Chereads / WICKED: Bara Dendam Katrina / Chapter 25 - FIRST DIG

Chapter 25 - FIRST DIG

Setelah mendarat di Pulau Kados, rombongan mereka memasuki wilayah yang telah ditandai team x sebagai pintu masuk makam Putri Mahkota Lau. Mengandalkan kegelapan malam mereka bergerak dengan cekatan untuk memasang tenda dan menyiapkan alat-alat penggalian tanpa sepengetahuan warga setempat ataupun drone pemerintah. Aktivitas berskala besar begini mustahil tak menarik perhatian, tetapi Rex dan para keluarga Jovan punya trik mereka sendiri. (Katrina bertaruh dia menyogok warga lingkar luar Pulau Kados dan para pejabat lokal, diantara hal lainnya.)

Katrina tak paham proses lengkapnya, tapi dari penjelasan Neo team x milik Rex sudah mengumpulkan berbagai data dan membandingkannya dengan beberapa catatan kuno penjelajah lain untuk menentukan lokasi geografis makam ini. Mereka akhirnya berakhir di bagian dalam hutan lingkar dalam wilayah suku Lau di Pulau Kados. Sinyal elektronik sudah lemah sejak menginjakkan kaki ke Pulau Kados tetapi kali ini mereka benar-benar di antah bernatah.

Tujuan utama Rex memerlukan Neo bukan untuk menemukan lokasi pintu masuk tetapi memastikan tim ekspedisi bisa keluar dengan selamat dari kompleks makam dengan harta karun mereka. Katrina tak tahu bagaimana cara Neo membagi waktu antara menemaninya dan berteman dengan anggota kru, dilihat dari manapun Neo seperti ikan di dalam air sementara katrina merasa jumpy begitu mobil besar mereka terus memasuki daerah hutan.

Ini adalah kondisi dan lingkungan baru, Katrina tak akan memungkiri kalau dirinya menempel pada Neo karena takut. Beberapa orang mungkin melirik aneh pada tautan tangan mereka tapi kebanyakan anggota kru tak peduli. Mereka tak tahu kalau Katrina istri Rex tetapi mereka tahu Katrina adalah salah satu pendana dalam ekspedisi kali ini, itu adalah common sense untuk tidak ikut campur dalam urusan penyokong mereka. Beberapa dari segelintir orang hanya kesal karena bocah seperti Neo menjadi pemimpin ekspedisi mereka, kekuatan uang memang tak boleh diremehkan.

Setelah menggali sisa-sisa pengeboran dan memasang balok penyangga, terowongan pertama siap untuk dijelajahi.

"Bos, sepertinya kamu harus melihat ini," salah satu anggota tim teknis yang menggali salah satu dari lokasi yang ditandai dalam peta memanggil Neo, memaksa Katrina untuk mengekor.

Dua pria dengan pakaian outdoor bebas dan tiga pria berseragam serba hitam dengan ensignia singa di lengan mereka berjongkok di depan tumpukan tanah yang baru saja selesai mereka gali. Sekop yang tertancap memiliki noda kemerahan, begitu juga boots para penggali itu.

Setidaknya aroma itu tidak asing bagi Katrina dan melihat wajah gusar beberapa orang tebakan Katrina kalau cairan itu adalah darah pasti benar. Perubahan warna yang kentara namun aroma anyir yang kuat memastikan kalau kemungkinan itu hanya luka sangat kecil. Seseorang, bukan, sekelompok orang kemungkinan telah tewas di tanah ini.

[Semesta, Tuhan, Dewa, siapapun di atas sana, jangan biarkan aku mati disini.]

Katrina seharusnya mengajak Bara dalam ekspedisi ini dan membuat kematian yang seperti kecelakaan, jadi dendamnya bisa terbalaskan. Sial! Kenapa dia tak kepikiran!

Melepaskan tangan Katrina setelah meremas tangannya menenangkan, Neo mengambil pisau lipatnya dan menusuk tanah itu beberapa kali. Cairan merah yang tetap merembes menyakinkan hipotesis kolektif kalau di bawah tanah yang mereka gali terdapat tumpukan mayat yang banyak.

"Jangan khawatir, ini artinya kita ada di tempat yang benar. Bukankah semakin tinggi resikonya berarti semakin tinggi keuntungannya? Bukankah itu yang selalu kalian yakini?"

Tak ada yang menyahut tapi Katrina berani menebak dia mengatakannya untuk didengar spesialis penjarah makam yang Rex sembunyikan diantara mereka. Katrina harus bicara pada Neo untuk tidak memprovokasi orang lain, salah-salah nyawa mereka melayang sebelum masuk ke makam.

"Beta, Gamma! Siapkan upacara," dua pemuda yang secara khusus mengikuti Neo dalam ekspedisi ini melompat ke lubang dan mulai menyiapkan lima mangkuk dari perunggu, mengisinya dengan air, alkohol, roti dan beberapa maknan perbekalan mereka. "Yang tak akan mengikuti upacara menyingkirlah. Jangan bersikap kurang ajar di depan para tetua."

Katrina dapat merasakan pandangan tak langsung seolah bertanya. Walaupun merupakan pemimpin resmi ekspedisi ini, tetapi para anggota tahu kalau Katrina adalah bos sebenarnya dan kata-kata serta tindakannya setara Rex disini. Menahan hujatan dalam hati, Katrina melangkah ke bibir galian; menyilangkan tangan di depan badannya sambil menunduk. Perintah tak langsung untuk mengikuti upacara penghormatan terakhir bagi orang-orang yang gugur tersebut.

Beta tersenyum pada Katrina, seolah berterima kasih sementara kedua sahabatnya berdiri di belakangnya.

Beta selalu terlihat ramah dan berkelakar kala bertemu Katrina di kampus Neo, sementara Gamma lebih pendiam dan semakin terlihat suram dengan perawakan tinggi cungkringnya. Tetapi Katrina lebih dari tahu untuk tidak menilai buku berdasarkan sampulnya, dia tak sabar mencari tahu apa rahasia dibalik pertemanan trio ini.

Setelah Beta memimpin doa, penggalian dihentikan dan lokasi disegel sementara penggalian lokasi lain akan dilanjutkan setelah makan siang.

Ketika mengikuti trio pemuda itu ke tenda kafetaria, Beta menyisakan kursi di samping Neo untuk Katrina sementara Gamma melap alat makan yang mereka bawa. Begitu mereka membuka bekal yang dibuatkan dapur, Katrina menemukan jawaban atas rasa penasarannya.

Dengan gerakan familiar ketiganya mendekatkan tempat makan mereka. Neo dan Beta memisahkan kuning dan putih telurnya, menyimpannya ke piring Gamma. Sementara Gamma dan Beta memberikan semua sayuran di piring mereka ke piring Neo, lalu Neo dan Gamma memberikan potongan daging mereka ke piring Beta.

"Puft.." Katrina tertawa geli, memang tak ada harmonisasi yang tak bisa dicapai dengan makanan.

Ketiganya melirik wanita yang menertawakan mereka, terdiam malu.

"Jangan salah paham, kalian terlihat lucu. Kalian membuatku teringat-"

Katrina membeku, punya hak apa dia tertawa sekarang? Zeus, Mark, Lucas, dan Ali bahkan tak punya pemakaman yang layak. Berani sekali dia tersenyum disini?

"Aku permisi," berlari dan mencari udara untuk bernafas, Katrina bersandar ke pohon untuk menetralkan nafasnya.

Zeus adalah sosok kakak yang tak pernah dia punya, Mark adalah kekasihnya, Lucas merupakan teman usil yang selalu membantunya, sementara Ali merupakan sepupu yang telah menemani Katrina dalam masa paling sulit dalam hidupnya. Katrina tidak disini untuk bertamasya, dia masih punya RECHANGE dan pembalasan dendam pada Bara setelah ini. Dia tak bisa membiarkan dirinya terjerat Hellraiser setelah lepas dari Rex. Katrina punya banyak gangguan dalam rencananya sementara rencana cadangannya juga belum tersusun, bisa-bisanya dia berpikir kalau ketiga pemuda itu lucu dan punya persahabatan yang kuat. Peduli apa Katrina pada hal itu? Itu bukan prioritasnya!

Memastikan keberhasilan ekspedisi ini dan mendapatkan bagiannya dalam ekspedisi untuk Sasongko adalah hal yang utama. Setelahnya dia harus memastikan Hellraiser tidak melanjutkan ide tentang membuatnya menceraikan Rex, Katrina tidak dalam posisi yang menguntungkan untuk sepenuhnya bersekutu dengan Hellraiser.