"Bagaimana menurutmu?" tanya Kiyoshi. Dia menatap dengan harapan dan kecemasan di matanya.
Gadis itu tersenyum menatap Kiyoshi. Dia mencoba memahami arti dari nama yang Kiyoshi katakan padanya.
"…Nama itu terlalu cantik untukku."
"Tidak. Tentu tidak seperti itu." Kiyoshi menggeleng cepat. "Ah, aku fikir nama itu cocok untukmu." Dia tampak sedih.
Gadis itu menatap Kiyoshi yang tampak seperti telah ditolak. "Terimakasih." Ucapnya singkat. Tersenyum.
Kiyoshi mengangkat kepalanya. Menatap gadis di depannya, mencoba memahami arti senyuman gadis itu. "Jadi kamu setuju?"
Gadis itu mengangguk. Dia mengangkat tangan kanannya. Seakan menyapa seseorang. "Halo, namaku Seina." Ucapnya dengan manis.
Kiyoshi tersenyum. Terlihat senang sekali, pilihan namanya dipakai oleh gadis itu. "Halo Seina, namaku Kiyoshi." Balas sapa Kiyoshi.
Senyum Seina perlahan memudar. "Arti nama Seina…" dia berhenti sejenak. "Apa karena cerita tentang ingatanku itu?"
Kiyoshi juga tak lagi tersenyum.
"Tapi memang itu dosaku."
"…Meskipun seperti itu. Di mataku kamu tidak bersalah." Kiyoshi menatap Seina dengan yakin.
Seina tertawa. "Aku suka."
Kalimat Seina membuat mata Kiyoshi terbuka lebih lebar.
"…Maksudku aku suka nama itu."
"…Ahh… aku mengerti." Suara Kiyoshi terdengar kecewa.
"Aku juga suka Kiyoshi." Lanjut Seina terlihat menggoda Kiyoshi yang kini pipinya memerah.