Chereads / _SECRET / Chapter 2 - Welcome to Asterisk Academia!

Chapter 2 - Welcome to Asterisk Academia!

Sebuah kereta kuda datang ke kediaman Duke Enreell di pagi hari. Seperti yang telah tertulis di surat kemarin, mereka benar-benar datang untuk menjemput. Terlebih lagi menggunakan kereta kuda yang tampak elegan. Kereta itu lebih polos dari apa yang dibayangkan, namun kualitasnya tingkat tinggi dan lebih terasa ke-eleganannya. Siapapun yang mendesain kereta itu, dia memiliki keterampilan yang menakjubkan.

Reinel telah siap dengan balutan seragam yang membuatnya tampak lebih tampan dan keren-begitulah kira-kira kata-kata dari Duchess Evelyn dan juga para pelayan-. Semua anggota keluarga berkumpul untuk melepas kepergian anak sulung mereka.

"Lakukan yang terbaik seperti yang kau lakukan biasanya, anakku... " ucap Duke Severus.

"Bersenang-senanglah... jangan sampai kamu stress dan pulang dengan keadaan kurus! camkan itu! " ucap Duchess Evelyn yang terdengar seperti ancaman.

"Kita percaya padamu... " lanjutnya. Reinel mengangguk paham. ia tersenyum sekali lagi sebelum menaiki kereta kuda dan melambai ke arah keluarganya. Kepada seluruh anggota keluarga, para pelayan dan tentara keluarganya.

Semua orang sedih untuk melepasnya pergi.

"Kembalilah dengan selamat tuan muda! "

"Jadilah lebih keren tuan muda! "

segala ucapan penyemangat terlontar dari mereka yang menyayanginya. Ia hanya tersenyum mendengarnya dari dalam kereta. Kereta itu pun melaju.

Kereta telah berjalan cukup jauh, namun mereka belun sampai juga. Reinel sibuk menatap jalanan dari luar jendela. Ia juga melihat beberapa kereta kuda yang sama berjalan dari beberapa arah yang berbeda. Ia tersenyum tipis.

'Apakah mereka akan menjadi teman-temanku? ' batinnya. Disaat itulah, dari sebuah kereta yang berjalan bersisian dengan keretanya. Ia melihat sosok yang familiar. Sosok itu pun menatapnya tak percaya. Dia adalah anak yang kemarin tak sengaja bertemu dengannya. Anak berambut merah itu tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya. Reinel pun ikut melambaikan tangannya. Mereka masih berkontak mata hingga kereta Reinel melaju lebih dulu.

"Ternyata kita benar-benar bertemu lagi..." gumam Reinel senang.

Beberapa jam kemudian, kereta benar-benar berhenti. Semua orang diminta untuk keluar dari kereta kuda dan berbaris di depan portal.

"Hey! kita bertemu lagi... " sapa anak berambut merah itu.

"Senang bertemu denganmu... " ucap Reinel takbluput dengan senyumnya.

"Wah... aku benar-benar suka denganmu! ayo berteman! " ucapnya asal.

"Kalian berdua! segera masuk ke dalam portal!" perintah seorang ksatria penjaga portal. Seragam ksatria itu tampak berbeda dari seragam ksatria kekaisaran. Mungkin mereka lulusan Asterisk Academia. Pikir Reinel.

"Ayo! " seru Anak berambut merah itu. Mereka pun masuk kedalam portal dan dalam sekejap mereka telah berada di depan sebuah aula tempat berkumpul murid baru di Asterisk Academia. Disana juga ada ksatria yang menjaga pintu masuk.

"Ayo masuk... " ajak anak itu lagi. Mereka pun masuk kedalam aula dan duduk di kursi yang disediakan mengikuti yang lainnya.

"Hey! kita belum berkenalan... Aku Ivan..." anak berambut merah itu menjulurkan tangannya yang disambut dengan senang hati oleh Reinel.

"Reinel... Rein lebih mudah diucapkan, panggil aku dengan itu... " Peraturan pertama sekolah ini. Dilarang menyebutkan nama keluarga. Hanya menyebutkan nama panggilan.

"Oke! Rein! " ucap Ivan dengan senyum puas.

Kursi-kursi yang kosong mulai terisi hingga semua kursi itu tak lagi ada yang kosong. Kemudian, beberapa orang dengan seragam yang mirip dengan mereka namun berbeda warna itu masuk dan duduk di kursi-kursi yang mengelilingi aula dengan menghadap ke arah para murid baru. Bisa di tebak kalau mereka pasti adalah kakak kelas mereka dan kemungkinan besar, mereka adalah anggota organisasi. Setiap sekolah pasti punya satu organisasi yang di atur langsung oleh kepala sekolah.

Seorang wanita yang tampak berumur 50-an maju ke depan dan berdiri di podium. Sedangkan beberapa orang yang berjalan di belakangnya duduk di kursi belakang podium. Mereka pasti adalah guru-guru yang mengajar di Akademi ini.

Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Kepala Sekolah ini yang bernama, Roselda. Ia berbicara panjang lebar seperti pidato penyambutan anak baru pada umumnya. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan peraturan dan tata tertib sekolah seta asrama. Setelah itu, dilanjutkan penyambutan dari ketua organisasi yang bernama Eric. Begitu semua pembicara selesai, mereka di persilahkan untuk keluar dengan rapi sesuai urutan tempat duduk. Satu persatu mereka keluar, dan saat mereka keluar akan ada kakak kelas yang membagikan sebuah gelang sihir yang menunjukkan jam dan memiliki banyak kegunaan lainnya. Seperti pelacak keberadaan mereka juga alat komunikasi. Gelang itu juga akan menjadi alat pengumuman. Pengumuman pembagian kamar pun segera disebarkan begitu mereka telah memasang gelang itu di pergelangan tangan mereka. Reinel tengah mencari-cari namanya ketika Ivan menepuk pundaknya dengan keras.

"Hey! kita seasrama! " serunya senang.

"Benarkah? " tanya Reinel tak percaya.

"Buka saja asrama Perseus... kamar kita berbeda 2 angka... " lanjut Ivan. Reinel segera mengecek perkataan Ivan. Dan benar, ia benar-benar berada di asrama yang sama. Benar-benar kebetulan yang aneh. Namun Reinel menepis perasaan itu dan memilih untuk tak memedulikannya.

Ada beberapa asrama lagi, ada asrama Lucifer, Odisseus, Morpheus dan Hekate. Total semua ada 5 asrama dengan karakteristik yang berbeda-beda. Asrama Perseus artinya adalah pahlawan, Lucifer adalah bintang fajar, Odisseus terkenal dengan kecerdasan dan kecerdikannya , Morpheus dari nama dewa mimpi dan Hekate dari nama dewa dunia bawah. Masing-masing asrama memiliki karakteristik masing-masing.

"Ayo kita ke asrama! aku penasaran seperti apa asramanya... " ajak Ivan tak sabaran. Reinel hanya mengikuti ajakan Ivan. Mereka membuka peta sekolah dari gelamg tersebut hingga tiba di gedung asrama mereka. Karakteristik asrama Perseus adalah warna merah. Gedung itu di cat dengan warna merah dan di hias dengan sangat baik. Seperti karakteristiknya, beberapa pajangan tentara berzirah tertata di beberapa tempat di dalam gedung. Banyak terdapat pajangan pedang-pedang, belati, perisai dan lainnya. Di setiap sudut pun terpasang bendera milik asama Perseus yang berwarna merah dan emas beserta lambang asrama mereka.

Reinel dan Ivan tiba di depan kamar Ivan.

"Hey, aku duluan... " ucap Ivan sebelum masuk ke dalam kamar. Reinel mengangguk dan lanjut berjalan menuju kamarnya. Saat ia masuk, kedua teman sekamarnya sudah ada disana.

"Hai... " sapa Reinel. Kedua orang itu menoleh ke arah Reinel.

"Oh, hai friend.. " sapa salah satu teman sekamarnya yang tengah rebahan dengan nyamannya di atas kasurnya. Sedangkan salah satunya lagi langsung bangkit dari duduknya dan berjalan mendekatinya dengan penuh semangat.

"Haii! Aku Royce... " ia mengulurkan tangannya dengan senyum terukir di bibirnya. Reinel membalas uluran tangan itu.

"Reinel... " Setelah Reinel menyebutkan namanya, Royce tampak semangat sekali.

"Wah! kamar kita akan menjadi trio R! hey kau! perkenalkan dirimu! " seru Royce sembari menendang kaki orang yang sedang santai rebahan itu untuk memperkenalkan dirinya.

"Argh! jangan tendang kakiku! " seru anak itu kesal. Ia segera duduk dan menjulurkan tangannya pada Reinel.

"Razan... panggil Razz... " ucapnya. Reinel membalas uluran tangan itu.

"Panggil Rein... "

"Okay Rein... kasurmu ada di tengah! " ucap Royce sambil menunjukkan tempat tidur yang terletak di tengah. Setiap tempat tidur telah di beri nama. Begitu pula lemari yang ada di depan kasur dan meja belajar yang terletak di sebelah tempat tidur.

Rein duduk di atas kasurnya dan meregangkan tubuhnya yang kelelahan.

"Tidak ada acara apapun kan setelah ini? " tanyanya pada dua orang teman sekamarnya itu. Razz mengangguk.

"Ya... hari ini kita tidak ada acara di luar asrama kecuali makan bersama... " ucapnya. Rein tampak lega dan senang. Sekarang adalah waktunya untuk beristirahat. Ia melangkah ke arah lemarinya.

"Mari kita lihat ada apa di dalam sini... " ucapnya sambil membuka lemarinya. Di dalam sana ada beberapa baju santai yang sesuai dengan seleranya, beberapa baju seragam yang masing-masing macam terdapat 2 buah, beberapa sepatu(sepatu main, sepatu sekolah, dan beberapa lainnya), ada juga beberapa aksesori untuk laki-laki dan lainnya lagi.

"Waw... mereka benar-benar menyiapkan segalanya... " ia mengambil sebuah baju santai dan celana yang tampak nyaman di pakai.

"Hei! Kalian tidak mau mengganti baju? " tanyanya pada kedua teman barunya. Razz dan Royce menatap baju yang sudah Reinel keluarkan.

"Ide bagus! " ucap mereka sebelum bangkit dan membuka lemari mereka masing-masing. Setelah berganti pakaian, mereka langsung bersantai ria di atas kasur masing-masing. Razz dan Reinel telah tidur dengan pulasnya. Sedangkan Royce tengah membaca sebuah buku sebelum kemudian ketiduran. Hari ini hari yang melelahkan bagi anak baru yang baru saja tiba dari rumah masing-masing.