Seorang pria berambut hitam dengan iris mata berwarna merah juga memakai manset logam ditelinganya memakai seragam sekolah berlogo 'Shage' sedang berdiri santai dihalte bus menunggu bus datang bernama Aiken Kobayashi. Aiken hari ini akan bersekolah di SMA Shagekunin, SMA itu adalah sekolah menengah keatas yang mengajarkan murid-murid dalam berlatih menjadi seorang ninja. Dari yang Aiken tahu, SMA Shagekunin adalah sekolah yang dipegang langsung oleh anggota klan bernama klan ninja Shage.
Tapi pimpinan dari klan mereka sudah meninggal beberapa tahun yang lalu akibat dari sebuah peperangan sengit dari klan ninja lain. Aiken yang hanya murid biasa saja tanpa bakat apapun tiba-tiba saja mendapat sebuah tawaran bersekolah di SMA Shagekunin oleh seorang pria muda yang berumur sekitar 27 tahunnan.
Saat Aiken baru saja lulus dari SMP nya, saat itu tiba-tiba saja seorang pria menemui Aiken dan tiba-tiba saja pria itu menawarkan Aiken untuk bersekolah di SMA Shagekunin, Aiken sempat menolak. Tapi saat pria muda itu menjelaskan tentang sekolah itu, Aiken mulai tertarik dan menerima tawaran dari pria muda itu.
Karena itu tanpa alasan yang jelas, Aiken akhirnya lebih memilih untuk bersekolah di SMA Shagekunin.
Sudah cukup lama Aiken berdiri di depan halte bus, dan anehnya bus nya belum datang juga. Aiken selalu melihat ponselnya, melihat waktu yang sudah semakin siang.
Aiken menghela nafas. "Hah, sepertinya hari ini aku akan telat," ucapnya sambil melihat jam dari ponselnya yang sudah menunjukkan jam 07.30, jadwal masuk SMA Shagekunin jam 07.00, sudah jelas Aiken akan terlambat. Padahal hari ini adalah hari pertama Aiken bersekolah di SMA Shagekunin.
Setelah setengah jam, akhirnya bus pun datang. Beruntung Aiken masih bisa menahan amarahnya karena menunggu cukup lama, dan bahkan sangat lama. Biasanya bus akan tiba saat jam 06.30, tapi hari ini jam 08.00 bus baru sampai.
Setibanya di sekolah, benar-benar beruntung untuk Aiken. Entah kenapa tapi pintu gerbang masih terbuka, padahal sudah jelas sekarang sudah waktunya bel masuk.
"Aku pikir gerbangnya udah ditutup," ucap Aiken datar lalu bergegas dengan cepat berjalan menuju kelasnya sebelum penjaga gerbang datang, karena saat ini penjaga gerbang sedang tidak berada di sana.
Aiken mendapat kelas X-B, cukup baik untuk murid tanpa bakat ninja yang mendapat kelas B. Saat Aiken membuka pintu kelas, di sana sudah ada seorang wanita berambut ungu dengan iris mata berwarna hitam berkacamata berdiri di depan papan tulis tampak sedang menerangkan sesuatu pada murid-muridnya. Wanita itu bernama adalah wali kelas X-B.
"Maaf, saya telat," ucap Aiken dengan wajah datar.
Guru itu tersenyum tipis pada Aiken, "Apa kau sudah tahu aku?" tanya wanita itu.
Aiken menggelengkan kepalanya, "Belum,"
"Namaku adalah Alice, aku adalah wali kelas B ini. Berhubung ini masih hari pertama masuk sekolah, jadi ibu maafkan kamu," ucapnya.
"Baiklah," ucap Aiken lalu berjalan menuju tempat duduk yang masih kosong. Ada tempat duduk kosong yang berada paling belakang dekat pintu jendela, Aiken duduk di sana.
Semua murid di sana melihat Aiken dengan tatapan aneh. Mereka seperti merasa jika Aiken bukanlah murid yang sudah ahli dalam hal ninja.
Semua murid yang berada di kelas B itu adalah murid yang memiliki kemampuan ninja di atas rata-rata. Tapi anehnya Aiken yang sama sekali tidak memiliki kemampuan dalam hal ninja, langung mendapat kelas tingkat atas.
Dan juga sebelumnya ada ujian masuk sebelum pembagian kelas. Mungkin mereka berfikir jika mereka belum pernah bertemu Aiken saat ujian masuk, dan dia langsung mendapat kelas tingkat tinggi.
Aiken memang tidak mengikuti ujian masuk, dan itu sungguh aneh karena walau Aiken tak mengikuti ujian masuk dia tetap mendapat kelas dengan tingkat tinggi. Tapi Aiken tidak menganggap itu aneh ataupun buruk, karena dia tak akan peduli dengan hal itu.
Selama pelajaran berlangsung, Aiken tampak berusaha untuk mencerna apa yang guru jelaskan. Tapi kelihatannya Aiken sama sekali belum bisa memahami apa yang Bu Alice terangkan. Karena apa yang Bu Alice terangkan adalah tentang berlatih ninja dan cara melatih bela diri agar menjadi seorang ninja yang hebat.
Di SMP, Aiken selalu berada peringkat satu, dia selalu pintar dalam semua mata pelajaran. Tapi untuk kali ini dia sama sekali tidak bisa memahami apa yang Bu Alice terangkan di depan.
(Serius kan, aku benar-benar tidak paham apa yang dia terangkan. Semuanya hanya melewati otakku aja,) batin Aiken sambil tetap berusaha untuk tetap memahami apa yang Bu Alice terangkan di depan papan tulis.
Saat jam istirahat, Aiken memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Dia tidak akan mengerti tentang pelajaran di sekolah itu juga hanya mengandalkan penjelasan dari Bu Alice yang malah membuatnya tidak bisa memahaminya.
Tapi saat Aiken akan berjalan menuju pintu, ada seorang pria berambut coklat dengan iris mata berwarna hitam datang menghampiri Aiken.
"Hei ... " panggil pria itu.
Aiken menoleh ke arah pria itu, "Ada apa?" tanya Aiken dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Kenalin namaku Rui, bisakah kita berteman? Aku belum dapet teman nih daritadi pagi," ucapnya.
"Namaku Aiken, baiklah kita berteman sekarang. Apa maksud kau mencari teman adalah mencari teman cewek?" tanya Aiken dengan tatapan dinginnya.
Aiken adalah tipe pria yang egois, memiliki sikap dingin tapi masih mau jika ada seseorang yang mengajaknya berteman. Dia juga memiliki kata-kata yang kadang menyakitkan, dia juga kadang-kadang sadis tidak punya perasaan, tapi kadang dia juga bisa baik walau masih dengan tatapan dinginnya.
"Heh, darimana kau tahu? Apa kau seorang dukun?" tanya Rui sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Aiken penasaran.
"Tidak juga, aku melihat dari gelagatmu," jawab Aiken dengan tatapan dinginnya.
"Heh, kau pintar juga ya. Tapi aku masih bingung deh,"
"Bingung?" ucap Aiken sambil memiringkan kepalanya pertanda dia belum mengerti maksud dari kata-kata Rui.
"Iya, kau tidak ikut ujian masuk kan?" tanya Rui.
"Benar," jawab Aiken datar.
"Tapi, kenapa kau bisa dengan mudahnya dapat kelas B ini, astaga aku aja hampir aja nggak dapet kelas ini lho," ucap Rui.
"Aku tidak tahu, aku sendiri juga bingung," jawab Aiken.
"Hmmm, apakah karena mungkin guru tahu kalau kau murid yang memiliki potensi?" pikir Rui.
"Oh iya, apa kau sudah tahu jika sekolah ini adalah sekolah yang dipegang langsung oleh anggota klan Shage?" tanya Rui.
"Tahu, tapi hanya sedikit," jawab Aiken datar.
"Wah, aku pasti akan sangat senang jika bisa bertemu dengan anggotanya. Mereka sangat hebat lho," ucap Rui.
"Benarkah? Aku tidak tahu itu."
"Astaga, kau tidak tahu! Sebenarnya tujuanmu sekolah di sini itu apa sih?" tanya Rui penasaran.
Aiken tampak terdiam merenungkan sesuatu. "Hmm, aku tidak tahu," jawabnya dengan santainya.
"Heh, astaga," ucap Rui.
"Kau sendiri? Tujuanmu sekolah di sini karena apa?" tanya Aiken dengan wajah datarnya.
"Aku ingin menjadi seorang ninja yang hebat! Aku ingin menjadi anggota klan Shage!" jawab Rui.
(Apakah klan itu sebaik apa yang dia jelaskan?) pikir Aiken dalam hati.