Monolog internal Katrina terhenti kala seseorang lagi-lagi memerangkap badan Katrina. Pada saat ini, Katrina bisa diperangkap seseorang berkali-kali dalam satu hari.
"Tuan Jeff."
"Not playing with your boy toy?"
"I need him to win over Sasongko dan Tuan Jeff tahu benar hal ini."
Membenamkan wajahnya ke leher Katrina, lengan Jeff berubah menjadi ular yang menggerayangi kulit dibalik baju wanita.
Suara tiga sirine pendek menjadi penanda kalau waktu makan siang sudah berakhir, Katrina mendorong Jeff dengan tegas; "You promise me, Hellraiser."
Meninggalkan Jeff, Katrina menyusul Neo dan kawan-kawannya menuju terowongan buatan mereka. Katrina menuruti permintaan Jeff selama 5 hari perjalanan mereka di kapal, dia tak menemui Neo sama sekali dengan syarat ketika mereka sampai di Pulau Kados Jeff tak boleh mengganggu ekspedisi ini. Katrina merinding mengingat hal-hal yang dilakukannya untuk mendapatkan janji Hellraiser, mengatai pria itu mesum memang benar.
"Kak," Gamma memberikan nasi kepal berantakan yang
Neo dan Beta berbalik, dibelakang Gamma menggelengkan kepala dan membuat tanda X dengan tangan mereka. Jelas sekali menyuruhnya tidak menerima makanan itu tapi ekspresi Gamma terlalu tulus untuk ditolak.
"Makasihm, Gam." Mengambil gigitan besar dan Katrina sadar kenapa kedua sahabat pemuda itu menyuruhnya mundur.
Seolah menunggu pujian, mata pemuda jangkung itu berbinar. "Rasanya.. Unik. makasih ya, Gam."
Senyuman merekah di wajah Gamma, matanya seperti anak anjing yang diajak bermain - kegirangan; "Beta dan Neo punya selera yang buruk, aku tahu cuma koki hebat seperti Kak Katrina yang bisa mengenali koki bertalenta sepertiku."
Mengirimkan sinyal meminta bantuan lewat mata, Beta dan Neo segera menyelamatkan Katrina.
"Biarkan Kak Katrina makan, ayo kita ke dalam." Beta setengah menyeret Gamma menuju terowongan.
Neo membukakan botol minum untuknya, "Aku seharusnya bilang ya, Kak?"
Minum air dengan tegukan besar demi menghilangkan aftertaste nasi kepal tadi, "Indera pengecap Gamma unik banget."
"Bukan unik, Kak. Dia penyintas narkoba dan salah satu efek samping setelah dia berhenti make adalah saraf pengecapnya hilang. Dia gak bisa merasakan rasa apapun selain garam."
"Dia selalu pakai garam sebanyak ini? Dia bisa hipertensi muda, Neo."
"Aku sama Beta selalu masak atau beli makanan untuknya, cuam kadang dia suka masak sesekali dan bagikan makanannya. Gitu-gitu dia pernah jadi chef franchise fast food naik daun loh kak."
"Really?"
"Yup, dia dulu celebrity chef dan jatuh ke pergaulan yang gak baik sampai akhirnya jadi pemakai. Kita kenalan saat di kosan lama. Om-nya Beta pemilik kosan dan aku belum punya cukup uang untuk sewa tempat di dekat sekolah jadi kita sewa disana terus ketemu Gamma yang hampir OD. Setelahnya kita jadi teman dan bantu dia lepas dari ketergantungan."
"Wait, kalian bukan teman kuliah?"
"Kita udah saling kenal sejak SMP."
"Jadi maksudnya Gamma udah jadi chef dari zaman dia ABG gitu?"
"Keluarga mereka udah lama di industri gitu deh, Kak. Makanya mereka juga kenalkan aku ke Pak Fikri."
Katrina paham sekarang, mereka sudah berteman lama dan ikatan mereka solid. Katrina tidak boleh hanya fokus pada Neo, dia harus mengambil hati kedua pemuda itu juga. Jangan sampai ketika masalah terjadi mereka hanya memikirkan satu sama lain dan meninggalkan Katrina dibawah sana. Walaupun ingin menyesali keputusan karena melarang Jeff sebagai medical officer di grup mereka tapi Katrina tidak bisa bekerja sambil memikirkan mood Jeff yang berubah-ubah.
Dari delapan lokasi galian hanya tiga yang memenuhi syarat untuk mereka eksplorasi dan kru dibagi menjadi grup A, B, dan C. Setiap grup memiliki ahli sejarah, arkeolog, tim medis, tim teknis serta bodyguard.
Helm keselamatan dengan lampu, sepatu boot khusus dan tas gunung berisi berbagai perbekalan dan alat keselamatan mereka.
Rex literally splurge on this mission.
"Kak Kat, semua barang ini benar-benar berkualitas." Beta memuji peralatan komunikasi yang dibagikan Neo, "Tak peduli seberapa dalam kita di bawah tanah kita masih bisa saling berhubungan karena mereka tidak hanya bekerja dengan frekuensi radio tapi juga chip identikal yang menjadi teknologi paten LIPI. Keren banget!"
Katrina hanya mengangguk tak paham maksud Beta sama sekali, melirik pujaan hatinya Neo membagikan informasi; "He's the tech savvy of our bunch."
"Clearly."
Katrina terbelalak ketika ketua technical team dan x team membuka koper hitam berbagai ukuran. Antara memanjakan mereka atau memamerkan kekuasaannya sebagai arm dealer, Katrina tak tahu harus berpikir apa tentang Rex. Dari mulai belati, senjata laras pendek hingga senjata laras panjang. Walaupun tak bisa menyebutkan jenis dan nama serinya tapi Katrina tahu semua senjata itu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan persediaan sebanyak ini jika ada yang bilang mereka mau memulai kudeta, Katrina juga akan percaya.
"No explosion."
Ketua x team adalah seorang kebangsaan Rusia, mereka adalah tentara bayaran khusus yang disewa Rex.
Selain sebagai pemimpin tak langsung, tugas Katrina adalah sebagai interpreter untuk memudahkan komunikasi antara tim multilingual ini.
"(Keadaan di bawah terlalu tidak bisa diprediksi, membawa senjata sudah amat beresiko. Jika kita juga membawa granat maka bisa saja ada kandungan kimiawi yang tercampur tanpa kita sadari dan membunuh kita tanpa kita tahu.)" Setelah menjelaskan perkataan Neo, Katrina menambahkan; "(Percaya padanya, dia sudah pergi ke banyak situs purbakala dibandingkan siapapun disini. Kita kemari untuk jadi kaya, bukan untuk mati konyol.)"
Untuk banyak hal lain Katrina tak bisa bilang dia ahli tapi memukul mundur anjing yang menggonggong pada tuannya itu hal kecil.
Katrina mendapati groupmate-nya menatap dirinya, menjentikkan jarinya Katrina balas menatap, "Get to work people!"
Kembali mempersiapkan peralatan mereka, Neo rasa dia memahami para anggota kru. Katrina memang tidak menonjol tapi identitasnya sebagai pendana misi sangat menarik perhatian. Lebih dari itu dia juga tidak banyak mengatur atau mengobrol, membuat mereka terkadang lupa kalau ada bos sebenarnya diantara mereka. Penampilan wanita yang mendominasi tanpa gentar tadi menyegarkan kembali ingatan mereka tentang keberadaan Katrina. Selain itu Neo juga yakin sama seperti dirinya ada banyak orang yang merasa Katrina sangat seksi kala berdebat dalam bahasa asing.
"Kamu demam?"
Lagi-lagi telinga Neo mengkhianati pikiran terdalamnya, pertanyaan Katrina menyadarkan Neo yang pura-pura memasukkan peralatannya ke tas; "Aku gak demam kok, Kak."
Lelaki itu berlari ke tengah, "Gather up, people!"
[Apaan sih?]
Katrina hanya memutar bola mata dan mengikutinya untuk briefing.
"Pertama kita harus samakan waktu jam tangan kita, sekarang 13.55. Tepat pukul 14 di jam kita, kita akan memulai eksplorasi makam," semua mengikuti arahan Neo.
"Dari tiga terowongan ini kita tak tahu mana yang akan menuntun kita langsung ke makam utama ataupun apa yang akan kita temui di bawah sana. Sekarang set frekuensi walkie talkie kita ke frekuensi yang sama. Frekuensi satu untuk seluruh grup dan frekuensi dua untuk internal grup," Neo memeriksa jam tangannya, "Kita masih punya dua menit sebelum pergi. Terlepas dari keyakinan atau agama aku ingin kita merenung sejenak. Mantapkan hati kita karena ini bukan misi main-main. Siapapun bisa mati dan ketika kita sampai disana, kita hanya bisa mengandalkan satu sama lain."