Chereads / Ninja Alliance / Chapter 2 - Bab 2

Chapter 2 - Bab 2

Hari ini juga adalah hari dimana para murid kelas X akan dilatih beberapa pelatihan seorang ninja. Untuk pelatihnya sendiri adalah para guru dan bukan anggota klan Shage. Anggota klan Shage hanya akan turun tangan saat ada murid kelas X yang sudah siap untuk pelatihan khusus mereka dari anggota klan Shage sendiri.

Aiken yang masih belum mengerti tentang apa yang akan dilatih atau apa yang akan dinilai dari pelatihan hanya bisa mengikuti Rui, teman barunya saja.

"Aiken, doakan aku. Semoga aku cepat lulus pelatihan awal dan aku bisa bertemu langsung dengan anggota klan Shage!" ucap Rui yang terlihat bersemangat sambil berjalan disamping Aiken menuju tempat pelatihan.

"Kau jangan berharap jika aku akan mendoakanmu. Aku tak akan melakukan itu, kau hanya temanku dan bukan lebih," ucap Aiken dengan nada dingin.

Rui menghela nafas, "Hah, jangan begitu dong. Doa dari seorang teman itu penting lho," ucap Rui.

(Ngomong-ngomong sebenarnya pelatihannya itu akan seperti apa sih?) pikir Aiken dalam hati.

Setibanya di tempat pelatihan, murid-murid yang lain sudah berkumpul di sana. Mereka tampak terlihat gugup dengan pelatihan pertama mereka. Tapi Aiken yang masih belum mengerti hanya berdiri terdiam disamping Rui sambil melihat murid-murid lain yang tampak sedang meregangkan otot-otot mereka untuk bersiap-siap dalam pelatihan awal mereka.

"Rui. Sebenarnya apa yang akan dilatih sih?" tanya Aiken.

"Hmm, mungkin nanti kita akan berlatih melempar cakram berbentuk bintang (shuriken) atau mungkin ada yang lain," jawab Rui.

(Shuriken, ya. Kayaknya aku pernah baca dibuku tentang shuriken sih,) batin Aiken.

Lalu seorang wanita berambut hitam dikuncir dengan iris mata berwarna ungu dengan pakaiannya yang sedikit ketat datang ke tempat pelatihan.

"Semua murid kelas X, berkumpul di sini semua!" teriak wanita itu, lalu murid kelas X langsung berjalan berkumpul dekat wanita itu membentu lingkaran dengan wanita itu berada ditengah lingkaran perkumpulan murid-murid kelas X.

"Baiklah, sebelumnya aku akan memperkenalkan diri. Namaku adalah Ariane, aku adalah guru yang akan menilai pelatihan awal hari ini!" ucap wanita itu dengan nada tegas.

Dalam pelatihan awal ini, setiap murid akan dites. Setiap murid akan mendapat tantangan untuk melempar cakram berbentuk bintang (shuriken) mengenai sasaran dari target sasarannya. Untuk pelatihan pertama, target sasaran cukup mudah, karena targetnya yang tidak bergerak dan hanya diam ditempat. Tapi mungkin untuk Aiken itu akan sulit, ini pertama kalinya Aiken akan mencoba hal-hal yang berbau ninja seperti itu.

"Wah, kayaknya kalau suruh melempar cakram sih aku bisa. Apalagi targetnya nggak gerak," ucap Rui yang mulai bersemangat lagi.

(Apa aku akan bisa? Kalau aku gagal apa aku akan langsung dikeluarkan dari sekolah ini?) batin Aiken sambil melihat cakram dan juga target sasarannya.

Lalu Ariane Sensei tampak sedang menatap Aiken dari jauh. Ariane Sensei tersenyum tipis saat melihat Aiken, apakah dia punya sebuah rencana khusus untuk Aiken?

Untuk murid-murid yang lain yang sudah memulai tantangannya terlihat baik-baik saja dan mereka semua berhasil dalam pelatihan pertama, bahkan Rui juga berhasil. Aiken mendapat giliran paling terakhir, jadi dia bisa melihat bagaimana murid-murid yang lain melakukannya.

Rui menepuk-nepuk pundak Aiken, "Ayo kawan! Kau pasti bisa!" ucap Rui memberi semangat pada Aiken.

Lalu Aiken dengan santai berjalan mendekati cakram lalu mengambil cakram itu. Ariane Sensei tersenyum tipis saat giliran Aiken memulai tantangannya.

(Hah, apa aku akan bisa? Yang lain melempar tepat sasaran, apa aku bisa?) batin Aiken.

Lalu sebelum memulai melempar cakram yang sudah dia pegang, Aiken mengehela nafas panjang dan mengamati target sasarannya dengan teliti.

(Hah, bodo amat lah! Gagal nggak papa,) batin Aiken.

Wosshhhh....

Lalu Aiken dengan cepat tapi perlahan melempar cakram itu. Dan cakram mulai melesat menuju target sasarannya. Sayang sekali, cakram yang Aiken lempar terlempar melewati target sasaran. Dan bahkan cakramnya sama sekali tidak menyentuh target sasarannya, lemparan Aiken meleset. Murid yang lain langsung tertawa saat Aiken gagal bahkan dalam pelatihan pertama.

Aiken menghela nafas panjang, "Hah, udah aku duga. Ini benar-benar bukan ahliku,"

"Heh, apa dia akan langsung dikeluarkan dari sekolah ini?" ucap salah satu murid.

"Mungkin saja. Lihat aja, dia udah gagal aja," jawab murid yang lainnya.

Aiken yang masih bisa mendengar percakapan mereka, hanya diam saja menatap dengan tatapan dinginnya.

(Hah, udah pasti aku akan dikeluarkan dari sekolah ini,) batin Aiken.

Lalu Ariane Sensei berjalan mendekati Aiken, Aiken sudah langsung berfikir jika Airane Sensei akan langsung memarahi Aiken. Aiken hanya diam saja saat Ariane Sensei berjalan mendekatinya.

Pukkk....pukkk....

Lalu tiba-tiba saja sesuatu terjadi sampai membuat semua murid kelas X terkejut. Ariane Sensei menepuk-nepuk pundak Aiken dengan dia tersenyum tipis pada Aiken.

"Kau harus lebih pintar lagi, Aiken. Kau jangan menyerah hanya karena kau gagal, aku akan mengajarimu," ucap Ariane Sensei yang membuat murid yang lain terkejut dan bahkan Aiken sendiri juga bingung dan terkejut.

(Heh, apa yang terjadi. Seharusnya aku akan dimarahi Jan?) batin Aiken.

Lalu Ariane Sensei mengambil satu cakram lalu memberikannya pada Aiken. Saat Aiken memegang cakram itu, Ariane Sensei langsung memberitahu dan mengajarkan pada Aiken tentang bagaimana cara memegang sebuah cakram dengan benar dan bagaimana cara melemparnya dengan benar agar cakram akan terlempar tepat sasaran.

Saat Aiken melempar cakramnya untuk yang kedua kalinya, akhirnya dia berhasil melempar cakram itu tepat sasaran berkat ajaran dari Ariane Sensei.

"Hmm, lumayan juga. Apa kau sudah mengerti tentang bagaimana cara mengendalikan sebuah cakram?" tanya Airane Sensei pada Aiken.

"Iya. Terimakasih Sensei sudah mau mengajariku," ucap Aiken dengan nada sopan pada Ariane.

"Baiklah, pelatihan hari ini cukup sampai di sini! Pelatihan akan dilanjut besok! Jadi, hari ini kalian bisa kembali ke markas dan beristirahat," ucap Ariane Sensei dengan nada lantang lalu dia pergi meninggalkan tempat pelatihan.

"Kawan, astaga kau kenapa sampai bisa tidak kena marah tadi," ucap Rui.

"Aku tidak tahu," jawab Aiken datar.

"Hah, ya udahlah. Ayo kita pulang ke asrama, nanti aku akan mengajakmu mencari makan," ucap Rui sambil merangkul Aiken dan mengajaknya pergi meninggalkan tempat pelatihan.

SMA Shagekunin akan berada dalam dua metode pembelajaran. Untuk jam pertama pelajaran akan belajar tulis (lisan) oleh guru-guru lain. Saat setelah jam istirahat, mereka akan belajar praktek pelatihan.

SMA Shagekunin juga adalah sekolah menengah keatas yang mempunyai aturan yang cukup ketat. Sudah jelas, SMA Shagekunin juga adalah salah satu dari sekolah elit yang berada di kota metropolis New Aridu itu. New Aridu adalah kota metropolis yang begitu luas akan bangunan-bangunan mewahnya dan juga penduduknya yang banyak, juga teknologi yang semakin canggih.