"Seina?" Kiyoshi menatap Seina yang sepertinya fokus melakukan sesuatu.
"Kamu sudah datang?" dia berdiri dan memegang lingkaran bunga. "Tunduk." ucapnya pelan. Tak seperti kata suruhan sama sekali tapi Kiyoshi mengikuti perintahnya.
Seina menaruh lingkaran bunga itu dengan hati-hati tanpa menyentuh Kiyoshi. "Apa ini untukku?" tanya Kiyoshi menyadari sesuatu telah mendarat di kepalanya.
Seina mengangguk. Tersenyum lebar. "Cantik?"
Kiyoshi mengangguk. Ikut tersenyum menatap wajah Seina, membuat tidak jelas apakah dia mengatakan bunga itu cantik, ataukah dia mengatakan Seina yang cantik.
"Kamu terlihat lelah. Apa pelajaranmu tambah berat?" Tanya Seiya sambil duduk di atas batu besar di tengah taman bunga itu.
"Tidak terlalu." Kiyoshi ikut duduk di samping Seina.
"Atau kamu lelah untuk pulang-pergi ke tempat ini?" Seina tertawa. "Aku tak tahu kalau kamu masih betah bertemu denganku. Tempat ini jauh dari-"
"Aku baik-baik saja. Aku melakukan ini karena aku suka." Potong Kiyoshi dan menatap Seina dengan pandangannya yang teduh.
Seina menundukkan matanya, mengalihkan pandangannya dari mata Kiyoshi yang dia sukai. "…Sudah bertahun-tahun kita bersama."
Kiyoshi mengangguk. Menatap tangan Seina. Dia ingin sekali menyentuhnya. "Sebentar lagi aku akan lulus. Setelah itu, aku akan bebas tinggal dimana pun, saat aku tidak bertugas." Dia tersenyum. "Tunggu sebentar lagi. Aku tidak akan membiarkanmu kesepian di hutan ini."
Seina tak menjawab kalimat panjang Kiyoshi. Dia hanya diam.
"Seina?"
"Kiyoshi, kamu tahu? Seperti angel, para demon sebenarnya juga harus melakukan tugas." Dia tersenyum. "Tidak seperti angel yang memiki aturan yang begitu ketat dan benar-benar diperhatikan, demon lebih terlihat berantakan. Tapi tugas kami adalah mengikuti perintah Demon King."