Chereads / Laskar Dewa Series Sitija (Sang Yadawa Terakhir) / Chapter 58 - Operasi Laskar Dewa Bag.III

Chapter 58 - Operasi Laskar Dewa Bag.III

Pancatyana berpura-pura Pingsan Dan Diseret Oleh Kelima Pria Besar berbadan kekar Menuju Suatu Ruangan.Yang masih didaerah dalam Rumah Dicky Tasman. Ruangan Itu Seperti Ruangan Bawah Tanah. Pancatyana merasa Berbeda dengan Ruangan Bawah tanah pertama tempatnya pertama kali disekap. Pancatyana pura -pura memejamkan matanya.Dan Dua dari kelima Orang itu mendudukkannya disebuah Kursi Penyiksaan Seraya mengikat Kedua tangan dan Kakinya. Sampai Akhirnya Ada yang Menyiram Muka Pancatyana dengan Air Seember.Tampak Seorang Lelaki Berusia Seperempat Abad Berpakaian Perlente Mendekati Pancatyana. Dan …

"PLAK…PLAK…!"Terdengar Suara Tamparan. Mengarah ke Dua Pipi Pancatyana.

Pancatyana Mengernyitkan kedua Alis Matanya kearah Sang Lelaki.

"Kau Sudah Bangun Ternyata,Siapa Namamu?"Tanya Sang Lelaki sambil menarik Sebuah Kursi menghadap kearah Pancatyana.

"Apa…,Hha…Hha…Hha…Kau Tadi Bilang Apa…? "Tanya Pancatyana Tertawa terpingkal -pingkal Berbalik kearah Sang Lelaki.

Sang Lelaki itupun Mengikuti Tertawa Pancatyana. Dan Lelaki Itu Segera Memberi Isyarat Pada Seseorang yang Berdiri Dibelakangnya. Seseorang Yang Mendorong Meja Gelinding kearah Sang Lelaki. Sang Lelaki tersenyum Mengejek Sambil memamerkan Peralatan Dokter Bedah kearah Pancatyana. Pancatyana menunduk dan Menggeleng -gelengkan Kepalanya Sambil Tetap Tertawa Terpingkal -pingkal.

"Namamu Dicky Tasman, kan?"tanya Pancatyana kearah Sang Lelaki.

"Bagus Sekali, Brengsek seperti Kau tahu Namaku?"

"Sebetulnya Begini Dicky Tas Bau…Hha…Hha…Hha.Maukah Kamu, Aku Ajak Taruhan?,Hha…Hha…Hha…!"Tanya Pancatyana Seraya Tertawa Terpingkal -pingkal.

"Kamu Sudah Mau Mati, Masih Bisa Mengajak Taruhan sama, Aku.Hha…Hha…Hha…!"Jawab Dicky Menoleh Kearah Anak Buahnya Kelima Pria asing Berbadan besar sambil Tertawa. Tertawanya Diikuti Oleh Pria -pria Itu.

"Apa Itu Brengsek,Tenang saja Polisi juga tidak akan menemukan tempat ini?"sambung Dicky Sambil Memainkan Pisau Bedah kearah Muka Pancatyana.

"Begini Dicky Tasman yang terhormat,Aku Akan Membuat Kita Berdua bersenang-senang.Ketika Kamu Menyenanginya,Aku pasti menikmatinya.Tapi Ketika Nanti Aku Juga menyenanginya Aku Harap Kamu juga Mau Menikmatinya.Persis Seperti Apa yang Kamu lakukan Padaku.Nanti Aku Juga akan melakukannya Padamu,Hha…Hha…Hha…!"kata Pancatyana tertawa.

"Apa yang Bisa Kamu Lakukan Dengan Keadaan seperti Ini…!"Jawab Dicky. Tiba -tiba …

"CRASHHH…!"Pisau itu menancap Di paha Kanan Pancatyana.

Pancatyana Menjerit Kesakitan. Muka Pancatyana Memerah menahan Hujaman Pisau Operasi. Dicky Tertawa Senang Melihat Pancatyana yang Menderita. Dicky Tetap Menusuk dan menyayat Berkali -kali kearah Paha Pancatyana. Darah bertebaran Kearah lantai Tempat Duduk Pancatyana.

"Apa Kau Tetap Mau membalasku?"Tanya Dicky Kearah Pancatyana.

Pancatyana Menatap Dicky dengan pandangan Dingin. Nafasnya tersengal -sengal.Tiba -tiba Pancatyana Tertawa terbahak -bahak.

"Baiklah, Apa lagi Yang ingin Kamu lakukan kepadaku?,Hha…Hha…Hha…!"Tanya Pancatyana seraya tertawa.

"Kamu Akan Aku Berikan Kado Istimewa?!"kata Dicky.

"Apa Itu…?"Tanya balik Pancatyana.

"Biasanya Aku selalu Memberikan Kado itu Untuk Orang -Orang Tidak Berguna Seperti Kamu?"sambung Dicky.

"Betulkah ,Nanti Kita Lihat saja,Lakukan Apapun sesukamu…?"jawab Pancatyana.

"Kado Dasi Dari Negara Colombia.Apakah Kamu menyukainya?"tanya Dicky.

"Hha…Hha…Hha…,Memangnya Di Indonesia tidak ada yang jualan Dasi,Hingga Kamu Cari Ke Colombia,Hha…Hha…Hha…!"jawab Pancatyana sambil tertawa terpingkal -pingkal.

Dicky Tersenyum kearah Pancatyana Seraya Berdiri mengitarinya. Lalu Mendongakkan kepala Pancatyana kearahnya.Dia Mengelus elus Leher diantara Rahang Pancatyana. Dan …

"SRAKKK…!"Pisau Bedah Itu Menyayat Leher Pancatyana.

Tubuh Pancatyana Seketika Mengejang Darah menyembur dari Arah lehernya. Dicky Memasukkan Jempol dan Jari telunjuknya kedalam sayatan Leher Pancatyana. Lalu menariknya keluar yang ternyata adalah Lidah Pancatyana. Dicky Tertawa Melihat Korbannya sekarat. Lalu Menepuk Lidah Pancatyana Diantara Lehernya. Dicky Melangkah Mendekati Anak Buahnya. Sambil berbahasa Asing.

Tiba Tiba Lidah Pancatyana tertarik kembali Seperti Semula Kulit Lehernya menutup. Tubuhnya kembali Beregenerasi.Pancatyana Mendongak sambil tersenyum Kearah Mereka Berenam. Kedua Lengan Bawah Tangannya Berubah Membesar Perlahan -lahan. Pergelangan Tangan dan Kaki Pancatyana Merobek ikatan -ikatan yang mengikat tangan dan kakinyaSampai lepas Tanpa Diketahui Oleh Dicky Dan Anak buahnya.Kemudian Pergelangan Tangan Dan Kakinya Berubah Normal Kembali.

"HEIII…Dicky,Apa Boleh Aku Harus menagihnya Sekarang?,Hha…Hha…Hha…!"Kata Pancatyana sambil tertawa terpingkal -pingkal.

Dicky terperanjat dan Ketakutan melihat Korban yang baru dibunuhnya Berdiri kembali. Dicky Menyuruh Kelima Anak Buahnya untuk Menghajar Pancatyana.Pancatyana Segera Berlari Kearah Dua Orang Anak Buah Dicky dan …

"PRAKK…PRAKK…BLARR…!" Suara Kepala Beradu dengan Pukulan tangan Kosong Pancatyana Seketika.

Kepala Dua Pria Kekar Itu Meledak dan hanya tersisa Rahang Bawahnya Saja. Pancatyana Terus Memburu Dicky. Seraya Tertawa terpingkal -pingkal yang terdengar mengerikan.Dicky Terus Berlari Tetapi Tidak ada jalan Keluar. Tiba -tiba Ada Langkah Kaki mendekati Dicky.Dicky Terperangkap Dalam Ruangan Yang Ia Bangun Sendiri.

"Hei…,Dicky. Lihat Aku Bawa Oleh Oleh Untukmu.Hha…Hha…Hha…!"Suara Pancatyana Semakin lama semakin mendekati Dicky.

"BANGSATT…SIAPA KAU SEBENARNYA…?!!"Teriak Dicky Gusar.

"Bukankah Kau sudah berjanji padaku.Hha…Hha…Hha.Ayo, Kita Bersenang-senang…"

Tiba -tiba Ada Tiga benda Menggelinding kearah Dicky. Dicky Mengamatinya dengan Teliti. Tiga benda Menggelinding Sudah Berada tak jauh dari pandangan matanya. Dia tercengang, Ternyata Tiga Benda Yang baru saja menggelinding itu adalah Tiga Kepala Orang Asing yang menjadi Anak Buahnya.

"BAJINGAN…KAU…,IBLIS…!!"Teriak Dicky.

"Iblis katamu…,Kamu menyukai permainan Iblis.Kenapa Sekarang Kau Takut…Dicky.Inilah Nasib Hidup Orang -orang sepertimu, Dicky.Seorang Berhati Iblis Akan Bertemu Sosok Iblis Sejati.Apa Kau tidak pernah mempunyai rasa Sakit, Ketika Kau Menyakiti Orang lain…"Tanya Pancatyana.

"APA MAUMU…,AKU BISA MEMBERIKAN APAPUN YANG KAU MAU…ASAL JANGAN NYAWAKU…,Berapapun Itu pasti akan Aku bayar Asal Kau mau berjanji, Lepaskan Aku…!!"Teriak Dicky dengan suara bergetar ketakutan.

Pancatyana Melangkah mendekati Dicky sambil tertawa.

"Betulkah,Apa yang Kau bilang kepadaku …? "tanya Pancatyana sambil berjongkok mendekati Dicky.

"Tapi Sayangnya,Aku Bukanlah Sosok Pengampun. Hha…Hha…Hha…!"Jawab Pancatyana Seraya Tertawa terpingkal -pingkal.

Kemudian Berdiri Lalu Menjambak Rambut Dicky kembali kearah Ruangan Dimana Pancatyana Disiksa Oleh Dicky.

"AMPUNI…AKU…,AMPUNI AKU …TOLOONG…TOLOONGG…!!,"Teriak Dicky Menghiba pada Pancatyana.

Pancatyana Tetap Tak menghiraukannya, Pancatyana Meletakkan Dicky Kearah Kursi penyiksaan. Dicky Menangis seperti Seorang Perempuan Tapi Pancatyana Tetap Mengikat Tangan dan kakinya. Pancatyana mengambil Kursi yang dibuat Dicky Menginterogasinya.

"Pff…,Apa Kamu Seorang Perokok…?"tanya Pancatyana kearah Dicky.

Dicky hanya menunduk lesu.

"Jawablah…,Iya atau tidak…?"sambungnya kearah Dicky.

Pancatyana Tersenyum Melihat Bos Begundal yang tadinya Garang seperti Harimau sekarang jadi Lembek Seperti Anak Kucing.

"I…iya…"jawab Dicky.

"Tenang Saja,Mau Kamu Nangis sampai kencing dicelanamu Dikumpulkan Satu Ember Terus ditaruh. Buat Memenuhi bak mandipun, Kamu Tetap akan Mati…!,"kata Pancatyana mengeluarkan Sebungkus Rokok disaku celananya yang sudah compang-camping. Dan Menaruh Di mulutnya lalu menyulutnya.

"BANGSAT…,KAMU…Uhuk…uhuk…uhuk…,Tolong Ampuni Aku…!"Dicky Menghiba sambil Menitikkan airmata.

Pancatyana mengambil Rokok Sebatang lalu Dimasukkan Pelan kearah Mulut Dicky. kemudian Dia Menyulutkan Api kearah Rokok itu. Pancatyana Melepaskan Satu Ikatan tangan kanan Dicky.

Tiba -tiba …

"CRASSHH…!"

Dicky Menjerit Tangan Kirinya Terputus. Jatuh Ditanah. Pancatyana Tersenyum Kearah Dicky. sambil membawa Golok berlumuran darah di tangan kanannya.

"Aku Harap, Hanya tangan kananmu yang Aku perbolehkan Memegang sebatang Rokok.He…He…He…"Kata Pancatyana Sambil Terkekeh.

"AARRRGGHHH…,APA YANG KAU INGINKAN DARIKU…,BANGSAT…!"teriak Dicky Menahan Sakit dengan muka memerah Sembari tetap Menangis.

"Sebentar Aku Punya Sesuatu Untukmu …!"Kata Pancatyana meninggalkan Dicky.

Pancatyana Mendorong Meja Gelinding kearah Dicky,Dan Kembali Duduk dihadapannya.Pancatyana Mengambil Pisau Bedah yang tadi dipakai Dicky untuk menggorok lehernya. Dicky semakin Merinding melihat Ulah Pancatyana.Pancatyana Lalu menyobek Pakaian. atas yang dipakai Dicky, Hingga Dicky bertelanjang dada.

"Kau tadi bilang,Bahwa Kau Mau memberikan Aku Kado...,Apa Tadi Dicky…?"tanya Pancatyana.

"DeDeD…Dasi Da…da…dad…dari Kolombia..."jawab Dicky tergagap sambil Menunduk lesu.

"Ehmmm…,Tapi Nanti Saja...Kenapa Kau Menangis Dicky Tasman yang Terhormat,Mana Gaya mu tadi waktu menyiksaku…!"

Dicky hanya Menunduk Lesu, Pancatyana Mengelus -elus rambut Dicky dengan lembut.

"Tenang…,Dicky,Tenang…!"

"CRASHHH…!,CRASHH…!,CRASHH…!"Pisau itu menancap Di paha Kanan Dicky.

Dicky Menjerit sejadi jadinya tak kuat menahan Kesakitannya. Muka Dicky Memerah menahan Hujaman Pisau bedah. Pancatyana Tertawa Senang Melihat Dicky yang Menderita. Pancatyana Tetap Menusuk dan menyayat Berkali -kali kearah Paha Dicky.Persis seperti Dicky tadi melakukan hal itu padanya.Darah bertebaran Kearah lantai Tempat Duduk Dicky.

"Tapi Aku Tidak akan Memberikan Balik Kado. tadi Padamu Dicky.Dasi Dari Colombia Sangat tidak nyaman,Hha…Hha…Hha…!,Aku juga Akan Memberikan Kado Buat Kamu,Dengan Ini…!,"Pancatyana mengambil Jarum Suntik, Dan juga mengambil Beberapa Obat Penghilang Rasa Sakit.

"APA YANG AKAN KAU LAKUKAN…BIADABBBB…!!?"Teriak Dicky ditengah Keputus asaannya.

Pancatyana mulai menyuntikkan obat -obat itu ketubuh Dicky. Pancatyana Berusaha Membuat Dicky Pingsan.Pancatyana mengikat tangan kanan Dicky Kembali.Lalu Pancatyana Mulai Melakukan Operasi. Pancatyana Membelah tubuh Dicky Dan mengeluarkan Organ dalamnya.Pancatyana kemudian Menunggu Dicky Sampai benar -benar Siuman .Usus 12 jari yang berada di dalam perutnya ditaruh disela -sela kedua pahanya. Kulit dadanya disayat sampai kearah perutnya dan dibentuk seperti setelan jas. Setelah Dicky Tersadar Dia Melihat Pemandangan Mengerikan yang Terjadi padanya.Dicky melihat Kedua paru -parunya dan Sisi kiri jantungnya yang berdegup. Pancatyana Tersenyum Kearah Dicky.

"BANGSAAATTT…BAJINGAAAAN…JANGAN LAKUKAN INI PADAKU…,TOLOOONG AKUUU…JANGAN TINGGALKAN AKU DALAM KEADAAN SEPERTI INIIII….,BANGSAAATTT…!!"Teriak Dicky sambil menangis tersedu -sedu.

"Sudah Selesai,Hha…Hha…Hha…,Sekarang Selamat Tinggal.HEii…Dicky Tasman…,Begini Kamu akan kelihatan lebih Tampan.Hha…Hha…Hha…"Kata Pancatyana Tertawa Tergelak Lalu seraya menyulut kembali sebatang Rokok .

Pancatyana Meninggalkan Dicky Sendirian Di tempat Itu.

"BAJINGAAAAN…,BANGSAAAAATTTTT…!"Teriak Dicky Terus menangis dalam keputus asaannya menghadapi Ajal.