Diihh.. Siapa kang?"
"Nanti juga tau, ketemuan didepan gerbang masuk ya. Jam 5 sore. Awas telat. "
"Kok tidak bilang si mau ngajakin temen? Gimana kalau Berlian tidak bisa? "
"Ya sudah, tanya sama Berlian bisa gag dia. Telpon telpon. Pastiin"
"Iya bentar. "
Setelah selesai menelpon Ical, Yuri pun menelpon Berlian.
"Berlian, nanti sore jam 4 jadi ya.."
"Okeeyy.. "
Jam setengah 5
"Berlian.. Berlian"
Yuri memanggil berlian dari luar rumah asrama kelompok Berlian.
"Oohh.. Masuk.. Aku lagi dandan. " ternyata kamar berlian berada di bagian depan.
"Permisi,"
"Iya masuk.. Masuk"
"Haii ini siapa ni?"
"Ini kak, temen Berlian. Namanya Yuri juga"
"Ooohhhh.. Ini Yuri... Baik baik.. "
"Iya kak, salam kenal."
"Ini ada yang cantik.. Dasar Adi.. "
"Hehehe.. Ayok lah.. Cus. Ditungguin.." Yuri kembali menegur Berlian yang sedang bersiap-siap.
"Mau kemana kalian? " Kak Yuri penasaran kemana mereka akan pergi.
"Gag tau kak, diajakin jalan sama temen."
"Hati hati ya."
"Iya Kak," Yuri dan Berlian pun pergi.
xxx
Didepan gerbang, sudah ada dua orang siswa. Yuri menyipitkan kedua matanya. Dan terkejut dengan apa yang dia lihat.
"Adi? Edo?" Dengan bingung Yuri bergumam.
"Kang Ical.." tegur berlian.
"Oooyyy.. Sini.. Sini.. Tunggu pak ketua dulu ya.. Aku jemput dulu lama banget dia.. Bentar. "
"Apa sih kang, janji jam 5 lo.. " Yuri kesal dengan Ical.
"Siapa yuri?" tanya berlian bingung.
Adi dan Edo hanya terdiam malu-malu. Sambil merokok dengan santainya mereka memperhatikan Yuri dan Berlian.
"Itu Adi sama Edo, yang satu sekolah sama kak Yuri" Jelas Yuri.
"Ooohh.. Itu Adi.. " tanya berlian.
"Iya, yang mau dikenalin sama kamu. " Senyum Yuri nakal.
"Yuukk, aku kenalin." Ucap Yuri dengan wajah iseng.
"Hai Adi, Hai Edo. Kenalin ini temen aku, Berlian."
"Berlian."
"Adi" "Edo"
Mereka pun saling berkenalan.
"Adi, ini ni Berlian yang mau dikenalin sama kak Yuri."
Adi terkejut mendengar ucapan Yuri, begitu pun Berlian.
"Husstt.. Apa sih yuri" Berlian jadi canggung dan bingung.
"Biarin.. " Bisik yuri pada berlian.
"Kata kak yuri, Adi bilang dikelompok kita tidak ada yang cantik ya? Dih dasar. Jahat banget... Tidak ada yg cantik. Jelek semua" Yuri menampakkan wajah kecewa dan sedikit kesal.