Mereka pun saling berkenalan.
"Adi, ini ni Berlian yang mau dikenalin sama kak Yuri."
Adi terkejut mendengar ucapan Yuri, begitu pun Berlian.
"Husstt.. Apa sih yuri" Berlian jadi canggung dan bingung.
"Biarin.. " Bisik yuri pada berlian.
"Kata kak yuri, Adi bilang di kelompok kita tidak ada yang cantik ya? Dih dasar. Jahat banget... Tidak ada yg cantik. Jelek semua" Yuri menampakkan wajah kecewa dan Kesal.
Kesal karena dia jadi salah satu gadis yang tidak cantik dimata Adi.
Adi terkejut dengan ucapan yuri. Dan merasa bersalah. Tapi Adi malu untuk menjawab atau menyangkal ucapan Yuri. Karena itu semua memang benar yang dia katakan pada Kak Yuri yang merupakan kakak kelas nya di sekolah.
Melihat percakapan itu, Berlian hanya tersenyum. Memperhatikan tingkah Adi yang malu malu.
Yuri dan Berlian agak risih melihat Adi dan Edo yang sedang merokok, kebetulan Yuri punya asma. Jadilah Yuri berdiri agak menjauh dari Adi dan Edo. Saat Yuri berjalan menjauhi mereka, Adi memperhatikan Yuri. Lalu Adi menyadari bahwa Yuri tak nyaman. Akhirnya Adi membuang rokoknya, meskipun baru setengah. Yuri tak menyadari apa-apa. Dia hanya fokus menutupi hidungnya, dan menunggu datangnya Ical.
Berlian memperhatikan Adi, ada sesuatu yang menarik untuk dilihat menurutnya. Adi yang diam diam memperhatikan Yuri di sampingnya. Melirik lirik dengan penuh malu, sambil tersenyum . Beberapa kali pandangan Adi bertemu dengan Berlian, Adi pun malu seperti ketahuan sesuatu. Dan menghindari tatapan penuh laser dari berlian, yang seperti ingin berkata, " I CATCH you boy!! "
"Lama banget kang Ical. Dia yang janji juga. " ujar Yuri tanpa menyadari apa pun.
"Ri.. ri.. Yuri" bisik berlian.
"Si Adi, suka sama kamu itu.." Lanjut berlian berbisik.
"Maksud kamu apa Berlian? Apa sih?" Tanpa sadar Yuri melirik ke arah Adi. Mereka bertatapan. Dan Adi tersenyum kearah Yuri. Membuat Yuri gemetar. Dan berdegup kencang, sesaat.
"Yang bener berlian? Apa sih. Tidak mungkin lah. Masa iya? " ujar Yuri tak menyangka dan bingung.
"Hahaha.. Terserah.. Tapi beneran. Dia suka sama kamu." Berlian mencoba meyakinkan Yuri.
"Kan yang mau dikenalin sama dia kamu Berlian. "
"Ya. Tidak apa-apa. Adi nya juga suka sama kamu." Berlian tersenyum kecil.
Dalam hati berlian begitu senang, melihat kejadian langka. Ketika ada seseorang yang terlihat begitu menyukai Yuri. Dan sepertinya Yuri juga menyukainya. Seperti nya Berlian yang malah berbunga bunga. Tapi, Berlian meragukan Yuri , sepertinya Yuri tak sadar kalau dia juga menyukai Adi.
"Hayu. Kita berangkat. Pesan grab car." Ical tiba-tiba datang.
"Lama sekali kalian. " ucap Yuri dan Berlian kesal pada Ical.
Berlian masih memperhatikan gelagat Adi, dan dia meyakinkan diri nya sekali lagi, bahwa apa yang dia pikirkan itu benar. Menurut berlian wajar saja Yuri tak peka dan tak tau. Karena memang Yuri sama sekali belum berpengalaman dengan hal ini. Yuri tak pernah berpacaran. Berbeda dengan Berlian. Jadi menurutnya dia harus turun tangan.
xxx
Mereka berjalan jalan ke arah Dago, di sana ada lapangan Gazibu. Di lapangan itu ada air mancur warna warni dan sangat indah jika dilihat pada
malam hari.
Dari asrama mereka menggunakan grab car. Sesampainya di sana, entah bagaimana tinggallah Yuri dan Adi dibelakang. Berlian, Edo, Ical dan Joko (ketua kelompok 3) sudah terlebih dahulu jalan didepan.
"Kenapa mereka jalan nya cepat banget sih?" gerutu Yuri yang kewalahan dengan langkahnya. Yuri memang sedikit ceroboh. Bahkan dia bisa dengan mudahnya tersandung walaupun jalanan datar dan tidak ada yang menghalangi jalannya sekali pun.
"Hahaha.. Kenapa memangnya?" Tanya Adi dengan nada meledek.
"Ya tidak apa-apa. Tapi kan capek ngejar mereka." Yuri jengkel sekali.
"Ya sudah, biarkan saja mereka. Pelan-pelan saja jalannya. Aku temenin." ujar Adi sambil tersenyum kearah Yuri.
Yuri seperti mengerti sesuatu. Sepertinya ini ulah Ical dan Edo. Pasti ada apa apa. Setelah pulang dari sini, Ical harus menjelaskan semuanya. Dan Berlian.. Kenapa malah ikut ikutan?
Sepanjang perjalan menuju Gazibu, Yuri dan Adi mengobrol dengan asik. Walaupun malu malu, tapi sepertinya mereka sama-sama senang. Semua tentang Adi menarik menurut Yuri, cara Adi memperhatikan dia. Menolong langkahnya, cara senyumnya. Sangat menarik hati Yuri.
Ini pertama kali nya Yuri tertarik dengan seseorang. Dan yuri merasakan Adi pun tertarik dengan nya. Padahal mereka baru berbincang sebentar. Tapi Yuri jadi menyukai Adi.
Mereka bertukar cerita tentang sekolah mereka, pengalaman mereka selama di asrama, tentang keluarga.
Adi pun tak pernah memalingkan wajarnya dari Yuri, terkadang Yuri jadi merasa risih dan malu diperhatikan seperti itu oleh Adi. Tetapi, Yuri senang. Begitu pun Adi.
Dari kejauhan, Berlian memperhatikan Yuri dan Adi. Seperti nya Berlian menyadari sesuatu, lagi. Berlian hanya tersenyum senang. Entah senang kenapa. Mungkin senang karena akhirnya Yuri bisa merasakan jatuh cinta untuk yang pertama kali nya. Dan dia makin yakin bahwa Adi menyukai Yuri.
"Hei... Ri.. Sini.. Sini.. " Tegur berlian, dengan sengaja. Untuk memisahkan kesenangan mereka berdua. Terlihat sedikit kekecewaan di wajah Adi. Ingin sekali Adi menahan Yuri, agar tak berada jauh dari dia.
"Sini ri, kan belum pernah liat kan air mancur warna warni nya? Sini sini.." Berlian menyadari kekecewaan Adi, tapi dia menyukainya. Menurutnya supaya Adi lebih penasaran pada Yuri. Yuri yang tak mengerti maksud tersembunyi dari Berlian, hanya mengikuti sahabatnya itu. Menjauhi Adi dan teman teman yang lain. Mereka mendekati air mancur dengan senang dan ceria. Berada di barisan paling depan. Menunggu dengan seksama.
Saat air mancur muncul, Yuri terkesima senang. Kagum, Yuri memang mudah kagum dengan hal-hal kecil. Mudah menangis dengan hal-hal sepele, tapi tetap tegas dan kuat. Tipikal anak pertama perempuan.
"Wwwaaaw..cantik nya.. Hahaha.." ujar Yuri kesenangan.
"Iyaa... " Berlian pun ikut senang, sambil tetap memperhatikan Adi.
Yuri sedikit melupakan Adi. Tapi Adi, tak bisa melepaskan pandangannya terhadap Yuri. Kemanapun Yuri pergi, disitu pandangannya tertuju. Melihat Yuri yang ceria, membuat Adi senang dan tersenyum sendiri.
Menurut Adi, Yuri bukan gadis yang cantik. Tetapi dia sangat menarik.
xxx
Jam 12 malam
Akhirnya mereka semua sampai di asrama, Yuri dan berlian diantar oleh Adi, Edo, Ical, dan joko sampai ke depan pintu asrama masing masing.
"Okelah.. Makasih ya udah jalan jalan sampai malam gini.." Ucap Ical sambil membuat tanda seolah misi nya berhasil.
"Bye Yuri... " ucap Edo. Mengganggu Adi dan Yuri. Yuri hanya terlihat bingung. Dalam hatinya, kenapa Edo sih.
Adi hanya ikut melambai malu malu.
Edo, Ical dan joko tertawa tawa geli. Mereka berjalan lebih dulu. Sedangkan Adi, masih melirik kearah Yuri, yang juga belum masuk kedalam asrama nya.
"Masukk Ri.. Besok lagi!!" Tegur Berlian yang mengagetkan Yuri. Berlian melihat Yuri tersenyum melihat tingkah Adi yang masih melihat kearah dia.
"Iya deh.. Yang lagi kasmaran.. Hahaha.. Bye... " Ejek Berlian sambil berlalu masuk kedalam asramanya.
Yuri merasa sangat malu dan senang, seolah dia tak ingin Adi pergi. Yuri pun dengan berat hati masuk kedalam asrama nya.
Dikamar ternyata teh Ovi sudah tertidur. Tapi ternyata belum, dia masih telponan dengan pacar nya dengan suara yang sangat pelan.
"Belum tidur teh?" Tegur Yuri pelan.
Kemudian Ovi pamit dengan lawan bicara nya, dan mematikan telpon. Mungkin tak enak karena ada Yuri.
"Bagaimana.. Bagaimana?? Tadi jalan jalan? Kemana aja? Aku kaget liat up datean foto yang dikirim Ical di grup. Hahaha" Ovi seperti mengerti sesuatu.
"Ya tidak bagaimana.. bagaimana teh." Jawaban Yuri membuat Ovi kecewa, tetapi senyuman Yuri mengartikan hal lainnya.
"Hahaha.. Ya sudah.. Tidur.. Tidur sudah malam." Ovi sangat mengerti apa yang terjadi. Jadi dia membiarkan Yuri dengan mata nya yang seperti memancarkan sinar yang terang padahal itu tengah malam dan seperti berbunga bunga di sekeliling Yuri. KASMARAN. satu kata yang menggambarkan Yuri saat itu.
Drett.. Drett..
HP Yuri bergetar dan diikuti nada pesan masuk,
"Hai Yuri, ini Adi. Edo kesemsem tahu sama kamu. Ada salam dari Edo ya. Hehe. Aku dapat no. Kamu dari Ical. Save ya no. Aku."
Isi pesan itu membuat Yuri kegirangan, dan sedikit bingun. Kok Edo si yang kesemsem dan kirim salam.
Yuri pun membalas pesan Adi.
"Kok Edo yang kesemsem? Bukan Adi aja? Oke Yuri save ya no. Adi."
Send
Yuri pun tersenyum sendiri, jantungnya berdebar kencang. Dengan senangnya, dia tutupi wajahnya dengan bantal. Dan memperhatikan sekitar, Ovi sudah tertidur. Mengecek kembali HP nya, memastikan pesannya terkirim dan sudah dibaca oleh Adi.
"Hehe.. Oke. Bobo sana. Udah malem. Met mimpi indah. Boleh gak Adi mimpikan Yuri."
Gombalan Adi membuat Yuri makin malu malu dan kesenangan.
"Haha.. Ya sudah.. Met bobo. Mimpi indah."
Send
Yuri seperti tak bisa berhenti tersenyum, mata nya bukannya mengantuk malah jadi semakin terang. Dia ingin sekali tertawa terbahak bahak, tetapi ini sudah malam. Senang sekali. Yuri tak bisa menahan perasaannya.
xxx
Kelas demi kelas mereka lewati, tak terasa dua minggu pun berlalu. Sejak hari itu, Adi dan Yuri selalu bertukar pesan. Setiap hari Yuri hanya tersenyum senyum, begitu pun Adi. Saat mereka di dalam kelas, mereka hanya saling melirik dan tersenyum. Malu-malu tapi ingin saling memperhatikan.
Adi tak bisa tidak melihat kearah Yuri. Berada di jarak sejauh apa pun, Adi harus melihat keberadaan Yuri. Yuri pun begitu. Dia selalu mencari dimana Adi. Hanya saja Yuri terkesan masih biasa saja.
"Baik lah. Sudah 2 minggu kalian berada di pelatihan ini. Silahkan kalian implementasikan semua materi yang ada di sini, dan laporkan serta presentasikan 2 minggu dari sekarang. Selamat pagi."
Upacara penutupan pun selesai. Jadi, 2 minggu dari sekarang mereka akan kembali lagi. Dan harus membuat karya tulis mereka masing-masing dan dipresentasikan.
Semua siswa bersiap, membereskan semua barang mereka yang akan mereka bawa pulang. Semua senang karena akan bertemu lagi dengan keluarga mereka. Yuri pun sangat senang, tapi Yuri juga merasa sedih. Sedih karena harus berpisah dengan seseorang yang menarik perhatiannya. Adi.
"Yuri.. Berlian.. Ayo!!" Sapa Kang Apri.
"Iya sebentar." jawab Yuri yang kesulitan membawa barang barangnya.
"Mana Ical?" tanya April pada Yuri.
"Mana Yuri tau kang, sebentar lagi. Tolong kaang.... " Belum selesai Yuri meneruskan kalimatnya. Tiba-tiba ada tangan yang membantu mengangkat barang Yuri.
"Ehh.... " Yuri terkejut, ternyata Adi. Dibelakang Adi ada Ical dan Edo.
"Hai... " Tegur Adi tanpa merasa ada yang salah. Padahal Adi sudah diserang dengan tatapan dari Apri, Berlian dan Lia.
"Ehh.. Adi.. Makasih banyak. " Yuri tersipu. Malu tapi senang.
Lia pun memperhatikan dan bergumam dalam hati, 'wah ada yang cinlok ni. Haha.'
"Ina mana? " Tanya Apri. Pada lia dan Ical.
"Sebentar lagi. Lagi urus tanda tangan pembimbing nya."jawab Ical.
"Kalian pulang kemana? Asal mana? " tanya Apri lagi pada Adi dan Edo. Seperti seorang kakak pada umumnya, mencoba untuk ramah tetapi tetap memperhatikan gerak gerik Adi yang mencurigakan.
"Kami dari Jakarta kak." Jawab Adi sopan.
"Kalian pulang naik apa?" Tanya Yuri khawatir.
"Sebentar lagi ada jemputan. Tadi sekalian antar Ical." Jawab Adi mencari alasan.
"Hahaha.. Gue jadi bahan.. Hahaha.. Bilang aja mau ketemu Yuri dulu gitu." Ucap Ical dengan geli. Ya Ical tau, dia hanya dijadikan alasan oleh Adi. Edo pun hanya tertawa.
"Apa sih kang. Rusuh." Jawab Yuri kesal. Yuri jadi merasa tak enak hati.
"Hahaha.. 2 minggu nanti ketemu lagi ya Adi. Aku jagain Yuri kok tenang aja." Timpal berlian mengejek dengan senang.
"Dih.. Apa sih.. " Yuri makin malu dengan ucapan berlian. Adi malah semakin senang.
"Aku udah selesai.." Sapa Ina dari kejauhan.
"Ririn mana?" Tanya Apri sekali lagi.
"Sudah dijemput tadi sama pacarnya." Jawab Lia yang kebetulan sekelompok dengan Ririn.
"Oke, jemputan sudah datang juga ayo!" Perintah Apri.
Yuri dengan perlahan mendekati Adi, seperti ada rasa tak nyaman. Dan perasaan sedih, seperti tak ingin berpisah dari Adi.
"Makasih banyak ya. Aku pulang dulu. Bye." Perlahan mengambil barang nya yang dipegang oleh Adi sedari tadi. Tak ada yang memperhatikan mereka. Edo sedang berbicara dengan Ical. Dan yang lainnya sedang sibuk memasukkan barang bawaan masing masing ke dalam mobil.
Adi menyentuh tangan Yuri, perlahan. Takut Yuri kaget, dan malah tak nyaman.
"Kabari aku kalau sudah sampai rumah ya." Ucap Adi perlahan. Dengan nada khawatir.
"Oke.. Adi hati hati ya. Kabari Yuri juga kalau sudah sampai Jakarta." Nada Yuri sangat dalam. Terasa sedih.
Yuri pun melanjutkan langkahnya, berpaling dari Adi. Sedetik kemudian, Yuri melanjutkan kalimatnya.
"Adi jangan nakal ya di sana!" Masih dengan nada sedih.
Kalimat Yuri malah membuat Adi senang, seperti mendapat pertanda yang memang ingin sekali dia dapatkan dari Yuri.
"Oke.. Hati hati."
Manisnya. Gumam Adi dalam hatinya.
xxx
Di mobil, semua tertidur. Kelelahan. Dengan semua aktifitas dan tugas mereka. Hanya Yuri yang terlihat khawatir dan sedih.
"Kenapa?" Tanya berlian yang sangat tau apa yang dirasakan Yuri.
"Ya sudah, gak usah sedih. Nanti telpon aja dia. Oke.. Dah istirahat." Ucap berlian mencoba menenangkan Yuri. Berlian melihat raut wajah kesedihan Yuri. Sepertinya dijidat yuri terdapat tulisan "aku sedih banget", yang hanya bisa dibaca oleh berlian.
" Iya.. Oke.. "
xxx
Ring.. Ring.. Ring
Nada dering Hp yuri berbunyi.
Yuri dengan sigap langsung mengambil HP nya.
"Halo."
"Yuri, Adi baru sampai Jakarta. Adi ganggu Yuri gak?"
"Enggak kok. Yuri baru selesai makan. Mau WA Adi, sudah sampai belum. Tahu nya Adi sudah telpon Yuri duluan."
"Wah.. Kebetulan. Sehati dong kita. Hahaha"
Yuri tersenyum senang, seketika kesedihannya dan kekhawatirannya sirna.. Entah hilang kemana, disapu oleh angin atau tenggelam dalam bumi.
"Apa sih Adi.. Haha.." Yuri tertawa geli.
Mereka berbincang sampai tengah malam. Lupa waktu dan entah apa saja yang mereka bicarakan.
Ibu yuri memperhatikan Yuri dari sisi luar kamar. Pintu kamar Yuri tak tertutup. Dari sana ibu Yuri bisa mendengar percakapan Yuri dan memperhatikan anak gadisnya itu. Ibu Yuri hanya tersenyum. Lalu tiba tiba berubah jadi khawatir.
xxx
"Tadi malam, Yuri tidur jam berapa sayang?" Tanya ibu yuri tegas.
"Eemm.. Eeem.. Jam berapa ya bu, Yuri lupa." Yuri bingung menjawabnya, karena Yuri tau dia terlambat tidur. Tapi inikan hari minggu, jadi tak apa-apa menurutnya.
"Ibu dengar Yuri telponan tadi malam ya? Dengan siapa?" Lanjut ibu Yuri penasaran.
"Dengan teman Bu, teman baru. Kenal dari pelatihan kemarin." Jawab Yuri ragu. Yuri takut ibu nya akan melarangnya atau bahkan akan marah.
"Oh.. Ya gak apa-apa. Kapan-kapan kenalin sama ibu ya." Jawab ibu yuri sambil tersenyum menenangkan.
Yuri agak takut sebenarnya. Yuri tau, bagi ibu dan ayahnya sekolah nomor 1. Dan tidak ada yang boleh jadi pengganggu konsentrasi anak anaknya. Tapi sepertinya kali ini ibu yuri memakluminya. Tapi entah lah.