Chapter 11 - Arka

Demikian pula dengan pria yang sejak tadi Ana kagumi. Ia telah berubah menjadi sosok manusia setengah anjing.

Setelah berubah menjadi setengah manusia, pria tersebut berubah semakin tampan dan menawan. Dengan cekatan luka bakar pada tubuh Ana segera di obati. Selanjutnya Ana diminta untuk minum ramuan khusus.

Setelah meminum ramuan tersebut rasa perih pada tubuh Ana berangsur membaik.

"Sekarang ayo aku antar kamu ke kamar tamu."

Lagi lagi Ana hanya mengiyakan tanpa mengucap sepatah katapun. Ana segera merebahkan diri di atas tempat tidur empuk.

Karena keadaaan mendukung akhirnya Ana kembali ke alam mimpi.

Namun ada sesuatu yang tidak biasa. Saat Ana sedang tidur ia sama sekali tidak kembali ke alam mimpi di mana, dirinya sudah dua kali hamil dan bersalin.

Hanya saja Ana merasa merindukan kedua buah hatinya. Ana tiba-tiba saja terbangun dari tidur. Dia berpikir ingin mencari tahu penyebab mengapa saat tidur tadi dia dapat terlelap layaknya manusia pada umumnya.

Tanpa Ana sangka pintu kamar di ketuk beberapa kali. Saat Ana membuka seorang gadis siluman anjing memberitahu bahwa Ana sedang di tunggu oleh pemilik rumah.

Tanpa menunggu lebih lama Ana segera mengikuti langkah pelayan cantik.

Sementara itu di planet Mars, Paman Jasper sedang memarahi paman Pocong.

"Aku tidak mau tahu kamu harus dapat membawa kembali Ana ke dunia mimpi."

"Akan segera aku kerjakan paman Jasper."

"Tapi bagaimana caranya bisa membawa Ana kembali ke sini?"

"Sementara anda tahu sendiri kalau Ana sekarang tinggal di kerajaan siluman anjing."

"Pasti raja siluman anjjng akan murka, kalau aku datang mengacaukan istananya." Tanya paman pocong sekaligus suami Ana bingung.

"Ada satu cara, kamu terus perhatian gerak gerik Ana."

"Saat Ana keluar dari gerbang kerajaan anjinng, saat itu pula kamu dapat membawa tawanan raja Erky."

"Jika kamu tidak dapat membawa Ana kembali, makan jangan salahkan aku kalau pangeran Erky pada akhirnya akan memberikan hukuman berat buatmu."

"Kehidupanmu akan berakhir dengan tragis."

"Demikian pula dua bayimu."

"Akan pangeran Erky jadikan makanan hewan peliharaannya."

Ba-baik paman Jasper. Aku berjanji akan mengusahakan segala cara supaya dapat membawa Ana kembali."

Pasca kepergian Jasper, Paman pocong jadi dilema. Dia bingung harus melakukan apa.

Jika dirinya memilih menyelamatkan Ana, maka nyawanya sendiri berserta dua bayinya akan terancam.

Namun jika ia memilih kebahagiaan Ana, perempuan kesayangannya akan terbebas dari derita harus melahirkan 100 orang bayi secara terus menerus.

Sesuai putusan hukuman yang akan Ana jalani, Ana diharuskan melahirkan seratus orang bayi selama 100 hari berturut-turut tanpa jeda. Selanjutnya setelah 100 anak telah lahir.

Ana selamanya akan di kutuk menjadi anjing dan tak dapat kembali ke wujud manusia. Kecuali ia memasuki kerajaan anjing itu sendiri.

Sebenarnya paman pocong telah jatuh cinta kepada Ana saat pandangan pertama. Demikian pula saat Ana bertaruh nyawa melahirkan anak mereka.

Tanpa siapa pun tahu, detik detik Ana melahirkan paman pocong sama sekali tidak beranjak jauh dari Ana. Dia tetap ingin memastikan keadaan belahan jiwa baik-baik saja.

Sungguh sebenarnya paman pocong memiliki hati lembut. Dia tidak tega jika harus menyaksikan istrinya bertaruh nyawa melahirkan anak yang nanti akan direkrut sebagai pengawal pilihan Pangeran Erky.

Kembali ke kerajaan anjing.

Ana telah memasuki sebuah ruangan luas tersusun dari berlian asli, membuat kian megah ruangan tersebut.

"Ayo silahkan duduk, Ana."

Setelah Ana duduk berhadapan dengan pangeran Anjing. Lelaki lantas memperkenalkan dirinya.

"Apa ada sesuatu sedang mengganjal pikiranmu?"

"Jika ada tanyakan saja."

Ana baru saja hendak menjawab tapi urung karena didahului oleh pria tampan tersebut.

"Kamu sekarang berada di kerajaanku."

"Kamu akan aman tinggal di sini."

"Selama kamu berada di istanaku, maka tidak akan ada seorangpun bisa mencelakaimu."

"Aku sudah tahu asal usulmu, Ana."

"Kamu dikutuk menjadi bangsa kami karena kesalahan di masa lalu."

"Sekedar saran dariku, lebih baik kamu tinggal bersamaku."

"Dari pada harus terus menjadi anjing jalanan."

"Apalagi kamu sama sekali tidak memiliki skill membela diri dan bersaing bersama kawanan rakyat anjing lainnya."

"Menikahlah denganku Ana."

"Jadilah pemilik hatiku."

"Berikanlah aku waktu untuk berpikir pangeran."

"Aku merasa keputusan untuk menikahi terlaru terburu-buru."

Hening sejenak.

Baik Ana maupun pangeran anjing sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Baiklah Ana. Aku tidak akan memaksamu."

"Kalau begitu silahkan kembali ke kamarmu."

"Beristirahatlah."

"Pengawal segera antar putri Ana ke kamarnya."

"Siap, Pangeran Arka." Jawab dua orang pengawal secara bersamaan.

"Oh, jadi namanya Arka." Ana bergumam sendiri.

"Silahkan masuk nona Ana."

Jika anda butuh sesuatu silahkan bunyikan lonceng yang tergantung di dekat tempat tidur." Para pengawal menjelaskan kepada Ana.

Setelah masuk ke dalam Ana kembali sibuk dengan pikirannya sendiri. Sejujurnya ia masih bimbang entah harus menerima pinangan dari Pangeran Arka atau tidak.

Jika dia menolak maka secara otomatis keamanan dirinya sendiri tidak ada satupun bisa menjamin.

Ana juga yakin dia tidak akan sanggup menjadi anjing jalanan. Dia pasti tidak akan dapat bertahan di tengah kerasnya kehidupan setelah berubah wujud menjadi seekor anjing.

"Mungkin sebaiknya aku terima saja ajakan Pangeran Arka."

"Pasti hidupku akan terjamin dan bahagia meski hanya menjadi ratu."

"Aku harus segera menyampaikan keputusanku."

"Aku menerima lamaran Arka."

Setelah Ana bertemu dengan Arka dan menyampaikan jawaban atas lamaran tersebut, hati Ana merasa lega.

Arka sudah memutuskan sembilan puluh hari lagi pesta pernikahan antara dirinya dan Ana terlaksana dengan lancar.

Beberapa saat kemudian tanpa setahu Ana terjadilah perdebatan sengit antara Pangeran Arka dan seorang wanita.

"Tidak Pangeran aku sama sekali tidak setuju terhadap rencana pernikahanmu."

"Aku tidak Sudi dimadu."

"Hei sayang buat apa kamu cemburu dengan Ana?"

"Ana hanya akan menjadi selirku."

"Posisimu sebagai ratu tidak akan pernah tergeser."

Tidak usah nikahi dia."

"Aku rela hamil dan melahirkan keturunanmu."

"Tidak sayang. Aku tidak ingin kehilanganmu."

"Kamu tahu sendiri bukan, resiko bangsa kita khususnya kaum wanita jika sampai melahirkan?"

"Aku sungguh tidak ingin sesuatu buruk menimpamu."

"Aku butuh Ana untuk melanjutkan keturunan."

Malam ini Ana dapat tidur dengan nyenyak. Perempuan berwajah Putih bak pualam sudah tidak sabar menanti menikah dengan pangeran Arka.

Di alam paman pocong:

Hati paman pocong menjadi tidak karuan. Dia sungguh tidak rela Ana menjadi selir pria lain.

"Lebih baik aku segera datang ke mimpi Ana."

"Akan aku bawa serta dua bayi kami."

"Aku optimis saat Ana menggendong kedua anaknya, pasti dia akan urung menikah dengan Arka si pangeran anjing."

Tanpa menunggu lebih lama paman pocong pun segera melompat menuju alam mimpi.