*
*
Al-basty menggeleng. "Kiyoshi. Kamu memiliki restricted. Kamu tidak boleh-"
Kiyoshi menusuk punggung Al-basty dengan tombak yang bercahaya di tangan kirinya. Menusuk begitu dalam sehingga menembus tubuh Kiyoshi juga. "Aku mencintaimu."
Al-basty jatuh terduduk. Dia memandang ujung tombak yang tembus di dadanya. Lalu menatap tubuh Kiyoshi. Matanya memperhatikan tubuh Kiyoshi dengan khawatir. Lalu Al-basty tersenyum. "…Ternyata tombak ini tidak berpengaruh pada angel." Ucapnya dengan nada lega. "Syukurlah." Al-basty terbatuk. Tangannya yang menutup mulutnya saat tadi terbatuk kini memiliki darah yang begitu banyak. Dia kini dapat melihat tempat tusukan di dadanya mulai hitam menjalar keluar.
Kiyoshi berlutut di depan Al-basty. Menyentuh kedua pipi Al-basty. "Mari kita hentikan semua ini." Suaranya tercekat. "Bukankah kita sudah cukup menderita?"
Al-basty menyentuh tangan Kiyoshi yang berada di pipinya. Tersenyum. "…Apa setelah ini semua akan berakhir? Tapi posisi demon king akan tergantikan oleh-" kalimat Al-basty terpotong saat Kiyoshi mencium bibirnya lembut.
Kiyoshi menaruh kepala Al-basty ke dalam pelukannya. "Jangan mengkhawatirkan apa pun lagi, Seina." Dia menyadari tubuh AL-basty bergetar menahan rasa sakit. "Jangan takut, aku ada disini bersamamu." Ucapnya menenangkan.
Al-basty melepaskan dirinya dari pelukan Kiyoshi. Dia melihat aliran air mata Kiyoshi. "…Aku juga mencintaimu. Selalu." Ucap Al-basty tersenyum. "Aku minta maaf, membuatmu melihatku mati seperti ini, lagi." Suara Al-basty terbata-bata.
Kiyoshi hanya diam menatap senyuman dan wajah Al-basty untuk terakhir kali sebelum Al-basty terlihat menutup mata-membeku, dan sedetik kemudian tubuhnya terbakar menjadi abu, menghilang dari tangannya. Tombak cahaya itu kini terjatuh memberikan suara terbanting ke tanah. Cahayanya memudar, membuatnya terlihat seperti tombak biasa.
"…Sekali lagi, kamu pergi dari sisiku." Ucapnya menggenggam tangannya, seperti ingin menggenggam sesuatu yang begitu berharga. "Kali ini, …benar-benar, …selamat tinggal, Seina…" ucapannya begitu pelan.
Kiyoshi mengusap air matanya dan langsung mendongak. Menatap beberapa malaikat berpakaian hitam di depannya. Kiyoshi berdiri. "Apa kalian yang akan membawaku pergi?" dia tersenyum.