"Ah, aku juga sudah mencoba melakukannya, tapi aku tidak berhasil." Kiyoshi menunjuk lingkaran bunga yang sedang Seina buat.
"Aku memang hebat." Seina terlihat bangga.
Kiyoshi tersenyum menatap Seina. Kini dia dapat dengan jelas memperhatikan Seina yang berada di dalam lingkup penglihatannya, bukan hanya dalam ingatannya. Tubuh Seina tak lagi kecil. Dia sedikit lebih tinggi dari rata-rata angel wanita yang pernah dia temui. Seina juga tak menampakkan lagi sayapnya, berarti Seina sudah belajar menyembunyikan sayapnya.
"Kenapa?" Seina menyadari kalau Kiyoshi menatapnya tak berkedip. "Apa aku semakin cantik?" tanyanya bercanda.
Kiyoshi mengangguk dengan cepat.
Seina tertawa. "Apa kamu hanya akan menyetujui apa yang aku katakan?"
"Aku akan menyetujuimu, mengikuti perintahmu… apapun itu… asal kamu tetap bersamaku." Ucap Kiyoshi menyentuh tangan Seina.
Seina tersenyum. Menaruh lingkaran bunga yang belum jadi seutuhnya dan menggenggam tangan Kiyoshi yang menyentuh tangannya. "Apa aku pergi terlalu lama?"
Kiyoshi mengangguk lagi.
"Maafkan aku." Seina tersenyum meminta maaf lagi.
Kiyoshi kali ini menggeleng. "Tidak apa. Aku tahu kamu pasti berusaha dengan keras."
Jawaban Kiyoshi malah membuat Seina menghilangkan senyumannya.
Kiyoshi menyadari itu. Dan bertanya dalam hati, apa yang salah dengan kalimatnya. "…Aku tidak masalah berapa lama, asal kamu kembali padaku, aku akan menunggu-"
Telunjuk Seina kini berada di bibir Kiyoshi, memaksanya berhenti berbicara. "Kamu terlalu bodoh." Seina mendekatkan bibirnya ke arah bibir Kiyoshi. Namun dia menghentikannya saat bibir mereka akan bersentukan.
Kiyoshi dengan cepat menarik tangannya memegang leher Seina dan menciumnya. Tangan Kiyoshi bergerak menggerayangi tubuh Seina dan dia akhirnya benar-benar menyadari bentuk tubuh Seina yang benar-benar sudah berubah dari ingatan terakhirnya.